Jakarta (ANTARA
News) - Kurikulum 2013 dinilai tidak disiapkan dengan baik sehingga
perlu dimatangkan dulu sebelum dilaksanakan agar memperoleh hasil yang
baik.
"Kalau prosesnya tergesa-gesa maka akan jadi prematur,"
kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta Komarudin
dalam Seminar Nasional dan Temu Forum Komunikasi Program Studi Pendidika
Sosiologi-Antropologi Indonesia di Universitas Negeri Jakarta, Rabu.
Jika kurikulum itu dilaksanakan saat ini, katanya, maka akan banyak kekurangannya sehingga harus dimatangkan terlebih dahulu
Namun
Komarudin tidak menolak kurikulum tersebut jika hal itu dalam rangka
perbaikan kurikulum, apalagi isi dari kurikulum 2013 belum diuji publik.
Ia mengatakan uji publik yang telah dilakukan baru strukturnya saya
tapi belum isi kurikulumnya sehingga belum ada tanggapan dari
masyarakat.
Sementara itu Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Jakarta, Robertus Robert mempertanyakan penyatuan
pelajaran Sosiologi dan Antropologi. "Pertanyaannya bagaimana pemahaman
mengenai disiplin ilmu dalam kurikulum 2013?," tanya dia.
Ia mengatakan jika dilihat dari dokumen kurikulum 2013, kurikulum ini membedakan sosiologi dan antropologi.
Sosiogi di ditempatkan dalam disiplin ilmu sosial sedangkan antropologi dalam ilmu humaniora.
"Sayangnya dalam penyusunan kompetensi inti dan kompetensi dasar kedua disiplin ini dicampuradukan," katanya.
"Pencampuran ini menunjukan bahwa khasanah disiplin ilmu tidak diikuti dalam menyusun dan membedakan mata pelajaran," katanya.
Departemen Agama
Sindonews.com - Kementerian Agama (Kemenag) akan
menerapkan kurikulum 2013 pada 2014 pada sekolah Madrasah Itidaiyah
(MI), Madrasah Sanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah (MA). Namun,
Kemenang terlebih dahulu akan melakukan perbaikan dalam mempersiapkan
tenaga guru dan pengajar.
"Nantinya akan kita buat
pelatihan-pelatihan untuk guru agar lebih mantap menjalankan kurikulum
2013 di 2014," ujar Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali saat ditemui
di Gedung Kemenag dalam Rapat Pimpinan (Rapimnas) di Jakarta, Rabu
(1/4/2013).
Ia melanjutkan, dalam mempersiapkan tenaga guru
tentunya harus dihitung juga target 100 persen pencapaian untuk
sekolah-sekolah Madrasah negeri dan mencapai Madrasah swasta.
Menurutnya, secara teknis hal itu sulit dilaksanakan sehingga
dikhawatirkan pada saat diterapkan akan mengalami kegagalan dan hal
tersebut pasti akan berdampak pada pelaksanaan pendidikan.
"Saya
juga sudah melaporkan kepada Wakil Presiden Boediono semalam dalam
pertemuan. Khawatir ada yang tidak terpenuhi di awal ajaran baru
sehingga berpengaruh pada penerapannya." Ujarnya.
Dia mengatakan,
semula perencanaan pelaksanaan kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara
bertahap. Namun, karena akan diterapkan pada 2014, maka kurikulum 2013
akan diterapkan pada MI kelas 1, 2, 4 dan 5. MTs kelas 7 dan 8 serta MA
kelas 10 dan 11.
"Semula pada 2013 akan dilakukan bertahap MI
kelas 4, MTs kelas 7 dan MA kelas 10 saja namun kita rubah karena mundur
2014," kata dia.
Lanjut Menag, dirinya telah menekankan kepada
Dirjen Pendis. Untuk menghitung secara jelas, tajam dan terperinci untuk
melaksanakan sampai 100 persen. Karena hal tersebut dapat disebut suatu
prestasi jika Dirjen Pendis bisa melaksakan secara keseluruhan.
Suryadharma
mengatakan, terkait hal tersebut dia menekankan dalam penggunaan
anggran Pendis tentunya diharapkan ada budgeting yang jelas dan bisa
diperhitungkan dengan baik.
"Misalnya dalam penggadaan buku
haruslah diperhitungkan kegunaanya. Karena kita akan akan menggunakan
buku tersebut di 2014," tegasnya.