Selasa, 13 Oktober 2015

Inovasi -2 : Diawali Pembenahan Karakter Pribadi - Kemampuan Memotivasi Diri

"Dibalik siswa yang hebat terdapat guru yang hebat" - inilah kata kuncinya yang menjadi grand topik yang disampaikan mendikbud beberapa waktu yang lalu. Guru yang hebat pasti disenangi muridnya, karena dia bisa membuat suasana belajar menjadi menyenangkan bagi siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus bisa membuat suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Dalam konteks yang lebih besar dan luas bisa dianalogikan menjadi "Dibalik sekolah yang hebat pasti terdapat banyak guru yang hebat".  Inilah yang menjadi konsep dasar pada beberapa sekolah besar, sekolah maju, sekolah yang kaya inovasi yang kemudian menjadi sekolah pavorit.

Alhamdulillah, kami bisa memulai kembali menulis guratan benak di kepala di sela-sela sulitnya mengakses dan menyelesaikan proses entri data pupns.yang akhir-akhir ini sangat menyita waktu para PNS. Tulisan kedua seri inovasi kali ini akan fokus pada pembenahan karakter yang merupakan bagian penting untuk bisa menjadi pribadi yang mampu melakukan inovasi. Tanpa tendensi pada seseorang atau bagian tertentu, namun inilah yang memang harus dilakukan untuk menjadikan diri lebih hebat dari sebelumnya.

Menjadi pribadi hebat tentu sangat diharapkan oleh hampir semua orang. Pribadi hebat bisa terlihat di mana saja, ada guru hebat di sekolah, ada kepala dusun terbaik, ada aparat desa teladan. Dalam bidang strategis dan jabatan penting ada direktur hebat, ada manajer terbaik, ada bupati teladan dan gubernur terpavorit. Hampir bisa dipastikan semua predikat hebat di atas terjadi pada seseorang dengan karakter pribadi yang baik. Karakter, inilah rahasianya. Kenapa musti karakter, apakah yang dimaksud dengan karakter itu, dan apa hubungannya ? Mari sedikit demi sedikit kita urai bersama.

Sejalan dengan teori karakter / kepribadian (Freud : 1920), bahwa kepribadian seseorang digambarkan sebagai gunung es di tengah lautan. Yang nampak di permukaan hanyalah kecil, namun yang tidak nampak justru jauh lebih besar. Itulah hakekatnya kepribadian seseorang. Yang nampak dalam keseharian seseorang sedikit banyak bisa memberikan gambaran kepribadian seseorang, namun sebenarnya yang tidak nampak adalah jauh lebih besar dari yang sebenarnya, apakah itu kepribadian baik ataupun sebaliknya. Dan yang nampak kecil itulah yang pada kenyataannya mampu menghancurkan sesuatu yang besar, inilah yang terjadi seperti cerita film legenda tenggelamnya kapal Titanic.

Karakter semakna dengan pribadi atau kepribadian. Karakter adalah kombinasi yang ada di kepala dengan yang ada di hati. Karakter tidak dapat dirubah hingga terbawa mati, itu kata sebagian orang. Orang yang licik-culas, yang sombong, yang iri-dengki, yang jahat, yang serakah, yang cabul hingga tak senonoh - tak akan berubah sampai mati. Mungkin ini banyak benarnya, banyak kejadian seseorang tak berubah karakter buruknya hingga maut menjemputnya, cukup mengenaskan. Tapi benarkah karakter/pribadi tidak bisa dirubah hingga terbawa mati ? Seandainya tidak bisa dirubah, maka sia-sialah hidup orang macam ini, karena selama ini kehidupannya terlanjur banyak dipenuhi dengan kepribadian yang buruk.

Sebelum membahas hal itu, perlu kami gambarkan lebih dahulu beberapa karakter dasar seseorang terkait tema inovasi kita kali ini. Ada banyak tipe pribadi / karakter manusia dalam karya/pekerjaan, baik yang bersifat individu maupun organisasi. Berbagai karakter/pribadi ini bisa diibaratkan dengan kegiatan produksi pada bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan yang sejenisnya. Untuk lebih mudahnya secara khusus kami contohkan pada tanaman padi mulai dari penyemaian hingga panen.
  1. Tipe penyemai benih/bibit. Ia tahu betul bibit padi yang unggul, sangat paham bagaimana menyiapkan lahan dan cara menyemai benih, serta sangat hafal cara menjaga agar benihnya tumbuh dengan baik, bahkan ada beberapa yang ahli dalam menemukan varietas baru yang lebih unggul. Tipe ini tidak banyak jumlahnya, bahkan cenderung sangat sedikit. Dia berani berani mencoba, berani berkorban, dan berani gagal. Sabar, tekun dan telaten seakan sudah menyatu dengan nafasnya.
  2. Tipe penanam biibit. Mereka tahu bahwa bibit padi yang sudah tumbuh sebaiknya harus sudah ditanam sebelum usia 2 minggu. Mereka juga paham cara menanam yang baik, jumlahnya, dalamnya dan jaraknya antar lubang. Tipe ini lebih banyak dari tipe pertama.
  3. Tipe perawat tanaman. Tipe ini lebih sedikit jumlahnya dari tipe ke-2. Ia paham dan mahir cara merawat tanaman padi, mengairi, menyiangi dan memupuk agar tanaman tumbuh subur dan jauh dari hama yang bisa merusak tanaman.
  4. Tipe pemanen. Tipe ini adalah yang paling banyak jumlahnya. Banyak orang yang dengan senang hati dan siap sedia untuk ikut menjadi pemanen. Pekerjaan mereka cukup mudah, tinggal memetik padi dari batang/tangkainya bila padi sudah menguning. Bila hasil panen bagus mereka ikut bahagia dan merasa bangga, namun bila hasil panen kurang bagus biasanya mereka mencela, mengomel dan menyalahkan tipe yang pertama, ke-2 dan ke-3.
  5. Tipe perusak tanaman. Apa ada, jawabnya ada, dan hampir selalu ada walau jumlahnya tidak banyak. Ada beberapa hama dan gulma, mulai dari tikus, wereng, burung, ulat dan gulma yang mengganggu tanaman padi.
Dari beberapa contoh di atas, kiranya kita bisa koreksi, instropeksi dan membaca diri sendiri - ada di tipe yang mana posisi kita. Berikut ini beberapa kesimpulan yang mungkin bisa dijadikan teropong untuk mencari, melihat dan menentukan langkah terbaik kita :
  • Karakter tertinggi / terbaik tentu tipe pertama, dimana orang tipe ini hanya berfikir bagaimana ia berinovasi untuk menghasilkan karya terbaik tanpa berfikir untung rugi bagi dirinya. Ia tidak terlalu memikirkan keuntungan apa yang akan diperolehnya. Baginya bisa berbuat dan menghasilkan yang terbaik adalah kepuasan dan kebahagiaan tersendiri. Disusul tipe ke-2 dan ke-3 yang juga mampu bertindak nyata untuk segera berbuat, tahu apa yang harus dilakukan, paham bagaimana melakukan dan tidak menunda-nunda untuk melakukan sesuatu yang dianggap baik. Tipe penyemai benih, penanam bibit dan perawat tanaman paham betul bahwa tugasnya adalah menyemai, menanam dan merawat, karena mereka sadar betul bahwa kebaikan yang selama ini dia petik adalah juga berkat peninggalan orang-orang terdahulu yang telah menyemai dan menanam kebaikan.
  • Karakter tengah, merupakan karakter pemanen. Inilah karakter yang paling banyak dimiliki manusia, yang cenderung mencari yang mudah, enggan bersusah payah, cenderung malas berfikir dan tak mau tahu bagaimana susahnya sebuah proses untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas, sesuatu yang berkelas dan hebat. Asalkan urusan diri pribadi beres dan haknya terpenuhi maka tak ambil peduli bagaimana dengan orang lain, tak ambil pusing bagaimana kemajuan sistem yang ada di komunitasnya. Kata gaulnya "Emang Gue Pikirin, Lue-Lue Gue-Gue". Ramai datang berduyun-duyun pada saat sukses, jika susah maka cepat-cepat menjauh. 
  • Karakter terendah adalah  karakter perusak. Sama sekali tak ada baiknya, dia tidak bisa menghargai orang yang berinisitaif dan berbuat baik. Dalam istilah jawa - neng ngarep njegali, neng mburi nggondeli, seakan tidak rela orang lain maju, tidak ikhlas bila ada teman yang sukses. Selalu berburuk sangka pada orang lain, memelihara dendam, menjunjung tinggi iri-dengki, bangga dengan sikap arogannya dan suka merendahkan orang lain serta hobi mengedepankan ego pribadi.
Lalu, bagaimana bila diri kita berada pada karakter tengah atau bahkan karakter terendah, apakah cuek dan dinikmati saja, ataukah ada niatan untuk berubah. Secara alami sangat sulit untuk bisa merubahnya. Hanya ada dua hal yang bisa merubahnya, yaitu 1) Kejadian Luar Biasa, 2) Dipaksa. Kejadian luar biasa yang terjadi di luar nalarnya bisa menyadarkan seseorang tentang karakter buruknya dan menjadi motivasi untuk berubah. Contoh kejadian luar biasa antara lain, bencana, musibah, malapetaka atau mengalami kesakitan yang luar biasa. Adapun yang ke-2, dipaksa artinya memang seseorang harus diposisikan pada lingkungan atau kondisi yang memaksa diri untuk berubah, mau tidak mau harus berubah jika ingin tetap melanjutkan proses selanjutnya. Dalam konsep psikologi dan konsep agama, jelas karakter yang bersentuhan langsung dengan kepribadian ini bisa dirubah, dan inilah yang sejalan dengan cara ke-2, yaitu dengan proses pemaksaan. Proses pemaksaan bisa dilakukan oleh diri sendiri, oleh keluarga, oleh komunitas dan oleh lingkungan. Kehadiran orang yang dipercaya dan dianggap mampu sangat diperlukan dalam proses pembentukan karakter ini.

Sewajarnya kita pasti menginginkan menjadi pribadi yang hebat, menjadi pegawai yang hebat atau jika kita seorang guru maka alangkah baiknya menjadi guru yang hebat. Guru yang hebat akan mampu menginspirasi siswa menjadi murid yang hebat. Bila menjadi kumpulan guru-guru hebat, maka akan semakin banyak muncul murid-murid yang hebat. Pada gilirannya akan berkembang menjadi sekolah yang hebat yang sangat kita harapkan. Untuk itu marilah jangan takut untuk melakukan inovasi, dimulai dari hal yang kecil, mulai dari diri kita dan mulai saar ini. Point pertama untuk bisa melakukan inovasi adalah menumbuhkan kesadaran diri dan membenahi karakter diri untuk bisa berinovasi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kepasrahan, tawakal dan doa yang dimunajatkan dengan penuh kesungguhan untuk mengharap kebaikan adalah cara terindah untuk kembali menjadi pribadi yang hebat. Selamat beraktifitas, selamat ber-inovasi - semoga sukses <34081>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar