text

Selamat Datang di Blog SMP N 2 Kepil Wonosobo ... Sekolah SEJUTA IMPIAN, ... Awali Suksesmu Dari Sini ... Mulailah segala sesuatu dengan BISMILLAH ...

Senin, 27 April 2015

ESQ Kelas IX SMPN 2 Kepil, Sukses Membangun Motivasi Siap Hadapi UN 2015, Bersama Ustad Saeful Bahri

Senin pagi, 27 April 2015 sedianya siswa kelas 7, 8 dan 9 melakukan upacara bendera, namun pagi itu tidak dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pada pagi itu akan dilakukan acara spesial untuk kelas 9 dalam rangka menyongsong UN yang akan dilaksanakan pada tanggal 4-7 Mei 2015. Kegiatan spesial itu berupa kegiatan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) yaitu pemberian motivasi kesiapan menghadapi UN 2015.

Jam 08.00 semua siswa dikumpulkan untuk diberi pengarahan dan penjelasan tentang kegiatan pagi itu oleh Bapak Eko Sutomas, S.Pd, selaku wakil kepala sekolah. Kelas 9 diarahkan untuk langsung menuju balai desa Rejosari, sedangkan kelas 7 dan 8 dianjurkan untuk langsung pulang, karena kegiatan ESQ juga akan diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SMPN 2 Kepil.

Bertempat di Balai Desa Rejosari yang beralamat di Cadukan Rejosari Kepil Wonosobo, acara ESQ dilaksanakan, hal ini dipilih sebagai lokasi berdasarkan masukan dari tim penanggung jawab ESQ dengan alasan kenyamanan, jauh dari kebisingan dan keramaian.  Tepat pukul 09.00 acara dimulai, bertindak sebagai pembawa acara (MC) Bpk Bagus Panuntun, diawali dengan pembukaan, dilanjutkan sambutan kepala sekolah Bpk Drs. Kardan, kemudian penjelasan Jelang UN oleh wakil kepala sekolah Bpk Eko Sutomas, S.Pd. Selanjutnta masuk ke acara inti berupa motivasi / ESQ oleh nara sumber Bapak Ustad Saeful Bahri dari SD terpadu Maarif Gunung Pring Muntilan Magelang.

Selama kurang lebih 120 menit Ustad Saeful Bahri - yang merupakan alumni dari PP Gontor I  Ponorogo Jawa Timur, berhasil menghipnotis siswa kelas 9, orang tua / wali dan guru, sehingga semua peserta ESQ dibawa ke kondisi yang khusuk, menyentuh bahkan menusuk jiwa hingga kepada kondisi kesadaran akan jati diri saat ini. Setelah kurang lebih 1 jam dibangun motivasi dan semangatnya, maka pada durasi 1 jam berikutnya dibangun kesadaran akan dosa dan kesalahan yang dilakukan selama ini, terutama dosa dan kesalahan yang dilakukan pada kedua orang tuanya. Hampir setengah dari total waktu ESQ, siswa menangis dengan sejadi-jadinya, menyadari kesalahan mereka, menyadari betapa sayangnya orang tua pada mereka menyadari kebutuhan dekat dengan orang tua, terlebih sangat membutuhkan ridho mereka berdua. Terlebih masuk dalam acara doa, dimana nama beberapa anak disebutkan, sangat terasa menusuk-nusuk hati, mengiris jiwa untuk semakin menumpahkan air mata penyesalan.

Tepat pukul 11.30 acara inti ESQ selesai, kemudian ditutup oleh pembawa acara. Selanjutnya orang tua siswa dipersilahkan pulang, diikuti siswa kelas 9. Adapun guru-guru dan beberapa siswa melakukan kegiatan kebersihan dan pengembalian alat dan kelengkapan acara ESQ. Pak Aris menyampaiakn bahwa dalam kegiatan ini guru dan karyawan SMPN 2 Kepil sangat kompak hingga akhir acara. Di sisi lain, Bu Rini Utami menyampaikan bahwa kegiatan ESQ ini dianggap sukses, sukses meberikan motivasi bagi siswa, orang tua bahkan guru. Kami sebagai salah satu tim merasa bersyukur - acara ini cukup sukses dan berhasil atas bantuan dan partisipasi semua pihak, rekan guru dan juga siswa beserta orangtua wali. Jika acara ini sukses, ini adalah sukses kita bersama.

Beberapa rangkaian terima kasih kami sampaiakn kepada pihak-pihak yang telah turut mendukung acara ESQ ini :
  1. Ustad Saeful Bahri sebagai nara sumber - yang berhasil memberi siswa kelas 9, orangtua wali dan guru untuk introspeksi dan membangun motivasi diri menjadi lebih baik lagi.
  2. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan jajaran pembantu kepala atas arahan dan bimbingan selama persiapan hingga pelaksanaan ESQ.
  3. Kepada tim ESQ yang solid (Tim penanggung jawab ESQ yang terdiri dari Maryanto, Aris Winarna, M. Bagus Panuntun, M. Fauzi dan Yani Widayati) atas masukan ide, bantuan tenaga dan semuanya. Spesial atas dukungan dan bantuan Pak Vendi dan pak Ronto yang luar biasa membacking peralatan mulai dari peminjaman hingga pengambilan alat.
  4. Pak Ismain selaku bendahara BOS atas suport dananya, demikian juga Bu Ruti Sumarni dan Bu Sri Supami atas dana SSM untuk konsumsi.
  5. Siswa dan orangtua wali atas kehadiran, partisipasi aktifnya dalam acara ESQ ini.
  6. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah berpartisipasi untuk suksesnya acara ESQ sederhana ini.
Banyak kekurangan dan kekhilafan (keterbatasan, kebodohan, ketelodoran dan kurang pengalaman), atas nama tim kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya, marilah kita ambil hikmah dari acara ESQ ini, mari kita introspeksi diri, mengaca diri dan memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjadi pribadi yang memiliki jiwa yang berhati lembut, penuh kasih sayang dan jauh dari kesombongan. Semoga UN 2015 lancar dan mendapatkan hasil yang optimal. Selamat beraktifitas, semoga sukses. (30470)

Rabu, 15 April 2015

Lentera Hikmah -1 : Buka Mata, Buka Telinga, Lihat Sekitar Kita - Lembutkan Hati Untuk Bantu Sesama

Alhamdulilah, atas karunia nikmat-Nya kami bisa menulis kembali setelah absen beberapa lama, karena padatnya agenda pekerjaan yang harus  diselesaikan. Setelah menyelesaikan tulisan seri manajemen sekolah (seri 1 - seri 12), selanjutnya kami akan mencoba membuat tulisan baru bertajuk Lentera Hikmah, yang insya-Alloh berisikan catatan atau kilas balik dari kejadian nyata kehidupan seseorang sebagai bahan renungan  untuk introspeksi, mawas diri dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bermakna, lebih berharga dan lebih bermanfaat bagi sesama. Kami berusaha untuk menulis dengan ringkas agar tidak terlalu panjang dan terasa berat, dan tajuk Lentera Hikmah ini akam kami tulis spserti tema lainnya menjadi serial sekitar 12 seri, dengan harapan dalam 1 tahun bisa menyelesaikan 12 tulisan, artinya minimal bisa menulis 1 tema untuk setiap bulan.

Inspirasi tulisan kali ini adalah seorang siswa kelas 9 di salah satu SLTP di kabupaten Magelang. Dia tinggal di salah satu pondok pesantren yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari tempat sekolahnya. Satu hal yang istimewa dan luar biasa adalah suara ADZAN-nya yang sangat merdu dan menyentuh, sangat khas dan sangat menggugah bagi teman-temannya. Begitu mendengar suara adzan-nya, mereka berbisik, bergumam bahkan ada yang bersorak memanggil namanya, BASIR ......, sontak mereka langsung bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah sholat secara berjamaah. Subhanalloh. Ada apa dengan suaranya, yang serasa mempunyai kekuaran magis dan kekuatan memberi kesadaran dan dorongan yang luar biasa.

Siapkan hati dan lembutkan rasa untuk membaca uraian berikutnya. Sosoknya biasa saja, tiada yang istimewa, namun bila mengetahui apa yang terjadi dengan diri dan kehidupan sehari-harinya barulah menyadari bahwa inilah yang membuatnya jadi istimewa. Dia tinggal di pesantren karena keadaan yang memaksa, kondisi ekonomi yang benar-benar tak mendukung untuk bisa melanjutkan sekolahnya. Hampir tiga tahun ini dia menjalani aktifitas sekolahnya dengan istilah kasarnya numpang hidup, numpang tidur, numpang makan di pesantren - panti asuhan "Brayat Al-Falah Borobudur". Yah .... Basir, dia yatim, anak bungsu dari tiga bersaudara. Bapaknya telah meninggal dunia dan tinggal ibunya seorang diri yang tinggal di daerah Prampelan Kaliangkrik Magelang.

Hari Senin, ketika jam istirahat di saat teman lainnya menikmati jajanan di kantin sekolah, dia hanya diam di halaman atau di dalam kelas. Ketika ditanya oleh gurunya kenapa tidak ikut jajan, dia menjawab "Saya puasa Bu." Hari Rabu, dia masih sama, ketika ditanya dia menjawab, "Saya puasa Bu". Ini kan hari Rabu, kan puasanya Senin-Kamis, dia menjawab "Saya puasa hari Senin sampai Sabtu, hanya hari Minggu yang tidak puasa." Pertanyaan dilanjutkan kalau tiap hari puasa lalu bagaimana dengan sahurnya, dia menjawab kalau tidak pernah makan sahur. Jadi sehari dia hanya makan 1 kali ketika berbuka.  Deg, tergetar hati merasakan apa yang diucapkannya, begitu berat jalan hidupnya. Kemudian ketika ditanya berapa kali dalam sebulan untuk pulang ketemu ibunya dan apa pekerjaan ibunya, sambil menyeka air matanya dia mengatakan bahwa ibunya hanya bekerja mencari kayu bakar untuk dijual, dia pulang bertemu ibunya hanya 1 kali dalam setahun pada saat lebaran Idul Fitri. Ketika akan kembali ke panti asuhan ibunya memberi uang saku sebesar Rp. 15.000,- (Lima belas ribu rupiah). Guru yang bertanya tersebut menyesal kenapa baru sekarang tahu, kalau ada siswa yang seperti ini, kenapa baru dipertemukan saat dia menjelang lulus dari sekolah.

Ternyata keistimewaan ADZAN itu berasal dari suara BASIR yang bersumber dari HATI YANG BERSIH, yang setiap hari diisi dengan puasa. Puasa akan melahirkan jiwa yang tenang, yang damai, tawakal dan tidak "nggrangsang". Jiwa yang sudah terbiasa dengan puasa akan memiliki jiwa yang tidak pendendam, tidak iri, tidak sombong dan tidak egois <<seperti status yang ditulis Pak Kardan di Facebook>>. Lho, kok ada yang berpuasa namun masih buruk akhlaqnya ? Kalau seperti ini berarti ada yang salah dengan puasanya. Pendendam akan berpuasa pagi-siang hari, dan berakhir dengan berbuka dengan jumlah dan ragam makanan yang luar biasa, seakan mau balas dendam dengan kelaparan yang ditahan sebelumnya. Begitu juga yang menyimpan dan mengumpulkan makanan saat berpuasa pagi-siang - untuk berbuka, pertanda masih ada rasa iri yang kuat dalam jiwanya. Ikhlas dan tulus yang menjadi jiwa orang berpuasa masih sebatas niat di mulut saja, masih sebatas ritual yang belum menyentuh makna. Dan ternyata memang jiwa yang terbiasa dengan keprihatinan, terbiasa dengan keterbatasan akan lebih mudah untuk bersikap dewasa.

Ternyata memang yang namanya kemiskinan benar-benar sangat tidak kompromi, benar-benar sangat menyesakkan data, benar-benar membuat pikiran buntu dan tidak bisa berbuat banyak. Penulis jadi ingat pengalaman ketika masih duduk di bangku SD, pernah mengalami kondisi yang tak bisa berbuat apapun ketika tak memiliki alat tulis kecuali pensil yang panjangnya tinggal 2 sentimeter. Tak mungkin untuk bisa beli karena memang tak ada sedikitpun uang yang tersisa untuk sekedar beli pensil. Dalam kondisi seperti itu, jajan sudah tidak lagi terpikirkan. Tak sempat terbersit punya sepatu, tak sempat berpikir baju baru, apalagi sepeda untuk penyambung kaki. Ini hanya bisa dirasakan dan dimengerti bagi orang yang pernah mengalami atau orang yang halus rasanya untuk bisa merasakan betapa orang yang mengalamai kesulitan benar-benar tidak memiliki pilihan lain kecuali harus menjalani dengan sekedarnya saja. Sekedar jalan, sekedar sekolah,  sekedar makan, bahkan sekedar hidup. Bagaimana ke depan semata-mata hanya berharap "KEMURAHAN' dari Alloh yang maha pemurah.

Dari uraian di atas, mari kita mencoba turun ke bawah. Mari kita lebih merendahkan sayap kita, melepas sepatu mahal kita untuk telanjang kaki menyusuri dan mendekati putra-putri kita, siswa-siswi kita untuk mencari sesuatu yang mungkin luput dari pandangan kita, lepas dari pendengaran kita. Mungkin hanya karena kepasrahan dan ketidak-berdayaan mereka, menjadikan mereka terdiam dan menerima nasib mereka seadanya. Sungguh kejam, keras dan tega bila ternyata masih ada Basir-Basir yang lain di sekolah kita yang tidak tersentuh oleh kita-kita, guru di sekolahnya, TU-nya yang menjadi pengganti orang tua di sekolahnya. Sisihkan sedikit waktu kita, sedikit harta kita dan sedikit kasih sayang kita. Mumpung masih ada waktu, mumpung masih sehat dan mumpung masih sempat. Tidak perlu menunggu. Jika bukan kita yang memulainya - mau siapa lagi, kalau bukan sekarang - mau kapan lagi. Mari Lembutkan Hati Kita, Kita Haluskan Perasaa Kita - Sentuh Mereka dengan kasih sayang kita.<30198>