text

Selamat Datang di Blog SMP N 2 Kepil Wonosobo ... Sekolah SEJUTA IMPIAN, ... Awali Suksesmu Dari Sini ... Mulailah segala sesuatu dengan BISMILLAH ...

Sabtu, 20 Desember 2014

Manajemen -9 : Merasakan Hati Mereka, Mari Kita Bantu Ringankan Beban dan Kebutuhannya - Manajemen Keuangan, Membangun Empati dan Simpati

Tampak depan gedung SMPN 2 Kepil masih belum layak untuk dikatakan sebagai sekolah yang bagus. Trenyuh, menyentuh dan mengeluh. Sekilas tampak seperti PDAM, kotak penampung air. Sedianya pada lantai 2 sudah berdiri gedung megah dengan papan nama dan logo sekolah. Namun begitulah adanya. Memang, hidup bahagia dengan semua kebutuhan yang tercukupi adalah dambaan setiap anak, setiap orang tua dan siapa saja. Bagi yang sejak kecil terbiasa hidup senang, semua kebutuhan  tersedia dan semua keinginan terpenuhi, mungkin tidak akan bisa merasakan betapa kenyatan di luar sana masih banyak orang yang menderita. Namun ternyata tidak semua orang bernasib baik dan memiliki kesempatan dan kecukupan seperti yang diharapkannya. Inilah sumber ispirasi untuk memulai tulisan Manajemen -9 kali ini, tentang ekonomi, tentang keuangan sekolah.

Kita bisa simak jalan hidup seorang anak kecil kelas 1 SMP yang harus berperan menjadi orangtua. Tasripin adalah salah satu contohnya, dia harus mengurusi ketiga adiknya, memandikannya, menyuapinya, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya. dia harus mengurus dan menyediakan makanan dan segala keperluan adik-adiknya. Sementara dia juga harus sekolah. Bisa dibayangkan betapa beratnya beban yang harus dipikulnya, betapa bertumpuknya masalah yag harus dipikirkan di kepalanya, betapa sesak dadanya merasakan himpitan kebutuhan hidupnya, sementara kedua orang tuanya tidak berada di dekatnya, sedang merantau mengadu nasib karena kondisi dan suratan nasib yang dialaminya. Bayangkan atau rasakan jika itu terjadi pada diri kita, anak kita atau orang terdekat kita. Kebetulan penulis benar-benar pernah merasakan hal yang sama ketika usia yang sama (1986).

Senada dengan Tasripin, di SMPN 2 Kepil demikian juga adanya, ada bagian (personil) yang merasakan susahnya mengatur keuangan, sulitnya mencukupi berbagai kebutuhan. Ibu Sri Supami dan Bpk Ismain, S.Pd adalah salah satu dari mereka yang menjadi pribadi yang harus bisa berpikir dan berperan ganda. Beliau harus berpikir keras, bersabar sambil menahan diri agar bisa mencukupi banyak kebutuhan orang lain. Bisa jadi ketika dia berpikir keras, sibuk menata keuangan, kurang tidur, kurang makan, di sisi lain orang-orang yang dia pikirkan kebutuhannya tidur lelap, makan lahap dan tersenyum lebar ketika menerima santunan SPPD yang jumlahnya bisa melebihi batas maksimal yang harus dibayarkan. Itulah pekerjaan bendahara sekolah atau bendahara BOS di sekolah.

Manajemen keuangan antara sekolah swasta berbeda dengan sekolah negeri. Sekolah swasta yang bisa mengatur dan merencanakan sendiri tata kelola keuangannya, sehingga akselerasi bisa diatur sesuai analisa kebutuhan dan kebijakan. Berbeda dengan sekolah negeri yang harus mengikuti pola aturan yang lebih ketat dan terbatas, karena sudah ada PAGU (panduan penggunaan) untuk alokasi dana dari pemerintah. Ada sekolah swasta bisa memungut iuran dari siswa hingga ratusan ribu tiap bulan, siswa membayarnya dengan penuh kesadaran. Salah satu contohnya SMP Muhamadiyah 4 Yogyakarta, berdasarkan perhitungan besarnya biaya pendidikan di SMP Muhammadiyah 4 sebesar Rp 4,5 juta per anak per tahun. Dana tersebut tidak bisa dipenuhi dengan BOS yang diberikan pemerintah pusat sebesar Rp 575 ribu per tahun.
Maka kemudian harus ditambah dengan iuran dari siswa untuk mencukupi kebutuhan dana sesuai yang diperlukan. Namun demikian antara sekolah dan siswa (orangtua) sudah saling terbuka dan menyadari bahwa untuk suatu lembaga pendidikan yang mengedapankan mutu dan kualitas dalam layanan, ilmu, sarana yang memang sangat diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran.

Uang  BOS  pada  kenyataannya  belum  cukup  untuk menyelenggarakan  sekolah.  Maka kemudian muncul BOS pendamping yang dianggarkan oleh peerintah daerah. Dengan kata lain, BOS belum   mampu   mencukupi   sepenuhnya   kebutuhan operasional  sekolah.  Di  berbagai  daerah  ada  bermacam reaksi  terhadap  kebijakan  pendidikan  gratis.  Dari  reaksi - reaksi  masyarakat  tampaklah  bahwa  ide  pendidikan  gratis masih   belum   dipahami   dengan   jelas   dan   benar   oleh masyarakat. Pendidikan  gratis  ditangkap  bahwa  siswa  tidak  lagi dibebani  dengan  bermacam-macam  biaya  mulai  dari  uang pangkal,  uang  sekolah,  uang  komite,  dan  buku  penunjang utama.

Peran serta masyarakat, dalam hal ini orang tua siswa sangat dibutuhkan. Pihak sekolah (guru dan pejabat sekolah) harus pandai dan jeli untuk bisa melihat sisi dan bagian mana yang bisa melibatkan siswa (orang tua) dalam pendanaan pendidikan. Tujuannya agar proses pendidikan bisa berjalan sesuai tuntutan standar mutu namun tidak harus menambah/mengambil dari anggaran sekolah yang lain. Contohnya praktikum IPA, Seni Budaya dan Prakarya, siswa membawa spesimen sendiri dari alam sekitar, sehingga tidak perlu anggaran pengadaan bahan yang jika diuangkan jumlahnya bisa ratusan ribu rupiah. Begitu seterusnya dalam mapel-mapel yang lain. Totalitas dari guru sangat diharapkan perannya dalam masalah ini. Jangan sampai terkesan guru tidak mampu. Guru harus mau belajar dan harus menguasai. Kalo siswa yakin gurunya mampu maka siswa akan senang dan siap diatur untuk aktif dalam pembelajaran.

Dari gambaran dan realita di atas, sekolah swasta bisa lebih maju dan lebih cepat dalam proses akselerasi kemajuan dan pemenuhan kualitas layanan pendidikan, karena dana bisa tercukupi dengan mudah dari iuran siswa. Sekolah negeri sekelas SMPN di kota juga bisa lebih maju baik dari segi sarana, layanan dan mutu. Lalu apakah kita sekolah kita ini akan begini terus. Siapa yang harus bertanggung jawab ? Siapa yang siap menjadi pioner dan pejuang untuk membangunkan panglima, punggawa, senopati dan prajurit yang merasa telah merdeka, dan menikmati hidangan kemerdekaan yang penuh dengan kenikmatan.

Kemajuan sekolah tidak bisa dibebankan pada kepala sekolah semata, karena kepala sekolah sangat terbatas periode masanya, sekian tahun sudah rolling dan bergeser ke sekolah lain. Justru pada pundak panglima, punggawa dan senopati yang tak lain para guru dan pejabat sekolah terletak kunci kesuksesan dan kemajuan sekolah itu berada. Memang sangat dibutuhkan pejabat / guru yang kompeten, yang berjiwa pejuang, yang berorientasi mutu, bervisi pada pelayanan. Bukan pejabat / guru yang berjiwa priyayi, yang maunya dilayani, dihormati dan dicukupi. Sangat dibutuhkan pribadi-pribadi yang jiwanya terpanggil untuk kerja bakti, ikut andil untuk mengabdi, siap melayani  yang ikut andil bisa memulai untuk membuat sekolah kita bisa berjalan lebih cepat, berlari dan berakselerasi untuk menjadi lebaih baik dalam segala sisi. Muda tua bukan pembeda, laki-laki wanita bukan kendala untuk sebuah perjuangan meraih cita-cita bersama.

P Yun, P Edi, P Wid dan P Aris sudah di depan, mari P Yus, P Bagus, P Fauzi kita siap kerja bakti. Pak Vendi, Pak Ronto jangan ditanya, sudah lebih dulu berlari. Demikian pula B Ruti, B Prih dan B Isti yang tak lagi mikir SPPD pengganti. Bapak/Ibu yang lain monggo nderek untuk andil dan berbagi, mari kita jadikan diri ini bagian dari proses kemajuan pendidikan di sekolah yang kita cintai ini. Semoga Alloh senantiasa meridhoi amal bakti dan pengabdian kita. (27111-501)

Kamis, 11 Desember 2014

Kurikulum 2013 Lanjut atau Tidak, SMP Negeri 2 Kepil Telah Siapkan Aplikasi Penilaian Kurikulum 2013, Walau Sederhana Namun Asli Buatan Randusari

Mendikbud Anis Baswedan memutuskan penghentian K-13, sebagian DPR menentang keputusan mendikbud, wakil presiden Jusuf Kalla ikut-ikutan menentang keputusan mendikbud. Namun sebenarnya yang paling merasa dapmpaknya adalah guru dan siswa disekolah. Di tengah belum pastinya nasib kurikulum pendidikan di negeri kita, Alhamdulilah, pihak sekolah telah menyiapkan aplikasi penilaian K-13 menjelang berakhirnya proses belajar mengajar (PBM) semester satu tahun pelajaran 2014/2015. Aplikasi ini murni buatan SMPN 2 Kepil, bukan bajakan atau kopian yang kemudian diganti label dan namanya saja.

Sekedar berbagi cerita, membuat aplikasi penilaian seperti itu tidaklah mudah, apalagi bagi seorang junior seperti kami yang berada di sekolah pinggiran ini. Awalnya seseorang harus paham OUTPUT / produk akhirnya seperti apa, harus paham bagaimana cara inputnya, paham bagaimana cara mengolahnya (dengan aturan yang berubah-ubah, terakhir permendikbud 104 tahun 2014), dan paham linknya agar entri nilai bisa saling terhubung dan terintegrasi, hingga akhirnya agar pada bagian akhir berupa antarmuka untuk wali kelas yang berupa tampilan rapot siap cetak. Itulah perencana, harus paham bagaimana awalnya, bagaimana akhirnya dan bagaimana bisa memahami dan membaca kemungkinan permasalahan yang akan terjadi pada para user (guru) dan cara mengatasinya.

Aplikasi ini menggunakan Ms. Office Excel sebagai basisnya yang tersedia link sel, link sheet dan link file. Belajar dari aplikasi A, sedot aplikasi B. jebol aplikasi C dan modifikasi aplikasi D. Termasuk bertanya dan konsultasi dengan orang laini yang lebih paham, bahkan kepada yang yunior sekalipun (dalam hal ini kami konsultasi pada Mas Budiyanto yang sangat paham tentang jaringan internet dan sistem security, beliau adalah mantan murid kami di SMK). Aplikasi sederhana ini benar-benar buatan sendiri, dengan niat untuk belajar, belajar untuk lebih tahu, lebih memahami dengan harapan bisa berbagi kepada teman sendiri. Sama sekali tidak ada niat untuk komersialisasi, karena memang tidak seharusnya untuk bersifat komersial di sekolah sendiri, pada teman sendiri. Miris melihat ada orang yang berani menjual dan mengkomersilkan aplikasi yang bukan buatan sendiri, hanya hasil download yang dimodifikasi, diganti nama dan notasi. Pembajakan kalau istilah Pak Edi dan Bu Rini

Harapan kami ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman satu sekolah, bahkan mungkin sekolah-sekolah yang lain untuk bisa berkarya sesuai bidang masing-masing. Jangan berfikir materi apa yang akan diterima, hasil apa yang akan didapatkan, keuntungannya berapa, hitungannya bagaimana. Kalo dihitung-hitung tidak bakal ketemu. Semisal dihargai Rp 100.000,- maka itu tidak akan sepadan dengan kerja dan pemikiran yang harus lembur puluhan malam. Sebaliknya kalau diharga Rp 200.000,- maka juga tidak untung bagi sekolah karena karya tersebut teramat sangat sederhana dan tak layak dikomersialisasi. Aplikasi itu dibuat semata-mata bentuk upaya pemenuhan kinerja dan pengabdian, dan sama sekali bukan untuk tujuan mendapatkan keuntungan materi. Dengan karya sederhana itu kami mendapatkan banyak sekali manfaat antara lain kepuasan belajar hal-hal baru, kepuasan berimajinasi dalam lautan ilmu, pemahaman, serta pengalaman yang diperoleh, Hal ini adalah kesempatan dan kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Salah besar kalu setiap gerak kita, langkah kita harus dihitung untung berapa, rugi berapa. Jangan sampai seperti pepatah Jawa "OBAH MAMAH", setiap aktifitas minta dihargai dengan materi. Rejeki adalah urusan Alloh, dan Alloh tak akan pernah salah memberikan rejeki pada siapa yang dikehendaki-Nya.

Akhirnya kami mengajak semuanya, mari kita tingkatkan kinerja kita dengan semangat ibadah dan ikhlas karena Alloh semata. Mengutip pepatah seorang motivator "Hukum kekekalan energi", kalau kita kumpulkan energi positif sama saja kita menabung energi positif. Energi positif itu adalah karya kita, sodakoh kita, senyum kita, kasih sayang kita dan segala kebaikan dari diri kita. Cepat atau lambat kita akan menuai hasilnya. Sebaliknya segala keburukan dari kita ; sikap kita, kerja kita, ucapan kita bahkan materi yang kita dapatkan yang seharusnya bukan hak kita adalah energi negatif yang taka akan pernah hilang, suatu saat energi negatif akan kita petik dalam berbagai bentuk negatifnya ; sakit, susah, galau dan sebagainya, tidak hanya pada kita namun bisa sampai anak cucu kita. Selamat berkarya mengumpulkan energi (26735)

Senin, 08 Desember 2014

Manajemen -8 : Mengelola dan Menggunakan Sarana Untuk Kemajuan Siswa - Manajemen Sarana-Prasarana, Semangat Melayani, Bukan Untuk Menguasai

Tema tulisan ini terinspirasi paparan DAHLAN ISKAN, sang menteri BUMN pada era presiden SBY. Hal ini ditunjukkan oleh sikap, pemikiran dan kinerja beliau ketika beberapa kali melakukan sidak di kantor BUMN yang menjadi bawahan dalam departemennya. Salah satu fokus yang pertama kali menjadi sasaran sidaknya (inspeksi mendadak) adalah TOILET. Kenapa toilet ?

Menurut pak menteri BUMN (saat itu) kinerja manajemen bisa diukur dengan mudah dari hal yang sepele, toilet. Toilet merupakan tempat yang dianggap paling belakang dan tersembunyi. Namun justru dari sanalah akan nampak pengelolaan manajemen instansi / lembaga / kantor tersebut. Karena kalau toilet yang berada di tempat yang berada di belakang dan tersembunyi ternyata kondisinya bersih, rapi, nyaman pastilah pada bagian lainnya akan lebih rapi, lebih bersih dan nyaman.

Toilet kotor, tidak terawat dan bau adalah pemandangan yang lazim ditemui pada banyak kantor / instansi / lembaga termasuk sekolah. Tak jauh beda dengan BUMN, sekolah-sekolah pun demikian adanya. Namun ada kenyataan bagus di suatu sekolah di lereng gunung Dieng yang sangat baik pengelolaan toiletnya. Toliet banyak tersedia di beberapa sudut tempat, dengan air persediaan yang memadai (mungkin karena tersedia air alami), kemudian untuk kebersihannya sudah dibagi dan diserahkan kepada kelas-kelas yang sudah ditentukan jadwalnya. Sehingga tidak ditemukan kondisi toilet yang kotor dan bau, apalagi toilet guru dan pegawai yang jauh lebih bersih, rapi dan terawat.

Manajemen Material-Machine, adalah tema tulisan kali ini. Dalam dunia sekolah sering disebut dengan Sarana dan Prasarana. Sarana prasarana sangat terkait dengan tiga hal pokok, yaitu 1. Pengadaan / pembangunan, 2. Penggantian / Perawatan, 3. Pemusnahan / pembuangan. Sepintas mungkin tidak begitu menarik, namun kalau bisa mengambil intinya akan sangat terasa betapa pentingnya pemanfaatan sarana dan prasarana dalam proses pendidikan. Kami tidak akan membahas tentang definisi dan klasifikasinya yang sudah banyak di jumpai di buku, makalah atau website dengan mudah. Namun kami lebih memilih untuk fokus pada sarana-prasarana, pemanfaatan dan pengelolaannya.

Di SMPN 2 Kepil, untuk urusan sarana-prasarana Bpk Edi Wineto, S.Pd adalah pawangnya. Beliau sangat ahli dan berpengalaman untuk urusan ini. Sulit untuk mencari orang yang sekaliber / sekelas beliau, sehebat dan seikhlas beliau untuk mengurusi bidang yang satu ini. Banyak sekali kemajuan dan peningkatan yang sangat signifikan terkait layanan sarana-prasarana. Pembangunan Mushola sekolah yang saat ini telah 80% selesai, pembenahan jaringan listrik di setiap ruangan, perbaikan toilet siswa, dan yang terakhir adalah penyediaan tempat parkir siswa di belakang sekolah disusul dengan banner kata-kata motivasi di dinding depan/luar tiap ruang kelas sekolah.

Senada dengan fenomena BUMN di atas, permasalahan terkait sarana dan prasarana di sekolah  ibarat pepatah setali tiga uang, serupa tapi tak sama. Hal itu hampir terjadi di setiap sekolah, dimana saja (kecuali yang sudah berfikir lebih maju). Masih juga dijumpai hal-hal yang dianggap sepele tidak tertangani secara baik, namun justru hal sepele tersebut yang menunjukkan betapa sistem penanganan masalah terasa belum optimal. Tanpa bermaksud mendiskreditkan siapapun, baik pejabat maupun perorangan, tulisan ini berlaku untuk semua. Satu hal yang penting untuk dicatat bahwa pada dasarnya semua sarana dan prasarana sekolah diperuntukkan untuk mendukung pembelajaran bagi siswa. Guru, karyawan dan juga siswa. Intinya untuk siapa saja yang terkait dengan pembelajaran bagi siswa. Terkait dengan itu ada beberapa hal yang mungkin perlu lebih diperhatikan dalam penanganan dan pengambilan keputusan terkait sarana-prasarana sekolah.
  1. Perencanaan waktu. Biasanya perencanaan dibagi menjadi tiga : jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Semuanya harus direncanakan untuk dilaksanakan sesuai tingkat kebutuhan. Untuk merencanakan ini tidak cukup dibuat seorang diri oleh pemangku sar-pras, harus melibatkan banyak pihak sesuai bidangnya masing-masing. Misal kebutuhan Lab IPA, guru olah raga, guru seni dll untuk turut membuat analisa perencanaan kebutuhan mereka. Bahkan sebaiknya setiap guru, setiap karyawan sebaiknya punya ide / gagasan untuk kebutuhan mereka, namun harus realistis dan tidak mengada-ada, dan tidak harus semua minta ke sekolah (misalnya pulpen, pensil atau penghapus ya tidak harus mengajukan proposal untuk pengadaan).
  2. Skala prioritas. Faktor inilah yang akan membedakan hal mana yang harus disegerakan dan mana yang bisa dipending pelaksanaannya. Skala prioritas bisa dilandasi beberapa faktor antara lain : - sesuai rencana, adanya stimulan pembiayaan dan emergensi/darurat. Untuk yang terakhir (darurat) secara otomatis bisa berubah menjadi urutan teratas untuk segera diselesaikan / ditangani, apalagi yang terkait dengan hajat hidup orang banyak.  Hal ini dimaksudkan agar tidak terkesan lamban dan tidak reaktif terhadap keadaan. Contohnya,jalan utama (lalu lintas keluar masuk sekolah) rusak, toilet rusak (tidak memadai, tidak layak), dan contoh lainnya haruslah segera dicarikan solusi untuk membenahi / merenovasi.
  3. Sediakan hak siswa terkait berbagai sarana yang tidak bergerak (misalnya gedung, kelas, ruang, taman, mushola, toilet dan lain-lain. Jangan dibiarkan terbengkalai tidak terurus dan ditunda-tunda penanganannya. Contohnya, toilet yang tidak layak baik dari segi bangunan maupun kelengkapannya, terlebih irigasi dan sanitasinya agar tidak berimbas pada kenyamanan pada saat pemakaian dan juga dampak lingkungan sekitarnya. Alhamdulilah SMPN 2 Kepil memilihi lahan dan tempat yang sangat luas dan memadai. Namun ada suatu sekolah di Kab Magelang yang tak memiliki halaman yang memadai untuk olahraga dan upacara, maka beberapa kebutuhan utama sekaligus tidak terpenuhi, inilah yang dimaksud tidak bisa memberikan kebutuhan dasar siswa.
  4. Berikan sepenuhnya yang menjadi hak siswa terkait sarana pembelajaran di sekolah. Alat peraga, alat laboratorium IPA, alat musik, alat olahraga hingga laboratorium komputer sesuai prosedur yang berlaku. Jangan sampai anak kesulitan untuk memanfaatkan alat tersebut karena kesalahan pemahaman guru. Alat, mesin, sarana yang rusak karena digunakan akan lebih berharga, lebih bermanfaat dan berguna daripada utuh karena tidak pernah dipakai.
  5. Pemanfaatan ruangan dan media. Banyak media / alat sekolah yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pembelajaran. Ruang OSIS, ruang media, ruang musik sampai mushola yang belum digunakan secara optimal. Contoh yang terkait media adalah LCD Proyektor, alat Lab IPA, alat Lab Komputer, alat olah raga yang belum digunakan semestinya, ini sama halnya tidak memberikan hak siswa untuk menggunakan dalam pembelajaran, dan ini sama halnya dengan alat yang tidak tepat sasaran.
Kami memiliki angan dan harapan bahwa beberapa waktu ke depan SMPN 2 Kepil bisa menambah beberapa toilet siswa pada beberapa sudut sekolah, ujung selatan timur dan barat. Untuk mengawali akan dibuat toilet guru dan ruang rehat darurat di ruang guru, agar privacy guru bisa terjaga dan lebih nyaman. Kemudian toilet TU di ruang depan yang sekaligus difungsikan sebagai toilet dan tamu dapat direnovasi dan tampil lebih menarik, rapi, bersih dan nyaman. Sehingga bila ada tamu datang, akan muncul kesan rasa nyaman dan menyenangkan.

Akhirnya, mari kita berbenah tanpa harus membaca siapa yang salah dan siapa yang benar, ini tanggung jawab kita semua. Pak Edi Wineto tak mungkin sanggup sendirian, beliau sangat membutuhkan masukan, bantuan ide dan pemikiran, serta peran serta kita semua dalam mengelola sarana prasarana sekolah ini. Mari benahi kebersamaan, persatuan dan kerjasama. Setiap kita punya andil yang besar untuk bisa membangun, mengelola dan memanfaatkan sarana prasarana sekolah untuk kemajuan dan prestasi siswa, kemajuan dan prestasi sekolah. Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan pemikiran pihak pemangku jabatan dan pengambil keputusan di sekolah kita. Selamat beraktifitas, semoga sukses. Sampai jumpa pada edisi berikutnya, budgeting .... (26630)

Jumat, 05 Desember 2014

Selamat Jalan Kurtilas - Beginilah Akhir Nasib Kurikulum 2013, Benar-benar Berakhir Tragis, Namun Inilah Jalan Yang Terbaik

"Selamat, selamat, bebas, merdeka," ucapan selamat yang pertama bagi sekolah yang baru melaksanakan Kurtilas (K-13) selama satu semester, akhirnya bisa kembali bernafas lega dan melanjutkan pembelajaran pada semester berikutnya dengan menggunakan kembali kurikulum 2006 / KTSP yang sudah dirasa cocok. Namun demikian masih ada beberapa sekolah di tiap kabupaten/kota, termasuk SMPN 2 Kepil yang harus menerima ucapan selamat yang kedua, "Selamat Berjuang dan Tetap Bekerja Keras bagi Sekolah Pilot", karena harus tetap melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013 yang sarat dengan masalah karena belum siap sistem dan berbagai hal, yang dengan bahasa gampangnya disebut belum matang - kurikulum setengah matang.

Berikut petikan yang kami ambil Jum'at malam pukul 22.00 WIB dari situs http://news.detik.com/read/2014/12/05/200449/2769275/10/mendikbud-anies-baswedan-putuskan-kurikulum-2013-dihentikan, secara lengkapnya demikian :

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013. Penghentikan itu diterapkan bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan Kurikulum 2013 selama 1 semester.

"Saya memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru menetapkan satu semester yaitu sejak tahun pelajaran 2014/2015," kata Anies di kantornya, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2014).
Anies menginstruksikan sekolah-sekolah itu agar‎ kembali menggunakan Kurikulum 2006 mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Anies menegaskan bahwa berbagai konsep di Kurikulum 2013 sebenarnya telah diakomodasi dalam Kurikulum 2006.
"Jadi tidak ada alasan bagi guru-guru untuk tidak mengembangkan metode pembelajaran di kela‎s," kata Anies.
Selain itu, masih ada pula sekolah-sekolah yang sudah menetapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester yaitu sejak tahun pelajaran 2013/2014. Sekolah-sekolah itu diharapkan tetap menerapkan Kurikulum 2013 dan dijadikan sebagai sekolah pengembangan dan percontohan Kurikulum 2013.
"Pada saat Kurikulum 2013 telah diperbaiki dan dimatangkan lalu sekolah-sekolah ini dimulai proses penyebaran penerapan Kurikulum 2013 ke sekolah lain di sekitarnya," terang Anies.

Namun apabila ada sekolah yang keberatan menjadi sekolah pengembangan dan percontohan Kurikulum 2013 dengan alasan ketidaksiapan dapat mengajukan diri kepada Kemendikbud untuk dikecualikan. ‎Sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester ini jumlahnya 6.221 dari 208.000 sekolah (SD/SMP/SMA/SMK).
Kemudian, Anies juga memutuskan untuk mengembalikan tugas pengembangan Kurikulum 2013 kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud. Pengembangan Kurikulum tidak ditangani oleh tim ad hoc yang bekerja jangka pendek."Kemendikbud akan melakukan perbaikan mendasar terhadap Kurikulum 2013 agar dapat dijalankan dengan baik oleh guru-guru," ucap Anies.
Anies juga mengatakan malam ini juga surat edaran kepada seluruh kepala sekolah di Indonesia akan disiapkan dan segera dikirimkan ke sekolah-sekolah tersebut.

Dengan demikian 6 SMPN di Wonosobo termasuk SMPN 2 Kepil kita tercinta harus mau dengan ikhlas ataupun terpaksa untuk tetap setia pada kurtilas. Enam SMP di Wonosobo yang ditunjuk sebagai pilot project yaitu ; SMPN 1 Wonosobo, SMPN 2 Selomerto, SMPN 1 Garung, SMPN 1 Mojotengah, SMPN 1 Kepil dan SMPN 2 Kepil harus tetap berjuang dengan sekuat tenaga, daya upaya dan penuh keyakinan untuk tetap mengawal dan melaksanakan Kurikulum 2013- wujud konsekuensi sekolah piloting project K-13. Selamat, selamat .... selamat malam. (26340)

Senin, 01 Desember 2014

Ulangan Umum Akhir Semester 1 - Tahun Pelajaran 2014/2015

Proses pembelajaran semester-1 tahun pelajaran 2014/2015 akan segera berakhir. Nampak panitia sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya agar kegiatan UAS nantinya bisa berjalan lancar sesuai yang direncanakan. Persiapan administrasi kepanitiaan, kelengkapan ruang ujian dan pengepakan soal ujian yang buatan lokal sekolah sudah 90% selesai. Secara umum soal berasal dari MKKS - yang pusat distribusinya di SMPN 1 Wonosobo. Adapun soal yang dibuat sendiri oleh sekolah adalah untuk mapel Seni Budaya, TIK dan Prakarya.

Berikut ini adalah pengumuman pemberitahuan terkait UAS / semester yang akan segera dilaksanakan.

Menurut jadwal yang dibuat berdasarkan kalender pendidikan, telah ditentukan bahwa UAS akan dilaksanakan serempak untuk SMP/MTs se Kabupaten Wonosobo.

UAS akan dilaksanakan mulai hari Jum'at, 5 Desember - 11 Desember 2014. Adapun jadwal dapat dilihat pada papan pengumuman atau pada masing-masing kelas.
Untuk UUKK tahun ini, seluruh kegiatan dilaksanakan atas komando dari Panitia yang telah dibentuk oleh sekolah dengan personalia sebagai berikut :

  • Penanggung Jawab : Drs. Kardan (Kepala Sekolah)
  • Ketua                    : Prihatin Handayani, S.Pd, C-M.Pd
  • Sekretaris              : Yosep Luhvendi, S.Pd
  • Bendahara             : Rini Utami, S.Pd
  • Anggota                : Sri Hartati, S.Pd                
Selamat belajar dan berusaha untuk mempersiapkan diri agar diperoleh hasil yang maksimal.

Kamis, 27 November 2014

Manajemen -7 : Tumbuhkan Empati, Sekarang Saat Tepat Untuk Memulai Perubahan - Manajemen SDM, Memanfaatkan Peluang

Tulisan ini adalah sesi terakhir tentang Manajemen SDM yang berjumlah 4 judul dari keseluruhan tulisan bertajuk Manajemen Sekolah yang rencananya berjumlah 12 judul. Agar mempunyai pola pikir yang utuh, sebaiknya dibaca secara urut dan lengkap  dari konsep awalnya. Berikut link menuju tulisan terdahulu : Manajemen 1, Manajemen 2, Manajemen 3, Manajemen 4, Manajemen 5, Manajemen 6. Manejemen 8 akan berisi tentang manajemen Material-Machine, Manajemen 9 berisi Budgeting, Manajemen 10 berisi Marketing, Manajemen 11 membicarakan Quality Control. Manajemen 12 berisi penutup-kesimpulan.

Inspirasi tulisan Manajemen -7 ini tentang beratnya perjuangan seorang ibu yang ingin anaknya sukses. Tak satu ibu-pun yang menginginkan anaknya susah, sengsara atau menderita. Ia akan rela melakukan pekerjaan apapun, penderitaan seberat apapun, bahkan kehinaan apapun demi anak-anak yang dicintainya. Ia akan pertaruhkan jiwa raga-nya untuk kehidupan dan kemuliaan anak-anaknya (jadi berair mata ini mengingat penderitaan ibu saya saat itu, terpaksa harus ikut bekerja membantu bapak sebagai seorang buruh bangunan). "Ya Alloh, karuniakan kebahagiaan pada ibu kami di usia senjanya, dan jadikan kami anak yang bisa berbakti kepada kedua orang tua kami."

Satu episode kisah di Kick Andi, perjuangan ibu yang membesarkan 8 anaknya seorang diri, setelah suaminya meninggal (ibu itu berumur 40 tahun). Pengorbanan, kerja keras, tetes keringat, air mata dan doa seorang ibu demi menghidupi anak-anaknya agar menjadi orang sukses dalam hidup dan karirnya merupakan perjuangan ibu untuk keberhasilan anak-anaknya. Adalah Hj Badariah (ibu dari mantan bupati Bangka H Yusroni Yazid). Sebagai single parent, dia berjuang mencari nafkah untuk menghidupi dan membiayai sekolah delapan anaknya.

Berbagai pekerjaan dilakoninya, mulai dari membuat kue untuk dijual anak-anaknya, mengambil upah cucian dan menyetrika pakaian, menjadi pedagang kredit emas dan barang-barang rumah tangga hingga menjadi tukang masak di kapal keruk milik PT Timah Tbk. Setiap hari hanya istirahat selama 3 jam.
Demi sang anak agar bisa tetap sekolah, dia juga selama tiga tahun hingga usianya 51 tahun masih bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta ikut keluarga dokter agar putranya, Firdaus, bisa kuliah dan punya tempat tinggal selama kuliah di Jakarta. Sangat keras jalan hidupnya, yang akhirnya berbuah kesuksesan pada anak-anaknya.

Dari kisah perjuangan seorang ibu di atas, pesan yang ingin kami sampaikan begini, Coba POSISIKAN diri pada ibu itu, atau salah satu dari anak ibu itu. Betapa susah dan beratnya perjuangan itu, betapa capek dan menderitanya jiwa itu. LALU, SAMPAI HATIKAH kita telantarkan anak-anaknya di sekolah ini. SAMPAI HATIKAH kita bentak-bentak, kita suruh-suruh semau kita dengan arogansi kekuasaan kita sebagai guru, sebagai pejabat, sebagai staff di sekolah ini. SAMPAI HATIKAH kita menambah penderitaannya dengan sikap kita yang tidak bisa berlaku adil, tidak bisa mengayomi jiwanya yang sangat butuh perhatian kita. SAMPAI HATIKAH kita tidak mengasihinya, tidak menyentuh kepalanya, tidak merangkul perasaannya, tidak merengkuh hatinya menggantikan ayah-ibunya yang tak sempat lagi karena kesibukan dan kondisi tubuhnya yang mulai renta. SAMPAI HATIKAH kita tidak menghiraukannya, tidak membimbingnya, tidak memberinya suport dan motivasi untuk tetap kuat berjuang. SAMPAI HATIKAH kita tidak menyisihkan waktu untuk membimbing dan mendoakan untuk kesuksesan dalam hidupnya. SAMPAI HATIKAH kita tak menyisakan sedikit saja rejeki kita sekedar untuk membelikan buku tulis dan pensilnya yang tinggal 5 senti dan teramat ala kadarnya.

Bapak-Ibu, kita sudah jadi orang tua, mungkin sebagian kita merasa SUDAH SUKSES, sukses dari sisi materi, sukses dari sisi karir, jabatan, golongan dan kedudukan. Namun sudahkan kita sukses menjadi orang tua yang sesungguhnya, terlebih menjadi guru yang sesungguhnya. Rasanya belum lengkap apabila kita sudah merasa sukses hanya dari ukuran materi dan posisi, namun belum bisa memberi imbas yang positif kepada yang lain. Masihkah kita memiliki pribadi yang jauh dari sikap penyantun, sikap penyayang, sikap pengayom, sikap pemurah, sikap empati dan simpati, sikap tulus, dan sikap yang berkaitan dengan hati dan karakter sebagai wujud KEDEWASAAN kita. Kalau sekedar untuk tersenyum saja terasa berat, sekedar tutur kata yang menyejukkan saja tak mampu, kalau sekedar  memberi suport dan pujian saja tak mau, apalagi untuk memberi bentuk lainnya dengan ketulusan.
KESUKSESAN SESUNGGUHNYA adalah apabila kita mampu mengajak dan mengantarkan orang lain untuk meraih sukses. Konsep pokoknya adalah MEMBERI, bukan MENGAMBIL. Semakin banyak memberi, semakin banyak berbagi, semakin bermanfaat maka semakin sukses. dalam arti yang sesungguhnya. Manajemen memanfaatkan peluang, inilah yang menjadikan orang sukses. Peluang apa saja, kesempatan yang bagaimana ?

Peluang itu bernama waktu dan kesempatan untuk belajar. Mengapa belajar ? Yah ... memang kesempatan itu bernama belajar. Belajar untuk semakin membuka wawasan dan cakrawala berfikir rasional, belajar untuk mampu bersikap dan bertindak dewasa, belajar untuk bisa berkarya selayaknya profesional sesungguhnya. Belajar apa saja, tentunya yang diperlukan dan mendukung bidang pekerjaannya. Maka sangat tepat  apa yang sudah dilakukan oleh Pak Latif, Bu Ruti dan Bu Prihatin yang telah berani mengambil keputusan untuk berani susah payah, berani menderita, berani mengorbankan waktu, tenaga dan biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan S2 meraih Master. Berani mencabut kalkulator matematika untung-rugi dari sisi materi. Karena S2 (Master) bukan untuk tujuan finansial semata, namun lebih berorientasi pada keilmuan, wawasan / keluasan pola fikir, serta sikap yang lebih dewasa dalam menjalani proses dan perjalanan sebagai seorang profesional.

Peluang itu bernama mengambil / menerima kesempatan meraih jabatan. Adanya tawaran untuk mengisi jabatan tertentu semisal pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua panitia ataupun sekadar ketua RT. Oleh karena itu kepada Ibu Ruti, Ibu Prihatin, Bpk Ismain, Bpk Sukarna, Bpk Edi dan Bpk Agus Yuswantoro kami memberi dukungan penuh bagi beliau semua untuk berani maju mengikuti konvensi pemilihan calon kepala sekolah baru untuk tahun depan. Kesempatan dan momen bagus tidak akan terulang kedua / ketiga kalinya. Bisa jadi akan ada lagi kesempatan namun pasti akan berbeda peluangnya, berbeda kondisinya, berbeda pula nuansanya.

Peluang itu bernama kesempatan, kesehatan, kekuatan untuk berkarya dan bekerja. Selagi masih diberi kesempatan, kesehatan dan kekuatan harus dimanfaatkan untuk bekerja dan berkarya yang terbaik, semaksimal mungkin. Jika kesempatan sudah tidak punya, kesehatan sudah terganggu, kekuatan sudah berkurang makan peluang untuk berkarya terbaik menjadi sangat jauh berkurang.

Harapan dan amanah Hj Badriyah dan ibu-ibu dari siswa kita jangan sampai kita abaikan lagi. Mereka ingin peluang sukses bagi anak-anak mereka dapat diwujudkan di sekolah ini. Oleh karena itu, kesempatan untuk berbuat terbaik adalah saat ini, bukan besok, minggu depan, bulan depan apalagi tahun depan. Mari kita mulai untuk belajar, mulai berani mengambil tawaran amanah untuk posisi lebih tinggi, mulai untuk berkarya yang terbaik. Intinya peluang yang masih ada saat ini harus diambil sebagai rangkaian proses untuk menuju lebih baik, lebih berharga, lebih berkinerja, lebih berdedikasi dan mempunyai pribadi yang mulia. Selamat belajar, selamat berkarya untuk kehidupan yang lebih baik, semoga (26094).

Selasa, 25 November 2014

Hari Guru (PGRI) Spesial Semarak di SMPN 2 Kepil, Guru Hebat, OSIS Semangat dan Hebat Luar Biasa

Suasana di SMPN 2 Kepil hari ini sangat spesial, lantunan lagu Himne Guru, Terima kasih Guru dan Mars SMPN 2 Kepil terdengar berulang-ulang dan sambung menyambung. Setiap kelas pentas dalam ajang lomba paduan suara dengan lagu wajib 3 lagu tersebut. Nampak siswa sangat antusias dengan penampilan istimewa mereka untuk menjadi yang terbaik, sebagai persembahan bagi guru-guru mereka. Suasana hari guru memang sudah terasa sejak di perjalanan. Sejak di jalan nuansa guru sudah terasa, banyak motor (kendaraan mayoritas para guru) ditumpangi orang berseragam baju bercorak hitam putih bergambar obor, yang merupakan seragam PGRI. Ya ... hari ini, Selasa 25 Nopember 2014 secara serentak di seluruh Indonesia diperingati hari guru yang ke 69 yang bertepatan dengan hari terbentuknya PGRI, hari besarnya guru di Indonesia.

Yah, hari ini memang sangat terasa spesial yang terjadi di SMPN 2 Kepil, semua guru berseragam baju PGRI, lebih spesial lagi adalah upacara bendera dalam rangka memperingati hari guru kali ini, semua petugas upacara dilaksanakan sepenuhnya oleh guru. Bertindak sebagai pembina upacara Bpk Drs. Kardan (kepala sekolah), pemimpin upacara Bpk Widodo, pengibar bendera Bpk Sukarna, Bpk Fauzi dan Bpk Bagus, pembaca UUD Ibu Isti, pembaca doa Bpk Ismain, dirigen Ibu Suratimah S, protokol Ibu Laras, pemimpin barisan Bpk Aris, Bpk maryanto, Bpk Edi dan Bpk Eko, ajudan Bpk Supardi.

Menjelang upacara selesai ada acara istimewa yang disutradarai oleh OSIS, sangat trenyuh dan menyentuh. Semua guru diatur baris berjajar urut sesuai kode, lalu dilantunkan lagu terima kasih guru, sejenak kemudian secara serentak dan teratur satu persatu dari OSIS maju menemui guru untuk sungkem dambil menyerahkan sepucuk bunga mawar pertanda penghormatan dan rasa terima kasih. Banyak guru dan siswa yang trenyuh hingga meneteskan air mata, sangat khidmat, khusuk dan menyentuh. Luar biasa anak-anak kita.

Selanjutnya setelah upacara selesai, dilanjutkan acara lomba yang diikuti oleh setiap kelas. Lomba ini tidak bertujuan untuk menjdai yang terbaik, namun untuk menumbuhkan apresiasi dan aktualisasi siswa untuk berbakti pada almamater serta ajang untuk mengasah kreatifitas diri. Secara terperinci lomba dalam rangka memperingati hari guru di SMPN 2 Kepil dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Paduan suara
  2. Melukis
  3. Baca puisi
  4. Karaoke
  5. Ambil bola (putri)
  6. Ambil bola (putra)
Guru adalah benar-benar tugas mulia, tugas terhormat - kalau kita menyadarinya. Kira-kira demikian yang disampaikan pemimpin dunia pendidikan saat ini, mendikdasmen RI. Mengutif sambutan Mendikdasmen Anis Baswedan di media internet hari ini, berikut petikannya :

  • Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu dan Bapak Guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak kita, bersama para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah mewakili kita semua menyiapkan masa depan Indonesia.
  • Potret Indonesia hari ini adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu. Potret dunia pendidikan hari ini adalah potret Indonesia masa depan. Jadikan rumah kita dan sekolah kita menjadi zona berkarakter mulia. Izinkan anak-anak kita merasakan rumah yang membawa nilai kejujuran. Izinkan anak-anak kita merasakan sekolah yang guru-gurunya adalah teladan. Biarkan anak-anak kita mengingat Kepala Sekolahnya dan seluruh Tenaga Kependidikan di sekolahnya sebagai figur-figur bersih dan terpuji karakternya.
  • Karakter memang tidak cukup diajarkan melalui lisan dan tulisan. Karakter diajarkan melalui teladan. Oleh karena itu, Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan, jadilah figur-figur yang diteladani oleh murid-murid dan lingkungannya. 

Akhirnya, marilah kita maknai hari guru ini sebagai momen untuk bangkit, untuk bangun dan berubah menjadi sosok guru yang benar-benar sesuai harapan siswa. Kita pasti bisa, kalau kita mau. Yang dibutuhkan adalah berpikir positif, berkata positif, bersikap positif dan bertindak positif. Jangan apriori, jangan berprasangka dan berkesimpulan negatif. Lakukan saja yang terbaik yang bisa dilakukan. Banyak harapan siswa yang digantungkan pada kita, guru. Dorong, bimbing, rangkul dan ajak siswa untuk maju dan senanntiasa memberi motivasi - semangat untuk meraih masa depan mereka, masa depan keluarga mereka, masa depan masyarakat mereka, masa depan negara mereka .... Indonesia. Selamat bekerja, selamat berkarya, semoga sukses selalu. (26000)

Senin, 17 November 2014

Manajemen -6 : Menjadi Guru Hebat, Jika Ada Kemauan Pasti Ada Jalan - Manajemen SDM, Optimalisasi Potensi Diri

Mengawali tulisan kali ini dengan memberikan ucapan selamat kepada Ibu Ruti Sumarni, S.Pd - (kandidat M.Pd) atas dipilihnya oleh sekolah sebagai GURU HEBAT yang akan diberi tugas untuk mewakili SMPN 2 Kepil sebagai kandidat pemenang dalam ajang pemilihan guru hebat tahun 2014 ini. Beberapa dekade sebelumnya, mantan guru SMPN 2 Kepil - Bpk Drs. H. Wachid Asrori dan Ibu Hj. Fajar Fatimah Winarti, S.Pd. M.Or adalah pribadi yang telah lebih dahulu menjadi orang hebat, dengan sukses berhasil mendapatkan amanah jabatan sebagai kepala sekolah. Hebat dan sukses adalah serangkaian huruf / kata yang penuh makna yang harus diperjuangkan untuk mendapatkannya.

Inspirasi tulisan Manejemen -6 ini adalah fenomena yang terjadi pada sikap suami-istri dalam suatu keluarga. "Beda antara suami dengan istri adalah SUAMI suka kalo dia dihargai, ISTRI suka kalo diperhatikan". Suami akan rela disuruh apa saja kalo dengan bahasa yang santun dan penuh penghargaan. Sebaliknya istri juga akan siap melakukan apa saja kalo dia merasa diperhatikan dengan segenap kasih sayang. Seorang istri paling suka bila diperhatikan, disanjung dan di-istimewakan. Lalu apa hubungannya dengan tema kali ini ? Penjelasan mudahnya adalah bahwa kehebatan seseorang tidak terjadi dengan sendirinya, tidak terjadi begitu saja tanpa campur tangan dan dukungan dari faktor lainnya. Ada saja peran dan dukungan dari pihak lain, baik disadari maupun tidak disadari. Contohnya, Presiden Soeharto yang hebat kala itu karena dukungan istrinya (Bu Tien) yang luar biasa, demikian pula yang terjadi pada RA Kartini bisa menjadi tokoh wanita besar karena cita-citanya didukung oleh suaminya Raden Adipati Joyodiningrat yang menjabat Adipati Rembang kala itu.

Sebelum kami lanjutkan, terlebih dahulu dengan segala kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat kami, kami mohon maaf kepada semua guru / karyawan dan pembaca semuanya apabila pada lima tulisan sebelumnya ada yang kurang/tidak berkenan, atau barangkali bahkan menusuk dan melukai hati, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terutama pada manajemen -4 dan manajemen -5 yang serasa menusuk, mencabik-cabik, mengoyak tubuh dan menyebabkan luka yang sangat terasa. Hal itu ditulis bukan tanpa alasan, namun sarat akan makna, bertujuan untuk membuka sekaligus membedah masalah agar tidak menjadi penyakit / luka yang mendarah daging dan tidak tersembuhkan. Nah, pada tulisan ini kami akan berusaha mendudukkan masalah pada tempatnya sehingga mata, telinga, kaki, tangan, kepala dan hati bisa dengan benar merasakan keberadaannya. Ibarat diagnosa dan pengobatan, pada Manajemen 1-3 adalah anestesi, 4-5 adalah operasi kecil, pada 6-7 adalah pembalutan dan perawatan luka.

Kembali ke pokok bahasan guru hebat. Pada dasarnya setiap orang bisa menjadi hebat, apabila dia paham letak kekuatan dan kelemahan dirinya, mampu memahami peluang dan ancaman, yang dalam bahasa manajemen disebut analisis SWOT. Ibu Ruti Sumarni, S.Pd bisa memiliki kualifikasi dan kinerja yang bagus sehingga dipilih untuk menjadi kandidat guru hebat tidak lepas dari kepahaman beliau akan potensi dan kriteria ini. Secara mudahnya SWOT dapat dirinci sesuai kata pembentuknya S, W, O dan T. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. S, Strength = Kekuatan. Sudah menjadi sunatulloh bahwa siapapun kita pasti dikarunia kekuatan/kelebihan. Oleh karena itu setiap kita harus paham dan mampu untuk mengukur diri di mana kekuatan, kelebihan dan semua hal-hal positif yang ada pada diri kita. Dengan memahami kelebihan dan kekuatan, diharapkan kita akan bisa memaksimalkan potensi, kerja dan kinerja diri kita sesuai dengan kekuatan yang menonjol tersebut. Sebaliknya kalau tidak bisa memahaminya akan biasa-biasa saja dan cenderung stagnan atau bahkan semakin lama semakin menurun.
  2. W, Weakness = Kelemahan. Bagai pedang bermata dua, di samping punya kekuatan maka setiap kita juga mempunyai kelemahan/kekurangan. Secara fitrah, hal ini justru sebagai penyeimbang agar kita tidak menjadi orang yang jumawa, sombong dan merasa serba bisa dan sempurna. Ada yang memiliki kelemahan dalam hal kecerdasan, bidang ketrampilan, komunikasi, sosial dan moral. Kita harus bisa mawas diri, instropeksi diri dimana kelemahan terbesar kita dan kelemahan dominan lainnya, karena bisa jadi kita mengumpulkan beberapa kelemahan sekaligus. Dengan memahami kelemahan kita, selanjutnya diharapkan dapat berupaya dengan berbagai latihan untuk mampu meminimalisir, mengurangi atau bahkan menghilangkan kelemahan tersebut.
  3. O, Opportunities = Peluang. Peluang ini sangat terkait dengan waktu dan kesempatan. Berapa banyak orang sukses karena paham dan bisa memanfaatkan peluang / kesempatan. Sebaliknya berapa banyak orang gagal dalam hidupnya karena salah dalam memanfaatkan peluang yang ada. Setiap kita harus benar-benar mampu membaca peluang dalam arti yang positif. Kapan, di mana, siapa dan bagaimana memanfaatkan peluang untuk kesuksesan kita dalam membangun diri dan membangun sistem, akan kami tuliskan pada Manajemen -7 mendatang.
  4. T, Threats = Ancaman. Ancaman dalam arti positif bisa diartikan tantangan, hambatan. Dalam setiap aktifitas tidak lepas dari tantangan, hambatan dan ancaman. Perlu dipahami ancaman yang mungkin terjadi dari setiap tindakan, keputusan dan sikap yang kita lakukan, agar kita bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dalam kontek manajemen yang lebih luas maka ancaman bersifat lebih kompleks dan beragam dan akan berdampak lebih krusial dan komunal, berkaitan dengan untung rugi dan keberlangsungan sistem manajemen.
Ibu Ruti Sumarni, S.Pd bisa hebat, karena mampu menganalisis diri dan mampu mengoptimalkan potensi, sehingga setiap waktu, setiap kata, setiap perbuatan beliau menjadi lebih bermakna. Tidak menutup kemungkinan bagi yang lain, siapa saja. Dan setiap kita bisa untuk menjadi lebih hebat dari yang telah terjadi selama ini. Pak Agus Yus bisa hebat dengan IPS dan kesiswaannya, Pak Aris dengan seni dan pramukanya, Pak Ismain dengan aritmatika dan BOS-nya, Bu Yuli dan Pak Bagus dengan ekonomi dan analisis kalkulusnya, Pak Widodo dengan MC permadani dan paskibranya, Bu Laras dengan sastra dan pustakanya, demikian juga untuk bapak/ibu yang lain.

Akhirnya, semua tetap kembali pada kita masing-masing. Mau berubah menjadi lebih baik atau sudah merasa cukup dengan karya dan kinerja saat ini. Satu pesan dari sebuah kata motivasi, Jangan bangga dan berhenti dengan apa yang sudah terjadi, kesuksesan yang sudah berlalu, karena hal itu tidak akan merubah apapun. Namun lakukan selalu perubahan untuk sebuah harapan yang lebih baik. Selamat berkarya, semoga sukses. (25715)

Jumat, 14 November 2014

Grup Band "D'Guru" - Ajang Kreasi dan Aktualisasi Jiwa Seni Guru SMPN 2 Kepil, Maju dan Eksiskan Sekolah Menjadi Lebih Aktif dan Dinamis

Hampir setiap Senin sore, Selasa sore dan Sabtu sore terdengar bunyi drum, gitar, bass dan organ mengiringi lagu yang sangat energik dan nyaman mengiringi aktifitas guru dan siswa dalam menyelesaikan tugas dan pelajaran tambahan.

Sejak terbentuk sekitar 3 bulan yang lalu, suasana sekolah seusai KBM serasa nampak lebih hidup. Grup band ini diprakarsai oleh Bapak Drs. Kardan (kepala sekolah) yang punya hobi di bidang seni. Grup band yang pada awalnya diperuntukkan sebagai ajang kreatifitas dan aktualisasi guru dalam seni musik dan seni vokal itu diberi nama "D'GURU". Selain sebagai ajang latihan dan aktualisasi diri dalam bidang seni, sekaligus sebagai sarana untuk relaksasi, refreshing dan hiburan di sela-sela kegiatan KBM yang sangat menyita waktu, tenaga dan pikiran sebagai guru.

Realitanya, baru dalam tahap belajar saja sudah nampak sangat kompak dan bagus. Menarik dan penuh inspiratif, terutama ketika melihat aksi Rini Ernawati siswi kelas 8 D memainkan stik drum dengan lincahnya. Ia mampu memainkan alat musik dengan feeling yang pas ketika mengiringi berbagai lagu yang dinyanyikan sang vokalis. Demikian juga untuk drumer laki-laki yang berbakat dan sering ikut berlatih adalah Feri Sulistiyo 9 D dan Arif Gunanto 9 C. Adapun untuk posisi gitar dan bass yang sedang latihan secara intensif adalah Ibu Nureani Dwi Hastuti, Tyas Rahmawati 8 D, Ratih Desi 8 D dan Bpk M. Bagus Panuntun. Untuk posisi organ sementara diisi oleh ketiga para pelatih yang sekaligus maestro seni di SMPN 2 Kepil, yaitu 1. Bpk Drs. Kardan, 2. Bpk Yosep Luhvendi, S.Pd. dan Bpk Suronto yang punya talenta serba bisa.

Vokalis, yah ... ternyata banyak guru SMPN 2 Kepil yang berbakat jadi vokalis handal. Dengan hanya beberapa kali latihan langsung bisa menempatkan diri menjadi vokalis yang hebat. Inilah mereka jajaran vokalis dengan kemampuan dan semangat yang luar biasa : Bpk Widodo, Ibu Yani Widayati, Ibu Ratna Yuli dan Bpk Agus Yuswantoro. Beliau-beliau ternyata punya bakat yang luar biasa dan serba bisa, mulai dari lagu lawas, campursari, pop hingga dangdut terpopuler seperti yang dinyanyikan Cita Citata "Sakitnya tuh disini" ....

Lagu baru yang ngetrend di kalangan guru SMPN 2 Kepil bertajuk "Wong yen lagi gemblung, ra perduli mbledose gunung ..... dst. Semangat Pak Kardan dan Pak Vendi ketika mengajari teman-teman pemain band D'GURU sangat luar biasa, semangat dan penuh inspiratif. Maju terus, selamat berkarya dan aktualisasi diri. Semoga sukses. (25650)

Senin, 10 November 2014

Manajemen -5 : Dilandasi Ketulusan, Belajar Berkarya Menjadi Profesional - Manajemen SDM, Membangun Keikhlasan

Kita pada umumnya dapat menikmati buah kelapa bukan dari hasil tanaman kita sendiri, namun dari tanaman orang tua kita, atau bahkan tanaman peninggalan kakek / buyut kita. Mereka (orang tua, kakek atau buyut kita) tidak pernah berfikir menanam untuk mereka sendiri, namun mereka menanam untuk anak-cucu mereka kelak. Pikiran mereka sederhana saja, bagaimana mereka bisa membuat tinggalan yang baik untuk anak-cucu mereka. Tidak ada yang menyuruh, tidak perlu surat perintah, dan tidak dijanjikan upah atau gaji yang diterima atau bakal diterima. Ikhlas, semata-mata tuntutan jiwa untuk berbagi kebaikan,  Begitulah kira-kira tema tulisan kali yang diinspirasi dari tanaman pohon kelapa.

Senada dengan tema di atas,`sosok yang kami angkat kali ini adalah Albertina HO, hakim yang terkenal karena menangani kasus besar mafia pajak Gayus Tambunan, jaksa Cirus Sinaga dan spiritualis Anand Krishna. Beliau nampak sangat profesional dan tegas dalam menangani kasus hukum, baik itu kasus besar maupun kasus kecil. Namun dibalik sikapnya yang profesional, penampilan beliau tetap sederhana. Naik angkot, bus Trans Jakarta dan bus umum lainnya. Dan hal yang paling penting dan menjadi fokus tulisan ini adalah kinerjanya yang benar-benar menunjukkan ketulusannya dalam menjalani profesinya yang penuh tantangan dan tekanan dari berbagai pihak, namun tetap dapat bersikap adil dan lurus dalam menjalankan tugas menangani berbagai perkara yang dibebankan kepadanya. Tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Menurut  beliau kuncinya IKHLAS dalam menjalani tugas yang dipercayakan padanya. Berkarya dan terus berkarya, lakukan saja yang untuk kebaikan, pungkasnya.

Menjadi guru tentu berbeda dari hakim, namun pada sisi lain, kita sebagai guru / pendidik juga memiliki lingkup tanggung jawab yang sama, hanya berbeda pada obyek dan lokasinya. Guru memiliki peran yang sangat strategis dan MULIA baik di sekolah maupun di masyarakat. Oleh karena itu amanah itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tugas MULIA itu benar-benar MULIA dalam pelaksanaannya dan hasilnya sesuai dengan harapan yang dicita-citakan. Untuk menjadi peran MULIA itu, maka seperti halnya hakim, guru harus mampu memposisikan diri dan menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diterimanya sebagai guru. KETULUSAN / KEIKHLASAN adalah kuncinya. Ketulusan dan keikhlasan di kala melaksanakan tugas, memberi ilmu kepada siswa, membimbing siswa dalam berinteraksi dan bermasyarakat. Juga ketulusan dan keikhlasan dalam berbagi pengetahuan dan manfaat kepada sesama guru. Tak lepas ketulusan dan keikhlasan dalam melaksanakan tugas tambahan sebagai pejabat sekolah, kepanitiaan dan tugas tambahan lainnya.

Kemuliaan tidak terkait dengan penampilan yang serba istimewa, tidak selalu bersumber pada posisi puncak. Justru dalam kesederhaan yang dibalut dengan jiwa yang istimewa akan memposisikan orang menjadi mulia. Prinsip yang perlu dipegang erat, ketulusan / keikhlasan akan selalu berbuah manis. Hasilnya kapan, hanya soal waktu, cepat atau lambat. Namun kata ikhlas mudah diucapkan siapa saja, lalu parameter apa yang bisa untuk mengukur indikasi kita ikhlas atau tidak.
Berikut beberapa hal terkait IKHLAS :
  1. Ikhlas adalah perbuatan hati, hanya kita dan Alloh saja yang tahu kita ikhlas atau tidak. Ikhlas tidak perlu diucapkan, karena bukan perbuatan lisan, sehingga kalau pun kita sering bilang ikhlas bisa jadi sebenarnya kita terpaksa.
  2. Ikhlas tidak mengenal waktu, tidak ada kata kadaluarsa, berlaku sepanjang masa. Iklhas adalah buah dari perjalanan jiwa yang panjang. "Dulu saya ikhlas, namun kalo begini jadinya saya menyesal". Yang seperti ini pertanda tidak ikhlas.
  3. Ikhlas tidak senang / bangga ketika dipuji, tidak sedih / sakit hati ketika dicaci atau tidak dihargai. Ikhlas ada pada orang yang lapang dada, selalu aktif berkarya, apapun hasilnya. Ikhlas hanya dimiliki oleh orang yang tidak mudah lupa diri dan tidak sempit hati. Intinya, tanda-tanda ikhlas adalah TIDAK MUDAH PUTUS ASA, TIDAK "MUTUNGAN".
  4. Ikhlas tidak menuntut hak dan tidak berorientasi pada uang. Ikhlas akan membawa orang untuk bekerja semaksimal yang ia bisa, upah hanyalah hasil sampingan yang merupakan buahnya. Bila masih merasa kurang dengan hak (upah) yang kita terima dan MERASA harusnya lebih banyak, sesuai JABATAN / POSISI kita, maka yang demikian kerja kita belum ikhlas sepenuhnya.
Tolok ukur ikhlas lainnya bisa dirasakan dalam pergaulan dalam lingkungan bersangkutan. Ikhlas akan selalu berorientasi pada kebaikan bersama. Ikhlas bukan berorientasi kebaikan / keuntungan diri pribadi. Senang jika dirinya bisa bermanfaat bagi sesama dan sebaliknya sedih jika dirinya menjadi beban dan penyebab celaka sesama. Ia akan berusaha membangun dan berbuat untuk kebaikan dan kemajuan bersama, bukan kehancuran seseorang, apalagi kehancuran bersama.

Orang yang terbiasa hidup susah akan lebih mudah untuk ikhlas, karena ia terbiasa hidup dalam keadaan yang tidak diharapkan. Sebaliknya orang terbiasa hidup mudah, serba kecukupan akan lebih sulit memiliki jiwa ikhlas, lapang dada dan berjiwa besar. Memang tidak mudah untuk bisa langsung memiliki jiwa ikhlas, karena ikhlas bukanlah seperti makanan yang bisa dibuat jika ada resepnya. Ikhlas adalah hasil dari olah jiwa, olah rasa dan olah hati. Ikhlas bisa dibentuk oleh pengalaman dan pembiasaan. Belajar dan terus belajar, berlatih dan terus berlatih, berkarya dan terus berkarya. Kita harus benar-benar belajar untuk menjadi pribadi dengan jiwa ikhlas dan tulus dalam menjalankan tugas kita, Jangan sampai kita merendahkan harga diri / kemuliaan kita dengan sesuatu yang amat sedikit (beberapa lembar uang). Jangan jadi pribadi PNS NYLEKUTIS, toh ... sebenarnya sebagai PNS kita sudah digaji lebih dari cukup, apalagi bagi PNS yang mendapat tunjangan sertifikasi.

Sistem / manajemen hanya akan bagus dan maju bila di dalamnya pribadi yang profesional dan berjiwa ikhlas. Pribadi yang tulus ikhlas adalah modal termahal untuk membangun sekolah ini, besarnya untuk negeri ini. Sebaik apapun kurikulum, sebaik apapun sistem manajemen, namun kalau pribadi-pribadi di dalamnya masih orientasi kepentingan dan keuntungan pribadi maka akan sulit mewujudkan cita-cita kebaikan bersama. Selamat belajar - selamat berkarya, semoga sukses. (25505)

Kamis, 06 November 2014

Selamat Datang Kembali ke Tanah Air - Drs. H. M. Abdul Latif, M.Pd

Rabu malam, 5 Nopember 2014 seluruh keluarga besar di kampung di Tempuran tempat tinggal Bpk Abdul Latif nampak berkumpul menanti kepulangan beliau dari menunaikan ibadah haji di tanah suci Mekkah Al-Mukaromah. Dengan perasaan bahagia yang membuncah dan haru mengharu-biru saat pertemuan kembali kedua haji dan hajjah dengan kedua putrinya dan keluarga dan kerabat dekat serta masyarakat di kampung tersebut.

Selama kurang lebih 40 hari Bapak Drs. M. Abdul Latif, M.Pd berangkat ke Mekkah Al-Mukaromah  bersama istri, Ibu Ummi, S.Pd. Alhamdulillah, beliau berdua sudah mendapat kesempatan dipanggil menjadi tamu Alloh dengan melaksanakan ibadah haji di tahun 2014 ini. Tiada kata yang dapat diungkapkan atas kebahagiaan ketika dipanggil Alloh untuk dapat berziarah haji, suatu kesempatan yang luar biasa dan amat dinanti-nantikan hampir setiap muslim.

Kami keluarga besar SMPN 2 Kepil sangat merasa bahagia dan bangga, dengan secercah harapan dan sekelumit doa SEMOGA BELIAU BERDUA MENJADI HAJI MABRUR. Kemudian berkah dan manfaatnya dapat menjalar dan merata kepada kami semuanya, dan suatu saat nanti kami semua bisa turut melaksanakan ibadah haji untuk menyempurnakan rukun islam yang istimewa tersebut.

Senin, 03 November 2014

Manajemen -4 : Memaksimalkan Tugas Pokok dan Fungsi Guru (Tupoksi) - Managemen SDM, Membangunkan Kesadaran Pribadi

"Pelayan toko ki nek sik tuku rupane elek tur tuwo, kok le melayani sadis yo?....ora adil ah....." demikian tulisan status di media sosial FB milik Pak Kardan beberapa minggu yang lalu. Membaca tulisan Pak Kardan tersebut, tentang penjual / pelayan toko yang memiliki karakter yang unik dan ekstrim, memberi saya inspirasi untuk memulai tulisan ke-4 ini. Apa komentar kita kalo mendengar ada penjual yang penampilannya judes, wajahnya kusut, ditambah sifat tidak amanah, suka mencuri timbangan (curang), tidak ramah, njelehi dan cenderung semaunya sendiri.

Untuk pembahasan kali ini, saya ambil sebagai contoh seorang dengan inisisal Penjual X yang jelas-jelas mengurangi timbangan untuk mencari keuntungan. Ketika pembeli tahu bahwa dia telah dicurangi kira-kira apa yang dirasakan pembeli tersebut : kecewa, sedih, sakit hati, jengkel dan berbagai perasaan tak nyaman lainnya. Satu yang jelas tertanam pada pemikiran dan hati pembeli adalah bahwa Penjual X adalah tidak amanah, suka menipu dan hal buruk yang lain. Stempel dan cap buruk itu akan sangat sulit untuk hilang / dihilangkan, bahkan mungkin selamanya.

Sebelum saya lanjutkan tulisan ini, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf, tulisan ini bukan bermaksud MENGGURUI siapapun, apalagi para senior dan para pemegang kepemimpinan pada bidang masing-masing mulai dari kepala sekolah, wakil kepala dan seluruh jajarannya. Tidak ada maksud mengecilkan siapapun, apalagi meniadakan fungsi-fungsi yang telah ada. Saya hanyalah saya, yang tidak ada apa-apanya, tidak lebih baik dari siapapun.  Apalagi jik dibandingkan para senior yang sudah berpengalaman dan tahu abang-ijone kehidupan. Tulisan ini semata-mata sekedar berbagi pemikiran dan wawasan untuk saling mengisi dan memberi motivasi untuk bekerja lebih baik lagi ke depannya. Kalo ternyata ulasan saya ada yang menyinggung perasaan, saya benar-benar mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kembali ke tema di atas, ada saja penjual yang tidak amanah, apalagi jika ditambah sikap pilih kasih, tidak adil dan semena-mena. Hak konsumen sebagai pembeli harusnya diberikan sepenuhnya, bukan sebaliknya. Nah, sekarang kita tilik kepada pribadi kita masing-masing. Kalo penjual tersebut dilebarkan ke pekerjaan lain, maka hampir setiap pekerjaan dan profesi memiliki perlakuan yang sama, hanya berbeda pada obyek, berbeda tempat dan berbeda orientasi. Demikian juga guru, sama saja dengan penjual tersebut, yang memiliki tuntutan dari konsumen. Hal ini saya tuliskan karena merasa BETAPA PENTINGNYA, kita harus memberikan layanan terbaik bagi siswa tanpa mengurangi hak mereka, apalagi harus mencurangi mereka karena kita tidak sadar akan kecurangan kita sebagai guru.
Beberapa contoh perlakuan guru yang tidak optimal dalam pelayanan kepada siswa (konsumen) yang bisa dikategorikan sama dengan kecurangan Penjual X yang tidak amanah di atas, sebagai berikut :
  1. Mengurangi timbangan satu maksud yang sama dengan mengurangi jumlah jam yang seharusnya diberikan kepada siswa. Artinya guru yang tidak masuk kelas pada jam ditentukan akan senilai dengan mengurangi timbangan, apalagi dengan sengaja meninggalkan jam tugas mengajar tanpa pemberian alasan yang jelas dan tugas pengganti yang jelas. Demikian juga bila guru melaksanakan tugas tambahan dengan meninggalkan tugas utama mengajar siswa. Inilah awal dari tidak amanahnya seorang guru.
  2. Mengurangi timbangan juga semaksud dengan tidak memberikan pelayanan pendidikan dengan sikap terbaik sesuai dengan tuntutan yang telah ditentukan dan disepakati sebagai guru. Kita harusnya memberikan hak siswa berupa penyampaian ilmu kita dengan perhatian dan kasih sayang kita, bukan hanya asal-asalan dan sekenanya, apalagi semaunya saja. Kalau kita belum kompeten dengan bidang ajar, maka wajib untuk menjadi lebih kompeten - bagaimanapun caranya, agar bisa memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik. Kalaupun kita sedang GALAU karena urusan pribadi, urusan keluarga dan urusan lainnya, maka kita harus tetap bisa memberikan pelayanan yang OPTIMAL dan tetap RAMAH di depan siswa.
  3. Mengurangi timbangan akan juga semaksud dengan sikap kita yang jauh dari sosok keteladanan. Siswa sangat ingin/berharap bahwa kita sebagai guru memiliki jiwa yang paripurna : pengayom, pendamping, ramah dan santun. Mereka berharap kita bisa berperan sebagai pengganti orangtua di sekolah, sehingga kita harusnya bisa bersikap AKRAB dalam mendidik, SOPAN dalam bertutur kata dan SANTUN dalam bersikap. Bukan sebaliknya bersikap AROGAN dan SOK KUASA sebagai guru hingga semena-mena memberi perintah kepada siswa. Termasuk sikap dan karakter yang tidak terpuji lainnya yang secara sadar/tidak telah menciderai fungsi dan peran kita sebagai guru.
Akhirnya semua dikembalikan kepada diri kita masing-masing. Pilihan ada pada kita sendiri :
  • Mau jadi guru yang dekat dan akrab dengan siswa namun disegani, yang kehadiran kita dinanti-nantikan, yang bila mengajar memberi rasa nyaman dan benar-benar memberikan tambahan ilmu, wawasan dan pengalaman.
  • Atau jadi guru yang ditakuti, tidak menarik karena sikap, perilaku, penampilan dan tutur kata kita yang keras, kaku dan tidak semanak/ramah kepada siswa, yang kalo mengajar itu-itu saja tanpa inovasi sehingga suasana pembelajaran tidak nyaman dan menjemukan.

Untuk berubah tentu tak akan semudah membalik telapak tangan. Namun yang perlu disadari lebih dahulu adalah "BAHWA KITA TIDAK SUKA DENGAN KECURANGAN". Berangkat dari itu, selanjutnya kita perlu MUHASABAH, kita koreksi diri apakah kita sudah menjadi penjual yang jujur, atau masih ada beberapa kecurangan itu, atau bahkan semua kategori diatas masih kita lakukan sebagai penjual.

Tentu saja tidak harus "Saklek/kaku", kita tetap harus fleksible dan melihat situasi dan kondisi. Jika kondisi dan situasi yang emergensi tentu semua aturan dapat diulur/dikendorkan sesuai kebutuhan. Kita memang hanya manusia biasa yang jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Alloh -Tuhan semesta alam. Namun sebaiknya kita tidak berdalih tentang kesempurnaan dan kelemahan untuk menutup diri dari usaha untuk berbenah diri. Kita pasti bisa, jika kita sungguh-sungguh berusaha untuk berubah.

Mari kita bangun dan berbenah sikap, karakter, pemikiran dan kinerja kita untuk menjadi guru profesional yang sesungguhnya. Dengan guru yang demikian, maka akan lebih mudah untuk mewujudkan SMPN 2 Kepil sekolah yang akademis, dinamis, kondusif dan kreatif, insya-alloh. Selamat beraktifitas, maju terus, semoga sukses. (25099).

Sabtu, 01 November 2014

Manajemen -3 : Guru Faktor Utama di Sekolah, Optimalisasi Sumber Daya Manusia - Manajemen SDM (Pengantar)

Ini tulisan ke tiga setelah Manajemen -1 (pengantar) dan Manajemen -2 (indikator). Tulisan kali ini akan berfokus pada sisi pengelolaan manusia. Pembahasan tentang manajemen manusia (baca SDM, sumber daya manusia) merupakan pembahasan paling panjang yang membutuhkan waktu paling banyak. Akan ada sekitar tiga tulisan yang membahas tentang manajemen SDM pada web sederhana ini. Untuk kali ini akan kita uraikan Manajemen SDM - Pengantar Manajemen SDM.

Membaca fenoma menarik akhir-akhir ini tentang menteri nyentrik dan heboh pada kabinet kerja Jokowi, Susi Pudjiastuti yang diberi kepercayaan menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, dapat diambil pelajaran yang sangat berharga - bagi yang bisa memaknai sebagai hal berharga. Perlu dicatat bahwa tidak ada manusia yang sempurna, namun yang ada manusia yang luar biasa. Terlepas dari kekurangan pada sosok beliau, banyak hal positif pada sosok beliau yang patut dijadikan dasar kenapa presiden terpilih Jokowi menunjuknya untuk memimpin salah satu kementerian di kabinet kerja. Berikut beberapa hal yang bisa diambil hikmah dan pelajaran sebagai berikut :
  1. Pengabdian pada sesama, berpikir bagaimana bisa memberi lebih - bukan mengambil lebih.  Beliau berpikir bagaimana bisa berbagi manfaat dengan orang lain. Saat peristiwa tsunami di Aceh tahun 2004, pesawat Cessna milik Susi termasuk pesawat pertama yang mampu mendarat untuk mengirimkan bantuan pada para korban. Begitupun saat Pangandaran diguncang gempa, pesawat Susi digunakan untuk mengangkut para korban yang membutuhkan bantuan medis.
  2. Jabatan adalah anugerah / amanah. Diberikan karena dianggap profesional, bukan hasil meminta-minta. Beliau tidak pernah mendaftar / mengajukan diri  untuk menjadi menteri, juga tidak berusaha mendekat / memihak ke salah satu calon presiden agar bisa diangkat menjadi menteri.
  3. Kerja keras. Walau beliau hanya tamat SMP, namun kerja kerasnya telah membuahkan hasil yang luar biasa. Dan kerja keras itu pula yang beliau tanamkan dan tuntut kepada staf dan karyawan di kementeriannya untuk bisa lebih maju dan mencapai sasaran yang ditetapkan. Tak satupun kesuksesan diraih tanpa kerja keras, dan hanya dengan kerja keras kesuksesan dapat eksis dan bertahan lama.
Kembali ke manajemen SDM di sekolah, guru adalah faktor utama dan juga faktor penentu MAJU atau MUNDUR-nya sekolah tersebut. Dari 6 unsur manajemen (Man, Money, Material, Machine, Methods, Market) manusia berada pada urutan teratas. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.

Pertanyaan mendasar, bagaimana mengoptimalkan guru akan bisa sinergi dan selalu siap untuk menjadi pelaku / unsur manajemen untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Penting dijadikan pedoman "TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA, juga TIDAK ADA MANUSIA YANG TIDAK BERGUNA. Artinya setiap kita pasti ada kekurangannya - siapapun dia, dan setiap kita pasti bisa memberi kontribusi/manfaat - betapapun kecilnya. Nah yang perlu adalah bagaimana bisa mengatur dan mengelola setiap kita untuk bisa berbuat se-OPTIMAL mungkin untuk bisa menghasilkan kerja dan hasil kerja yang LUAR BIASA.

Secara umum dan terjadi di setiap lembaga / instansi, akan berisi macam-macam karakter dan pribadi yang berbeda-beda. Ada beberapa orang (SDM) yang sangat aktif, aktif, cukup aktif, pasif dan bahkan ada yang sangat pasif dan cenderung menjadi hambatan untuk proses kelancaran manajemen menuju cita-cita dan harapan bersama. Inilah garapan yang dibutuhkan keseriusan dalam pengelolaan manajemen sekolah. Berlanjut ke seri << Manajemen -4 >>  Selamat beraktifitas, semoga sukses. (24887)

Jumat, 31 Oktober 2014

Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) 2014 - Wahana Penggemblengan Bagi Pengurus OSIS Baru Periode 2014-2015

Setelah pengurus OSIS SMPN 2 Kepil terbentuk, maka pengurus OSIS yang lama bersama pembina OSIS berkepentingan untuk memberi pembekalan mental / spiritual untuk melanjutkan estafet kepemimpinan OSIS SMPN 2 Kepil dalam melaksanakan fungsinya sebagai kepanjangan tangan sekolah untuk mengatur dan mengelola kegiatan siswa di sekolah.

Untuk kepanitiaan LDK tahun 2014 ini yang ditunjuk sebagai ketua panitia adalah beliau Bpk Agus Yuswantoro, S.Pd. Pengurus OSIS lama yang di-ketua-i LAILATUL KHOIRIYAH bersama pengurus lainnya, dengan sigap dan sabar membimbing para juniornya di OSIS dalam mengikuti kegiatan LDK dibawah komando Pak Aris Winarna, S.Pd selaku pembina OSIS. Adapun untuk pengurus OSIS yang baru terbentuk, posisi ketua OSIS dipercayakan kepada Nurul Sofianingrum yang berhasil memenangkan suara terbanyak dalam bursa pemilihan ketua OSIS beberapa hari yang lalu.

Kegiatan LDK rencananya dilaksanakan selama 3 hari, dari tanggal 31-10-2014 hingga 2-11-2014. Para guru yang ditunjuk sebagai pembina / nara sumber adalah Bpk Kardan, Bpk Eko Sutomas, Bpk Aris Winarna, Bpk Agus Yuswantoro, Bpk Widodo, Bpk M. Bagus Panuntun, Ibu Sri Hartati, Ibu Nuraeni Dwi Astuti. Kegiatan dilaksanakan sore hari setelah KBM hari tersebut berakhir, kecuali hari Minggu dimulai dari pagi hari dengan agenda utama berupa kegiatan OUT BOND.

Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membangkitkan semangat berorganisasi, bela negara, cinta almamater, menjalin kerjasama tim dan kesetia-kawanan. Selamat berlatih da belajar kepemimpinan untuk bisa turut memajukan SMPN 2 Kepil dan pendidikan pada umumnya. Selamat berjuang pengusu OSIS baru 2014.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Manajemen -2 : Bagaimana Menjadi Sekolah Maju, Pavorit dan Berkualitas - Manajemen Mimpi, Cita-cita dan Harapan

Suara merdeka. Tim bola volly SMPN 2 Kepil berhasil menjadi juara 1 tingkat kabupaten Wonosobo. Guru pembimbing Bpk Muh. Fauzie, S.Ag beserta seluruh tim dengan bangga membawa pulang piala bergilir dan uang pembinaan sebesar 15 juta rupiah. Seminggu sebelumnya, siswa yang bernama Agus Yusril Mahendra berhasil menjadi juara 1 dalam lomba sains bidang IPS dan Bagus Pandu Dewanata berhasil meraih peringkat 13 dari 1200 peserta dalam lomba IMO (International Mathematics Olimpic) tingkat Jawa Tengah. Benar-benar prestasi yang membanggakan dan membawa nama harum sekolah. Sekolah yang berlokasi di dusun Ndoglek - Randusari - Kepil - Wonosobo ini telah mendedikasikan diri menjadi sekolah unggulan dengan berbagai prestasi akademik maupun non akademik.

Nampak bus rombongan studi banding dari pulau kalimantan terparkir di seberang jalan raya. Terbayang - betapa bangga dan bahagia dirasakan oleh segenap elemen pendidikan, mulai dari siswa, guru, karyawan, masyarakat hingga pejabat terkait dengan situasi sekolah yang daftar prestasinya tak muat dipasang dalam lemari. Begitu berjalan 10 meter dari pintu gerbang nampak papan besar bertuliskan "Selamat Datang di Sekolah Asri Kami". Selanjutnya di kanan-kiri tampak taman dengan bunga warna-warni yang terawat dan tertata rapi. Nampak - pajangan gambar, slogan, visi-misi dan berbagai kata-kata yang menyiratkan semangat dan motivasi menyiratkan nuansa lingkungan berpendidikan - tertata rapi dan dinamis di dinding Hall pintu masuk. Di halaman terpajang kokoh papan basket, lapangan dan net volly dengan garis pembatas yang jelas terlihat. Maju beberapa langkah ke kelas 9A dengan tembok dengan cat warna sejuk, tergantung LCD Proyektor di atas ruangan, hiasan dinding dan berbagai administrasi kelas dan kata-kata mutiara penuh makna terpasang di dinding kelas. Bu Ratna Yuli S, dengan menenteng Laptop LENOVO dengan senyum ramahnya menyapa rombongan pengunjung studi banding yang berjumlah 20 orang pada hari itu.

Einstein, Thomas A Edison, Graham Bell dan ahli terapan lain berhasil menemukan teori dan teknologi melalui proses yang panjang, yang semuanya diawali oleh IMPIAN, CITA-CITA dan HARAPAN. Mencoba - gagal - mencoba lagi - gagal lagi - mencoba lagi, adalah menu harian yang menjadi tantangan dan hambatan dalam setiap tahapan. Ketekunan dan kesabaran menjadi hal pokok bagi mereka hingga sukses menemukan sesuatu yang sangat berharga bagi kemajuan peradaban.


Menjadi sekolah yang berkualitas tidak identik dengan sekolah yang banyak piala-nya saja. Juga tidak cukup ditandai dengan jumlah siswa-nya yang banyak  Namun, memang sekolah maju dan berkualitas sebenarnya bisa dilihat dari beberapa hal yang secara kasat mata terlihat dalam pandangan di lingkungan tersebut, secara administratif tercatat banyak prestasi yang diraih dalam skala kecil maupun besar dan secara kuantitas nampak banyak siswa dengan aktifitas yang menunjukkan proses pendidikan.
Secara mudahnya, untuk menjadi sekolah yang maju akan muncul indikasi / tanda-tanda yang bisa disaksikan dan dirasakan secara langsung sebagai berikut :
  1. Lingkungan yang nyaman, asri dan tertata rapi. Hanya sekolah yang mapan dari sistem manajemen yang mampu berfikir dan berorientasi pada pengelolaan lingkungan dan sadar betapa lingkungan sangat berdampak langsung pada jalannya proses pendidikan.
  2. Status akreditasi, sekolah yang  memenuhi kualifikasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengakuan dan penilaian sebagai sekolah berkualitas, bermutu dan unggul. Hal ini secara jelas akan nampak pada status  yang mengikutinya, apakah terdaftar, diakui atau disamakan (edisi lama). Status edisi terbaru dengan akreditasi A, B atau C. Dilain standar ada klasifikasi SBI, RSBI dan SSN, sekolah plus dan lain-lain. Predikat / status akreditasi ini berkait erat dengan sistem administrasi, artinya kelengkapan dan keteraturan dokumen penunjang sebagai lembaga pendidikan.
  3. Guru yang profesional dengan pengetahuan yang up to date dan memadai. Profesional dalam arti berbasis kerja/kinerja yang dapat dilihat dalam proses melaksanakan tugas sebagai seorang guru. Upto date dalam arti pembaharuan pengetahuan, wawasan dan cara kerja mengikuti perkembangan zaman dan regulasi yang selalu berubah. Setidaknya faktor pengalaman (jam terbang) yang dimliki guru profesional memberi nilai tersendiri dalam pelaksanaan proses pembelajaran hingga evaluasi dan hasil pembelajaran siswa. Guru profesional apakah hanya guru yang sudah bersertifikasi ? Bisa ya, bisa tidak - (akan kami bahas dalam bab tersendiri) pada bab lain.
  4. Kuantitas siswa. Jumlah siswa yang banyak (sesuai kuota/daya tampung) adalah salah satu indikasi bahwa sekolah tersebut maju dan diminati para siswa dan orang tua. Dengan jumlah siswa yang besar siswa akan merasa senang dan bangga dengan banyaknya teman. Akan berbeda dengan sekolah yang jumlah siswanya sangat kecil dan terasa sepi dan kosong.
  5. Kedisiplinan siswa. Akan sangat nampak siswa yang terbimbing dan tidak. Disiplin akan muncul dalam sekolah yang terpola dalam pembinaan kedisiplinan, juga akan berdampak dalam setiap kegiatan baik akademik maupun kokurikuler. Tingkah laku, tutur kata, unggah-ungguh sangat terasa pada sekolah dengan kedisiplinan yang terjaga, tidak urakan, tidak sembarangan dalam bersikap dan bertutur kata.
  6. Kegiatan ekstra-kurikuler. Sekolah yang maju dan memiliki visi yang maju akan sangat memperhatikan pada pemenuhan dan penanganan kegiatan ekstra-kurikuler bagi siswa. Bukan sekedar banyaknya jenis kegiatan ekstra-kurikuler, namun lebih mengacu pada CONTENT (isi) kegiatan tersebut. dan bukan ASAL ADA / ASAL JALAN. Kegiatan yang asal ada / asal jalan biasanya tidak terencana dngan jelas, sehingga kegiatan itu-itu saja - tanpa tambahan / kemajuan yang berarti.
  7. Prestasi ekstrim. Prestasi dari suatu mata pelajaran, lomba atau kegiatan yang luar biasa akan berdampak sangat positif dalam pembangunan brand dan motivasi tersendiri pada lingkungan sekolah untuk bekerja, belajar dan berusaha lebih maju lagi. Di suatu sekolah di Semarang, calon siswa sampai dibidik (diincar) untuk masuk ke sekolah tersebut karena sudah melihat bakat dan prestasinya, kemudian siswa tersebut diolah/di-DIKLAT-kan sehingga menjadi benar-benar BERKELAS dan berhasil EMAS yang berprestasi di tingkat Nasional.
  8. Sarana-Prasarana. Inilah yang terakhir yang secara alami akan mengikuti, sebagai sekolah yang maju maka berbagai usaha akan memunculkan berbagai jalan untuk pembenahan sarana prasarana. Dan jalan untuk membenahi dan melengkapi sarana prasarana terasa begitu mudah datang dari bantuan yang ada di pemerintah.
Mau maju atau tidak, berkualitas atau tidak - semua bergantung pada pelaku utama sekolah tersebut. Guru dan jajaran manajemen dituntut untuk memiliki mimpi, visi dan motivasi untuk berorientasi pada suatu cita-cita, suatu harapan bahkan mimpi untuk sebuah kesuksesan bersama. Mari kita bermimpi, bercita-cita untuk sebuah kondisi yang lebih baik. Pastinya, tidak untuk jangka pendek (setidaknya butuh 2-3 tahun untuk mewujudkannya) karena untuk sebuah kesuksesan butuh usaha yang luar biasa, butuh kesabaran yang eksta dan butuh semangat baja yang tidak mudah putus asa. Semoga.

Rabu, 22 Oktober 2014

Aplikasi Rapot UTS Edisi Tahun 2014 - Karya Sederhana SMPN 2 Kepil

Kegiatan UTS semester 1 (satu) tahun pelajaran 2014-2015 telah selesai pada tanggal 16 Oktober 2014. Setelah nilai selesai diproses oleh guru mapel, remidial bagi yang belum tuntas, maka selanjutnya nilai akan disetorkan kepada wali kelas untuk diterbitkan RAPOT UTS dan selanjutnya dibagikan kepada siswa / orang tua siswa.

Di SMPN 2 Kepil, beberapa tahun ini RAPOT UTS dibagikan dalam bentuk print-out berupa kertas ukuran A4 atau F4. Untuk itu perlu disiapkan aplikasi sederhana untuk membantu wali kelas dalam menyatukan-menggabungkan nilai dari para guru mapel sehingga ter-integrasi dalam file yang siap pakai untuk pencetakan / print-out Rapot UTS tersebut. Dengan aplikasi ini diharapkan dapat membantu dan memberikan sedikit kemudahan dalam entri/pengolahan nilai UTS hingga siap cetak - lengkap dengan keterangan yang diperlukan.

Dengan niat untuk belajar, berkarya dan berbagi - kami mencoba berbuat sesuatu yang kami bisa, walau sangat sederhana. Berkarya adalah salah satu bentuk unjuk kerja sebagai bentuk implementasi guru/staf yang produktif - seberapapun kecilnya. Semoga manfaat.

Rabu, 15 Oktober 2014

Manajemen -1 : Membangun Manajemen Menuju Sekolah Lebih Maju

Tulisan ini adalah seri awal dari beberapa tulisan saya yang rencananya akan saya sampaikan (posting) terkait ide/pemikiran untuk sekedar berbagi wawasan dan pengalaman untuk bersama-sama membangun kinerja dan membangun semangat untuk bisa berkarya yang lebih baik untuk melayani anak didik dan masyarakat. Tulisan tentang manajemen sekolah ini akan berseri menjadi sekitar 10 tulisan yang berisi tentang manajemen sekolah sebagai sebuah organisasi dan kaitannya dengan unsur-unsur pendukung manajemen dan optimalisasinya.
Bagi beberapa orang mungkin tulisan ini terkesan terlalu tinggi yang bahkan tak pernah terpikirkan, namun saya merasa perlu untuk menyampaikannya sebagai bentuk kepedulian saya untuk bisa sedikit berbagi - yang semoga bisa bermanfaat.
  
Membaca tulisan kali ini, beberapa orang / banyak orang - mungkin termasuk guru, siswa dan warga di sekitar sekolah ini - pasti ada yang bergumam, bertanya atau bahkan berkata apriori "APAKAH BISA SMPN 2 KEPIL MENJADI SEKOLAH YANG LEBIH MAJU ?" 

Begitu pula dengan sekolah-sekolah lain yang berada di kampung, pedesaan dan pedalaman dengan berbagai keterbatasan yang menjadi tantangan berat untuk bisa maju seperti sekolah-sekolah di kota pada umumnya.

Apa gak ngimpi, apa gak mengigau. Ahhh .... begini saja sudah nyaman, ngapain susah-susah, toh bayaran lancar dan terima sepenuhnya..Apalagi hanya sekolah kampung, gedung yang kurang representatif, lingkungan yang kurang tertata dan beberapa aspek lain yang belum tergarap secara optimal menjadi sekian banyak alasan mereka untuk tidak berani mengambil resiko untuk sekedar bermimpi, berangan dan bercita-cita menjadikan sekolah sebagai tempat MENGABDI, tempat BERKARYA, BERKREASI dan BERBAGI MANFAAT menjadikan sekolah menjadi sekolah yang maju dan berprestasi.

Sebagai gambaran awal, untuk membangunkan kesadaran dan sekedar membuka wawasan, kita menyimak satu informasi ada sekolah di pedalaman Purbalingga yang berhasil menjadi sekolah yang maju dan berprestasi.  Berikut sedikit tulisan yang kami nukil dari situs merdeka.com.

Merdeka.com - SMP 4 Satu Atap yang berada di Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah, kini menjadi kebanggaan warga desanya. Lantaran sekolah tersebut berhasil menunjukkan sederet prestasi dan penghargaan dalam menggunakan teknologi audio visual meski berada di desa terpencil.

Salah satu guru SMP 4 Satu Atap Karangmoncol, Aris Prasetyo mengakui, sekolah tempatnya mengajar jauh dari fasilitas yang memadai. "Kami paham, kalau kami tidak mampu mengejar sekolah lain yang lebih maju dalam hal fasilitas belajar. Karena itulah, kami mengejar prestasi di bidang lain melalui media film pendek yang diajarkan kepada murid kami," ujarnya, Senin (28/10).

Penggunaan teknologi pun akhirnya mendapat dukungan luas, setelah pelajar di sekolah tersebut mampu mengharumkan namanya dengan menjuarai berbagai festival film nasional dan internasional.

"Kami yakin dengan keterbatasan ini, kami bisa berkarya dan berkreativitas untuk menaikkan status dan derajat sekolah kami yang selama ini dianggap sebagai sekolah pinggiran," jelasnya.

Tambahan nama sekolah satu atap sendiri menggambarkan kondisi sekolah yang selama ini masih menumpang, baik ruang kelas maupun perpustakaan kegiatan belajar mengajarnya dengan salah satu sekolah dasar di desa tersebut. Kondisi itu diperparah dengan kondisi masyarakatnya yang rata-rata belum mendapat pendidikan yang tinggi.

"Rata-rata di sini masyarakatnya merupakan buruh tani atau nderes (pemetik kelapa)," ucapnya.
Artinya apa, dalam keterbatasan kita tetap bisa maju dan berprestasi, dan hal ini sangat tergantung  pada sistem manajemen yang diterapkan dalam lembaga tersebut. Oleh karena itu membangun, membenahi dan mengembangkan manajemen adalah sebuah keharusan yang perlu pemikiran dan perhatian khusus oleh segenap pihak terkait dalam lembaga tersebut.

Kata kuncinya KELEMAHAN, KETERBATASAN dan KEKURANGAN itulah yang justru MENJADI KEKUATAN. Kelemahan itulah yang perlu dibangun kembali untuk bisa di-optimalkan dan difungsikan untuk bisa mendukung unsur-unsur lain dalam sistem manajemen. Hal inilah yang diterapkan dalam sistem manajemen ISO yang sudah diuji dan teruji mampu menjadikan perusahaan, lembaga, instansi maupun sekolah-sekolah yang maju untuk bisa eksis dengan prestasi yang secara signifikan mengalami kenaikan secara periodik.

Dari 8 unsur manajemen, unsur yang pertama / tertinggi yang perlu dibangun adalah MAN = manusia. Artinya untuk membawa sebuah sekolah maju dan kualified yang pertama kali harus dibangun adalah manusia-nya. Tentang manajemen manusia ini secara lebih detil akan kami coba uraikan pada tulisan yang selanjutnya <<Manajemen-3 : Manajemen  SDM Sekolah>>.
Semoga bermanfaat. Selamat berkarya.

Kamis, 25 September 2014

Lagu Mars SMP Negeri 2 Kepil - Karya Hebat dan Istimewa

Sekitar 3 bulan lalu (bulan Agustus 2014) lagu mars sekolah berhasil di rilis perdana. Tepatnya pada acara wisuda purna siswa tahun 2014 sudah berhasil dipresentasikan secara umum oleh kelompok paduan suara khusus yang menyanyikan lagu mars SMPN 2 Kepil.

Lagu mars SMPN 2 Kepil secara khusus lirik dan aransemen diciptakan oleh Bapak Drs. Kardan (kepala sekolah) dan musik di aransemen ulang oleh Bapak Yosep Luhvendi, S.Pd - guru seni budaya (sang seniman yang juga crosser yang beralamat di Kalibawang Kulonprogo DIY.

Sang Maestro Kepil
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami haturkan kepada beliau berdua - sang Maestro Seni (P Kardan dan P Vendi) atas karya-nya yang monumental ini. Semoga menjadi amal baik yang akan selalu dikenang atas karya-karyanya.

Di bawah ini kami pasang untaian kalimat potongan karya beliau berdua, yang telah membawa wahana baru bagi sekolah. Syair dan video dapat didownload bagi yang membutuhkan. Monggo silahkan.


Berikut tayangan videonya (via Youtube) untuk melihat langsung, klik play (tanda panah) pada gambar video di bawah.



Adapun untuk download videonya - berikut link-nya, klik ini ...
Download Video Mars SMPN 2 Kepil

Berkenan dengan sajian ini, silahkan untuk memberikan komentar (klik tulisan / link komentar dibawah), terima kasih.