Nampak bus rombongan studi banding dari pulau kalimantan terparkir di seberang jalan raya. Terbayang - betapa bangga dan bahagia dirasakan oleh segenap elemen pendidikan, mulai dari siswa, guru, karyawan, masyarakat hingga pejabat terkait dengan situasi sekolah yang daftar prestasinya tak muat dipasang dalam lemari. Begitu berjalan 10 meter dari pintu gerbang nampak papan besar bertuliskan "Selamat Datang di Sekolah Asri Kami". Selanjutnya di kanan-kiri tampak taman dengan bunga warna-warni yang terawat dan tertata rapi. Nampak - pajangan gambar, slogan, visi-misi dan berbagai kata-kata yang menyiratkan semangat dan motivasi menyiratkan nuansa lingkungan berpendidikan - tertata rapi dan dinamis di dinding Hall pintu masuk. Di halaman terpajang kokoh papan basket, lapangan dan net volly dengan garis pembatas yang jelas terlihat. Maju beberapa langkah ke kelas 9A dengan tembok dengan cat warna sejuk, tergantung LCD Proyektor di atas ruangan, hiasan dinding dan berbagai administrasi kelas dan kata-kata mutiara penuh makna terpasang di dinding kelas. Bu Ratna Yuli S, dengan menenteng Laptop LENOVO dengan senyum ramahnya menyapa rombongan pengunjung studi banding yang berjumlah 20 orang pada hari itu.
Einstein, Thomas A Edison, Graham Bell dan ahli terapan lain berhasil menemukan teori dan teknologi melalui proses yang panjang, yang semuanya diawali oleh IMPIAN, CITA-CITA dan HARAPAN. Mencoba - gagal - mencoba lagi - gagal lagi - mencoba lagi, adalah menu harian yang menjadi tantangan dan hambatan dalam setiap tahapan. Ketekunan dan kesabaran menjadi hal pokok bagi mereka hingga sukses menemukan sesuatu yang sangat berharga bagi kemajuan peradaban.
Menjadi sekolah yang berkualitas tidak identik dengan sekolah yang banyak piala-nya saja. Juga tidak cukup ditandai dengan jumlah siswa-nya yang banyak Namun, memang sekolah maju dan berkualitas sebenarnya bisa dilihat dari beberapa hal yang secara kasat mata terlihat dalam pandangan di lingkungan tersebut, secara administratif tercatat banyak prestasi yang diraih dalam skala kecil maupun besar dan secara kuantitas nampak banyak siswa dengan aktifitas yang menunjukkan proses pendidikan.
Secara mudahnya, untuk menjadi sekolah yang maju akan muncul indikasi / tanda-tanda yang bisa disaksikan dan dirasakan secara langsung sebagai berikut :
- Lingkungan yang nyaman, asri dan tertata rapi. Hanya sekolah yang mapan dari sistem manajemen yang mampu berfikir dan berorientasi pada pengelolaan lingkungan dan sadar betapa lingkungan sangat berdampak langsung pada jalannya proses pendidikan.
- Status akreditasi, sekolah yang memenuhi kualifikasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengakuan dan penilaian sebagai sekolah berkualitas, bermutu dan unggul. Hal ini secara jelas akan nampak pada status yang mengikutinya, apakah terdaftar, diakui atau disamakan (edisi lama). Status edisi terbaru dengan akreditasi A, B atau C. Dilain standar ada klasifikasi SBI, RSBI dan SSN, sekolah plus dan lain-lain. Predikat / status akreditasi ini berkait erat dengan sistem administrasi, artinya kelengkapan dan keteraturan dokumen penunjang sebagai lembaga pendidikan.
- Guru yang profesional dengan pengetahuan yang up to date dan memadai. Profesional dalam arti berbasis kerja/kinerja yang dapat dilihat dalam proses melaksanakan tugas sebagai seorang guru. Upto date dalam arti pembaharuan pengetahuan, wawasan dan cara kerja mengikuti perkembangan zaman dan regulasi yang selalu berubah. Setidaknya faktor pengalaman (jam terbang) yang dimliki guru profesional memberi nilai tersendiri dalam pelaksanaan proses pembelajaran hingga evaluasi dan hasil pembelajaran siswa. Guru profesional apakah hanya guru yang sudah bersertifikasi ? Bisa ya, bisa tidak - (akan kami bahas dalam bab tersendiri) pada bab lain.
- Kuantitas siswa. Jumlah siswa yang banyak (sesuai kuota/daya tampung) adalah salah satu indikasi bahwa sekolah tersebut maju dan diminati para siswa dan orang tua. Dengan jumlah siswa yang besar siswa akan merasa senang dan bangga dengan banyaknya teman. Akan berbeda dengan sekolah yang jumlah siswanya sangat kecil dan terasa sepi dan kosong.
- Kedisiplinan siswa. Akan sangat nampak siswa yang terbimbing dan tidak. Disiplin akan muncul dalam sekolah yang terpola dalam pembinaan kedisiplinan, juga akan berdampak dalam setiap kegiatan baik akademik maupun kokurikuler. Tingkah laku, tutur kata, unggah-ungguh sangat terasa pada sekolah dengan kedisiplinan yang terjaga, tidak urakan, tidak sembarangan dalam bersikap dan bertutur kata.
- Kegiatan ekstra-kurikuler. Sekolah yang maju dan memiliki visi yang maju akan sangat memperhatikan pada pemenuhan dan penanganan kegiatan ekstra-kurikuler bagi siswa. Bukan sekedar banyaknya jenis kegiatan ekstra-kurikuler, namun lebih mengacu pada CONTENT (isi) kegiatan tersebut. dan bukan ASAL ADA / ASAL JALAN. Kegiatan yang asal ada / asal jalan biasanya tidak terencana dngan jelas, sehingga kegiatan itu-itu saja - tanpa tambahan / kemajuan yang berarti.
- Prestasi ekstrim. Prestasi dari suatu mata pelajaran, lomba atau kegiatan yang luar biasa akan berdampak sangat positif dalam pembangunan brand dan motivasi tersendiri pada lingkungan sekolah untuk bekerja, belajar dan berusaha lebih maju lagi. Di suatu sekolah di Semarang, calon siswa sampai dibidik (diincar) untuk masuk ke sekolah tersebut karena sudah melihat bakat dan prestasinya, kemudian siswa tersebut diolah/di-DIKLAT-kan sehingga menjadi benar-benar BERKELAS dan berhasil EMAS yang berprestasi di tingkat Nasional.
- Sarana-Prasarana. Inilah yang terakhir yang secara alami akan mengikuti, sebagai sekolah yang maju maka berbagai usaha akan memunculkan berbagai jalan untuk pembenahan sarana prasarana. Dan jalan untuk membenahi dan melengkapi sarana prasarana terasa begitu mudah datang dari bantuan yang ada di pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar