Suatu gambar, foto atau video bisa tampak indah, bagus dan luar biasa lebih dari aslinya bila tepat dalam metode pengambilan gambar yang meliputi posisi, sudut (angle) dan penataan cahaya. Demkian juga yang terjadi pada manusia (individu), institusi atau lembaga juga bisa nampak cantik / bagus, istimewa dan luar biasa jika yang menjadi tolok ukurnya tepat dan sesuai dengan sisi yang merupakan keunggulan dan keistimewaan yang dimiliki. Inilah kiranya yang terjadi dengan sekolah kita tercinta, SMP Negeri 2 Kepil. Di permulaan tahun 2016 baru berjalan beberapa minggu, sadar atau tidak ternyata banyak karunia yang diberikan pada diri kita, pada keluarga kita, pada pekerjaan kita dan pada sekolah kita. Mungkin banyak teman-teman guru kita yang tidak merasakan apa yang dirasakan oleh teman-teman di sekolah lain tentang sekolah kita, bahwa sekolah kita ini ternyata begitu istimewa dengan berbagai atribut istimewa yang tak dimiliki sekolah lain. Tidak disangka, bahwa sekolah pinggiran - yang sebagian orang menyebut berlokasi di NDOGLEK, Randusari Kepil bisa sehebat ini. Berbagai prestasi dan predikat yang disandang oleh sekolah di pedesaan dan jauh dari kota ini. Apa yang hebat, apa yang luar biasa ?
Pertama, Akreditasi A, nilai A dalam status akreditasi adalah kebanggaan, prestasi dan hal yang luar biasa sebagai sekolah kecil yang jauh dari pusat kota. Perjuangan bagi sekolah untuk mendapatkan status akreditasi A bukanlah sesuatu yang mudah, ada banyak persyaratan administrasi yang harus dipenuhi. Kedua, SSN – sekolah standar nasional, betapa kita yang sekolah kecil di dusun Sirandu alias Ndoglek yang beberapa tahun lalu tak nampak selayaknya sekolah pavorit ternyata memiliki prestasi sebagai sekolah standar nasional, membuat sekolah ini setara dengan sekolah-sekolah maju yang ada di perkotaan. Di Kepil hanya ada dua sekolah saja, dan lihat berapa sekolah di Wonosobo ini yang memiliki pedikat ini. Ketiga, Kurtilas – sekolah pilot proyek percontohan peneraapan kurikulum 2013. Dengan segala keterbatasan ternyata sekolah ini ditunjuk sebagai sekolah pilot, ini bukan hanya kebetulan dan tanpa sebab. Betapa banyak sekolah yang merasa sudah besar dan merasa mampu namun tidak ditunjuk sebagai sekolah pilot K-13, hingga tak jarang muncul komentar dengan nada miring yang intinya berbunyi “kok bisa SMPN 2 Kepil ditunjuk sebagai pilot project, apa istimewanya”. Keempat, pendidikan keluarga, yah sekolah ini ditunjuk sebagai pilot project program pendidikan keluarga, yang bertujuan sebagai lembaga pendidikan yang melibatkan siswa, orang tua dan masyarakat.
Siapa yang berperan ?
Tentu saja banyak pihak yang turut membentuk sistem di sekolah ini nampak bagus walau dalam keterbatasan. Yang pertama tentu saja para pimpinan dan mantan pimpinan yang pernah mengendalikan sekolah pada beberapa waktu yang telah berlalu sangat besar peran dan kontribusinya. para pembantu pimpinan, guru dan karyawan serta seluruh murid dan masyarakat. Semua predikat dan prestasi bukanlah sebuah kebetulan saja. Sejalan dengan hukum sebab akibat, hukum kausalitas atau senada dengan peribahasa "ada api ada asap", maka semua yang diperoleh saat ini terjadi karena banyak sebab yang menjadikan sekolah kita layak mendapatkan predikat dan prestasi istimewa ini. Prestasi ini bukan hasil “sulapan” sekejap, namun pasti hasil kerja yang panjang dan tanpa pamrih dari mereka-mereka yang memiliki motivasi itnggi, etos kerja yang utama,, semangat juang serta pengorbanan yang luar biasa. Satu hal perlu dicatat dengan huruf tebal adalah bahwa "Kesuksesan sekolah ini tidak mungkin dihasilkan dari mereka yang pemalas (telat-an), mereka yang seenaknya atau semaunya sendiri (apatis), mereka yang datang dan pergi sesuka hatinya, mereka yang hanya bekerja jika terkait dengan dirinya (egois), mereka yang selalu berorientasi pada hasil uang dan tak mau rugi".
Menyikapi perbedaan.
Unsur pembentuk sistem dalam institusi adalah individu-individu dengan karakter yang bermacam-macam. Setiap individu turut andil dalam membangun kinerja dalam sebuah institusi. Mengambil hikmah dari komponen pembentuk rumah, tiang bisa dibuat dari kayu yang berbeda-beda, tentu kayu abasia berbeda dengan jati. Demikian juga untuk atap, genteng Kebumen tentu berbeda dengan genteng Salaman. Senada dengan bangunan rumah, maka fungsi manajemen dan setiap unsurnya sangat dipengaruhi oleh masing-masing individu. Di sinilah akan terlihat dengan jelas mana unsur yang bisa berpadu dengan yang tidak, yang dalam bahasa manajemen sering disebut dengan istilah intelegensi, credibility, integrity, dan loyality. Sinergi antara satu dengan yang lain mampu membuat sebuah proses menjadi lebih bermakna dan berdaya guna. Bagaikan bangunan rumah, setiap komponen sama pentingnya dalam menyangga rumah agar kokoh berdiri. Tiang adalah penyangga utama, dialah yang menopang balok rangka atap, namun dia hanya bisa berdiri di atas pondasi yang kuat dan berkaitan erat dengan tiang lainnya, dia juga hanya dapat bertahan jika terlindung dari hujan dan terik matahari yang bisa membuatnya rapuh dan keropos. Demikian pula bagian yang lainnya mempunyai peran yang berbeda namun memiliki satu visi yang sama.
Intelegensi, kredibitas, integritas dan loyalitas adalah unsur penting dan harus ada dalam sebuah institusi (sistem manajemen). Sebagai contoh kami cuplik-kan salah satunya yaitu intelegensi, yang identik dengan kecerdasan. Adanya orang-orang.yang memiliki inteligensi yang tinggi adalah mutlak bagi sebuah institusi untuk bisa maju lebih cepat. Orang yang memiliki inteligensi tinggi mampu berfikir dan berbuat "seakan" menembus ruang dan waktu, mampu melakukan sesuatu yang tidak dilakukan orang kebanyakan, sehingga sebuah institusi bisa melakukan akselerasi berlari dengan kecepatan yang lebih tinggi. Namun demikian faktor intelegensi bukanlah segala-galanya, artinya orang dengan inteligensi tinggi tidak selalu baik jika dia tidak didukung dengan lingkungan yang baik, apalagi jika tidak dilengkapi dengan tiga unsur lainnya. Pembahasan tentang Inteligensi apa saja yang menopang kemajuan sebuah sistem dan berapa jumlah minimal dibutuhkan untuk bisa membawa sebuah institusi mampu ber-akselerasi, serta tiga unsur lainnya - secara lebih rinci - akan kami tuliskan pada kesempatan lain dalam tema khusus terkait materi ini.
Untuk mengakhiri tulisan ini kami mengajak kita semua untuk mensyukuri anugerah besar yang telah kita terima di sekolah tercinta ini, untuk merasa bangga dan percaya diri bahwa ternyata kita mampu berbuat sesuatu yang baik dan membawa kesuksesan bersama. Mari secara bersama-sama kita jaga amanah yang telah diberikan kepada kita. Tak perlu berebut untuk mendapat pengakuan siapa yang paling berperan, siapa yang paling hebat, karena tidak bisa hebat sendiri dalam sebuah sistem. Hal lain yang perlu dijaga adalah tidak merasa ekslusif (khusus) sehingga semua serba khusus. Rasa hebat, rasa ekslusif dan rasa besar akan merusak kebersamaan, dan rasa inilah yang banyak menyebabkan masalah, Tiga hal yang merupakan pangkal keburukan, yaitu : 1) sombong, 2) hasad dan 3) bakhil. Tetap rendah hati, ikhlas dan mudah berbagi adalah hal kebalikannya yang akan membawa kebaikan, kedamaian dan kebersamaan dalam kesuksesan.
Ikhlas adalah salah satu kuncinya, namun sifat ikhlas adalah barang yang langka saat ini, betapa banyak orang yang sudah sukses, pekerjaan dan posisi mapan, gaji dan tunjangan yang lebih dari cukup namun rasa ikhlasnya telah menjauh atau bahkan telah tiada. Sebagai pembanding, lihat mereka yang jalan hidupnya masih penuh perjuangan, harus berjuang untuk bisa bekerja, berjuang untuk bisa makan, berjuang untuk pantas bermasyarakat dan untuk bisa turut membantu sesama, hanya ikhlas yang mereka punya. Mari kita kuatkan diri untuk selalu memperbaiki kualitas diri, memperbaharui motivasi dan menambahkan semangat untuk mengabdi mendidik murid kita dengan profesioanl dan penuh dedikasi, dengan segenap perhatian dan sepenuh hati. Semoga niat tulus kita, tugas mulia kita dan semua hasil kerja kita menjadi amal kebaikan yang akan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia, amin. Selamat beraktifitas, semoga sukses. <38700>