text

Selamat Datang di Blog SMP N 2 Kepil Wonosobo ... Sekolah SEJUTA IMPIAN, ... Awali Suksesmu Dari Sini ... Mulailah segala sesuatu dengan BISMILLAH ...

Sabtu, 21 November 2015

Inovasi -4 : Sosialisasi Konsep Sebagai Media Kontrol dan Koreksi

Dalam suatu perusahaan, yang menjadi indikasi tingkat kemajuan sebuah perusahaan berada pada perubahan yang terus menerus. Perusahaan yang monoton dan tidak mengadakan perubahan akan mati secara perlahan-lahan. Perubahan mutlak dilakukan pada berbagai sisi dan bidang yang dianggap krusial. Salah satu bentuk perubahan dapat dilihat dalam bentuk iklan (advertising), yang sebagiannya berupa tag line perusahaan atau sering disebut slogan. Sebagai contoh Suzuki pernah mengusung slogan "Inovasi Tiada Henti", berubah dan terus berubah, dan yang terakhir slogan Suzuki adalah "Way of Life". Begitu juga dengan Honda dengan "One Heart", Telkom dengan "The world in your hand", PLN dengan "Listrik untuk hidup yang lebih baik", Pegadaian dengan "Mengatasi masalah tanpa masalah" dan masih banyak lagi. Demikian juga di dunia pendidikan (sekolah) yang juga ikut membuat tag line (slogan) sebagai wujud visi untuk berubah menjadi lebih baik. Slogan "Berani Tampil Beda" adalah satunya, yang menjadi trade mark salah satu sekolah berkembang di Kabupaten Magelang. Slogan ini juga dipakai oleh SDN Ibu Jenab 1 Cianjur. Ternyata slogan tidak hanya sebatas kata biasa, namun merupakan ruh yang mampu menghidupkan jiwa para pengusungnya sehingga benar-benar berdampak positif ditandai dengan banyaknya prestasi yang diraih. Inilah esensi dari pentingnya konsep untuk terus melakukan inovasi.

Sebagai  penguatan kembali tentang pentingnya konsep baru sebagai bentuk perubahan, bahwa untuk mengusung sebuah konsep baru itu tidak harus sama sekali baru, tidak harus sama sekali murni karya sendiri, dan tidak harus menunggu datangnya ilham di tengah tidur malam. Konsep baru bagi siswa dan sekolah kita bisa diperoleh dari mana saja, dari siapa saja dan kapan saja. Bisa diadopsi dari sekolah lain, bisa dari modifikasi karya guru yang lain, bisa dari hasil studi banding di kabupaten lain atau bahkan dari hasil browsing di internet atau media elektronik yang lain. Intinya bahwa konsep itu telah kita kaji, telah kita revisi,telah kita uji dan telah kita modifikasi sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi.

Alhamdulillah, hanya atas karunia-Nya semata kami bisa eksis untuk melanjutkan melanjutkan tulisan ini. Pada edisi sebelumnya membicarakan konsep yang merupakan ruh utama inovasi. Tidak banyak yang bisa bertahan pada fase ini, walau sekedar membaca atau menyimak. Apa lagi yang berani memegang teguh sebuah konsep yang baru, sebagian besar memilih pergi dan lari karena takut terbebani. Namun bagi mereka yang memiliki rasa peduli dan menyadari betapa pentingnya perubahan,  mereka akan bertahan dengan segenap kesabaran untuk membuat sebuah konsep baru yang berbeda. Konsep yang jelas tujuannya (goal), konsep yang jelas aplikasinya, konsep yang berorientasi semata-mata untuk kebaikan banyak orang (terutama siswa), konsep yang up to date dan berkesinambungan. Mari, kembali kita lanjutkan bahasan seri Inovasi ini, dan untuk tulisan yang ke-4 ini akan berfokus pada sosialisasi / publikasi.

Setiap rencana baru, setiap perubahan, setiap langkah menuju kemajuan sebaiknya dilakukan proses sosialisasi dari konsep yang ditawarkan. Ini yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan maju, oleh lembaga pendidikan bonafide, oleh organisasi non profit yang sukses dan bahkan oleh toko/supermarket yang sangat mengutamakan pelayanan. Sosialisasi dilakukan pada semua tingkatan dari level paling bawah (karyawan) hingga level tertinggi (manager / direktur). Sosialisasi adalah sarana uji publik (studi kelayakan) terhadap sebuah konsep, gagasan, atau ide yang bersifat baru. Hal yang paling mendasar dari proses sosialisasi adalah bertujuan agar sebuah rencana, sebuah ide, sebuah gagasan, dimengerti dan dipahami oleh seluruh elemen dan unsur dalam suatu lingkup kerja tertentu.

Sebagai bahan pembanding, sedikit kami akan memberi beberapa gambaran tentang pentingnya sosialisasi / uji publik ini. Pertama, bila seorang mahasiswa hendak membuat tugas akhir (skripsi), maka wajib baginya untuk mengadakan seminar dari judul tugas akhir yang akan dilakukannya. Pada seminar itu akan ada pertanyaan, sanggahan, saran dan masukan sebagai bahan koreksi untuk kelanjutan penelitian dan penyelesaian tugas akhir tersebut. Kedua, seorang guru produktif di SMK jurusan mesin produksi harus/wajib membuat Job-sheet (lembar kerja) dan dipresentasikan pada setiap awal semester atau tahun ajaran. Job-sheet, semakna dengan istilah “Gambar Teknik” adalah bahasanya orang teknik. Dalam dunia teknik mesin pada umumnya berupa lembaran berupa gambar benda kerja yang akan dikerjakan / dibuat siswa dalam praktik di bengkel kerja sekolah. Dalam job-sheet tercantum gambar yang lengkap dan jelas, jelas ukurannya, jelas bahannya, jelas metode pengerjaannya, jelas waktunya dan jelas aturan penilaiannya. Pada muara akhirnya, dengan job-sheet itu dapat dihitung berapa kebutuhan bahan dan berapa biayanya. Dari dua contoh di atas kiranya kita bisa mengambil kesimpulan mengapa, untuk apa dan bagaimana pentingnya sosialisasi/uji publik sebuah konsep.

Sosialisasi bukan bertujuan untuk PAMER yang isinya unjuk kebolehan, lomba kemampuan, gaya-gayaan atau bangga-banggaan. PAMER hanya berorientasi memperoleh pujian semata dan anti terhadap kritik. Hal ini sangat berseberangan dengan hakikat sosialisasi yang lebih berfokus untuk proses uji publik yang lebih bertujuan untuk koreksi. Dalam proses uji publik ini sangat berpeluang mendapatkan saran, masukan dan dukungan yang merupakan sarana untuk koreksi dari sebuah rencana, konsep atau gagasan baru. Secara rinci tujuan dari sebuah sosialisasi / publikasi adalah sebagai berikut.
  • Proses sosialisasi berfungsi sebagai pengenalan dan pemaparan. Suatu ide, gagasan, konsep dan pemikiran yang bersifat baru, konstruktif dan inovatif terkait suatu hal baru sangat perlu untuk dikenalkan dan dipaparkan sehingga semua elemen mengetahui adanya suatu yang baru, yang diharapkan  akan bermanfaat bagi kelancaran sebuah proses menuju taraf yang lebih baik. Jangan terjadi ada kegiatan baru yang menimbulkan berbagai masalah dengan efek domino hanya karena tidak adanya sosialisasi kepada publik.
  • Proses sosialisasi berfungsi sebagai media kontrol dan kendali. Kontrol dan kendali berfungsi untuk memantau apakah konsep itu sudah bagus, kurang bagus, atau tidak layak hingga perlu pembenahan. Fungsi kontrol juga sangat dibutuhkan sebagai kajian dan analisa terhadap berbagai aspek yang terkait termasuk alokasi waktu dan pembiayaan. Jangan sampai suatu konsep baru menyebabkan biaya yang over kuota sehingga memberatkan bagian pengelola anggaran.
  • Proses sosialisasi berfungsi menguji relevansi dan kontekstual. Suatu kegiatan harus cocok dan ada relevansinya dengan kegiatan induknya dan tidak berseberangan jalur dengan kegiatan utamanya, inilah yang dimaksud dengan adanya relevansi. Sedangkan kontekstual artinya muatan kegiatan bersifat terbaru dan tidak kadaluarsa. Relevansi dan kontekstual bisa diartikan sesuai dengan aturan dan regulasi yang ada. Berikut ini adalah conoth bentuk kegiatan yang tidak relevan dan tidak kontekstual, misalnya untuk praktik di mapel TIK jangan sampai materi dan kegiatannya hanya mengetik surat terus-menerus hingga 6 kali pertemuan, atau dalam mapel IPA mempelajari gerak edar planet hingga 7 kali pertemuan, atau mapel penjaskes kegiatannya hanya volly hingga 8 kali pertemuan, begitu pula untuk mapel-mapel lainnya.
“Tak ada gading yang tak retak” atau istilah asing “No body is perfect” adalah senjata paling ampuh untuk berlindung dan berlepas diri dari proses perubahan. Memang tak ada manusia yang paripurna, tak ada jiwa yang sempurna, karena kita manusia biasa yang pastinya punya berbagai kelemahan dan kekurangan. Namun sesungguhnya kelemahan yang paling besar adalah tidak adanya kemampuan untuk menyadari di mana kekurangan diri, dan hal ini berakibat rendahnya kemampuan diri untuk berubah memperbaiki diri serta lemahnya motivasi untuk melakukan inovasi. Oleh karena itu kita butuh orang lain untuk mengoreksi dan mengevaluasi diri kita. Di sinilah peran dan fungsi sosialisasi, publikasi dalam rangka koreksi terhadap jati diri.

Jika di perusahaan selalu ada meeting yang rutin dan terjadwal, jika di perguruan tinggi ada seminar judul skripsi terkait sebuah rencana penelitian, dan jika di SMK ada job-sheet berbagai gambar kerja, maka selayaknya di sekolah umum lainnya –termasuk kita- untuk melakukan  sosialisasi, publikasi atau uji publik terhadap konsep, ide dan gagasan baru kita. Intinya dalam sosialaisasi adalah adanya proses komunikasi yang baik yang dilakukan di awal periode, sebagai bentuk evaluasi awal dari sebuah konsep yang akan dilaksanakan dalam satu waktu tertentu. Jangan takut untuk melakukan sosialisasi, publikasi dan uji publik dari konsep bagus yang belum terungkap dan ide cemerlang yang pernah tersirat, karena sesuangguhnya teman-teman guru dan terutama siswa menunggu karya hebat kita. Ibu Yani dengan english day-nya, Ibu Prihatin dan Ibu Rini add teaching IPA-nya, Pak Yus dengan prototipe demografi-nya. Sosialisasi, publikasi dan uji publik adalah kesempatan bagi mereka yang ingin berbenah, ingin perbaikan dan ingin pembaharuan untuk menghasilkan karya dan kerja terbaik dalam mendidik anak-anak yang telah diamanahkan orang tua mereka. Mari terus melakukan inovasi menuju perubahan yang lebih baik, insya-Alloh. Selamat beraktifitas, semoga sukses <35240>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar