Senin, 28 September 2015

Inovasi -1 : Pentingnya Inovasi dan Pengembangan Dalam Dunia Pendidikan - Pengantar Seri Inovasi

Kami akan mengawali tulisan seri inovasi ini dengan sedikit membuka ingatan tentang teknologi komunikasi nirkabel generasi awal di Indonesia. Pada akhir tahun 90-an hingga 2003 dalam sebuah komunitas, jumlah orang yang sudah memiliki dan menggunakan telepon genggam (HP) masih sangat sedikit, ibaratnya bisa dihitung dengan jari. Saat itu ada beberapa merek yang umumnya dipakai antara lain Nokia 5110 (antene luar),  Nokia 3210 (keduanya antene dalam), Ericsson T10 dan Siemen C35. Walaupun tipe handphone tersebut kini dianggap jadul, namun pada waktu itu sudah dianggap canggih dan hanya dimiliki oleh kalangan terbatas yang sudah tergugah dan terpanggil untuk memiliki, karena harganya yang selangit dan tak terjangkau kalangan awam (termasuk penulis - belum memiliki). Fungsinya hanya dua, yaitu untuk telepon dan SMS. Sangat berbeda dengan saat ini, perkembangan HP sebagai alat komunikasi sudah menjamur di segala lapisan dan kalangan. Hampir setiap orang punya (kecuali yang tidak), bahkan satu orang punya lebih dari satu. Fungsinya juga berkembang pesat mencakup pada hampir seluruh sendi kehidupan. Inilah gambaran pertama, majunya inovasi di bidang teknologi komunikasi.

Sisi lain pada tataran yang sederhana, ada sebuah warung makan yang saat awalnya ramai dan terkenal karena cita rasa yang khas. Banyak pengunjung dari segala lapisan dan kalangan, yang kata mereka masakannya enak, suasananya santai dan harga merakyat (murah). Karena ramai dan laris, kemudian membuka beberapa cabang di tempat lain. Seiring waktu berjalan, saat ini cabang-cabang sudah ditutup, yang masih tersisa tinggal induknya dalam kondisi yang berbeda, tidak seramai dulu, sepi dan jarang pembeli, padahal menu masakan dan cita rasa masih sama seperti dulu. Ada apa rupanya. Ternyata, sebagian penyebabnya adalah karena warung tersebut tidak mau berbenah dari segi tempat / lokasi, bangunan, ketersedian tempat parkir dan kelengkapan lainnya. Inilah gambaran kedua, yang lebih disebabkan karena kurangnya inovasi dalam mengelola usaha, kalau tidak mampu melakukan inovasi mengikuti perkembangan maka akan ditinggal oleh zaman.

Dua gambaran di atas terdapat pelajaran berharga, bahwa kita sebagai unsur terkecil dalam sebuah sistem -   mulai dari keluarga, masyarakat hingga lembaga haruslah peka dan mau belajar untuk mampu melakukan inovasi terhadap diri sesuai bidang yang menjadi pekerjaan kita. Terlebih lagi bagi seseorang yang bekerja di kantor pelayanan  umum, atau di sekolah yang berhubungan dengan siswa. Bidang pekerjaan ini sangat diperlukan orang-orang yang senang belajar, yang mampu berkembang dan mampu menjadi pelayan yang up-to-date. Untuk itu, sekali waktu kita perlu jalan-jalan ke luar, luar wilayah kerja atau melihat dunia luar. Sekali waktu kita juga perlu untuk keluar dari alam pikiran kita. Mungkin muncul pertanyaan, mengapa harus keluar dahulu dari pikiran diri ? Yah, karena jika kita masih tetap berada dalam pikiran kita yang dipenuhi rasa ego, merasa bisa, merasa benar dan berbagai rasa besar lainnya, maka pembacaan dan penilaian kita tidak bisa objektif dan tidak adil.  Dengan menjadikan pikiran dan diri kita lepas dari rasa ego, kita akan bisa membaca apa sebenarnya kebutuhan konsumen kita, masyarakat kita, siswa kita dan komunitas kita.

Beberapa tokoh besar sudah melakukan cara ini, yang ala Jokowi bahasa kerennya "blusukan", namun masih dengan pakaian kebesarannya sebagai pejabat publik. Demikian juga Sri Sultan HB IX yang pernah "manjing kawulo" tanpa menunjukkan bahwa dirinya sultan, dan masih banyak tokoh-tokoh yang lain. Begitupun seorang guru yang mampu berbaur dengan siswa, dengan masyarakat dengan menanggalkan baju kebesaran guru akan menjadikan kita dekat dan seakan tak ada jarak dengan siswa, dengan masyarakat. Jika sudah dekat maka semua hal tentang permasalahan, harapan dan penilaian dari mereka akan keluar dengan sendirinya. Teknik inilah yang dipakai oleh para intel di kepolisian untuk menguak tabir dan membuka sebuah rahasia yang terjadi di masyarakat. Adalah Anna Lao Tjiao Leang - wanita keturunan Tionghoa -, yang menjadi polwan pertama di Indonesia pernah menyamar sebagai pembantu rumah tangga, tukang potong rambut, tukang membuat kue, bahkan sebagai tukang pijit dalam menjalankan tugasnya sebagai intel, dan ternyata berhasil sukses mengungkap kasus penyelundupan.  Beliau mendapat penghargaan rekor Muri sebagai Polwan pertama di Indonesia. Dari kisah ini kita diajarkan untuk mampu berinovasi, pandai berperan untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Inilah sosok yang menjadi inspirasi tulisan kali ini.

Diri kita sebagai karyawan, pegawai, guru atau pekerjaan lainnya adalah unsur dalam sebuah sistem. Sistem manajemen dalam sekolah, kantor, lembaga atau organisasi adalah serupa dengan manajemen dalam perusahaan. Sebagai gambaran perlunya inovasi, berikut beberapa penyebab perusahaan harus melakukan inovasi diantaranya:
  1. Produk lama tidak laku di pasaran. Jika produk yang telah diluncurkan di pasaran tidak mendapatkan respon positif dari konsumen, maka perusahaan bisa mengevaluasi hal-hal yang menyebabkan produk tidak disukai konsumennya. Dengan penilaian tersebut perusahaan bisa membuat suatu inovasi untuk memperbaiki produk yanng telah dipasarkan.
  2. Permintaan pasar. Berbeda dengan poin di atas, inovasi juga bisa disebabkan karena permintaan pasar yang ingin mendapatkan barang baru dengan fungsi yang berbeda. Barang atau produk yang lama memang laku di pasaran namun konsumen menginginkan produk baru yang juga sama menariknya dengan produk lama. Kedua produk itu nantinya bisa memuaskan kebutuhan konsumen.
  3. Adanya pesaing. Dalam bisnis selalu ada namanya pesaing, dan inilah yang menyebabkan inovasi suatu produk harus dibuat. Pesaing mungkin membuat suatu produk yang jauh lebih bagus dari produk anda sehingga untuk mengalahkan pesaing, anda harus membuat produk dengan kwalitas yang jauh lebih baik dari produk sebelumnya dan juga lebih baik dari produk pesaing anda.
  4. Mengembangkan bisnis. Inovasi juga sangat penting bagi pelaku bisnis untuk bisa mengembangkan bisnisnya tidak hanya dengan satu produk namun juga meliputi beberapa produk. Dengan adanya inovasi tersebut maka perusahaan bisa lebih banyak mendapatkan keuntungan.
Dari uraian di atas sangat terasa betapa pentingnya (urgen) peran inovasi untuk keberlangsungan tugas dan pekerjaan kita sebagai guru, karyawan atau pegawai, agar : 1) karya kita tidak kadaluarsa, 2) tetap bisa diterima dan bisa memuaskan siswa, customer atau pelanggan, 3) bisa bersaing dengan guru/karyawan yunior, dan 4) mampu turut mengembangkan kemajuan  pendidikan. Inovasi bukan berarti harus berubah total, tidak harus frontal dan radikal, serta tidak harus menjadikan diri berbeda dalam tanda tanya. Yang dibutuhkan dan sangat berharga adalah semangat, inisiatif, proses dan mental untuk melakukan upaya terbaik demi kemajuan dan kesuksesan bersama.

Demikian uraian awal yang merupakann pengantar tulisan seri bertajuk inovasi ini, yang rencana akan kami paparkan menjadi sekitar 7 seri. Bidang apa saja yang perlu dilakukan inovasi, insya-Alloh akan kami lanjutkan pada tulisan berikutnya. Selamat beraktifitas, semoga sukses. <33820>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar