Senin, 08 Desember 2014

Manajemen -8 : Mengelola dan Menggunakan Sarana Untuk Kemajuan Siswa - Manajemen Sarana-Prasarana, Semangat Melayani, Bukan Untuk Menguasai

Tema tulisan ini terinspirasi paparan DAHLAN ISKAN, sang menteri BUMN pada era presiden SBY. Hal ini ditunjukkan oleh sikap, pemikiran dan kinerja beliau ketika beberapa kali melakukan sidak di kantor BUMN yang menjadi bawahan dalam departemennya. Salah satu fokus yang pertama kali menjadi sasaran sidaknya (inspeksi mendadak) adalah TOILET. Kenapa toilet ?

Menurut pak menteri BUMN (saat itu) kinerja manajemen bisa diukur dengan mudah dari hal yang sepele, toilet. Toilet merupakan tempat yang dianggap paling belakang dan tersembunyi. Namun justru dari sanalah akan nampak pengelolaan manajemen instansi / lembaga / kantor tersebut. Karena kalau toilet yang berada di tempat yang berada di belakang dan tersembunyi ternyata kondisinya bersih, rapi, nyaman pastilah pada bagian lainnya akan lebih rapi, lebih bersih dan nyaman.

Toilet kotor, tidak terawat dan bau adalah pemandangan yang lazim ditemui pada banyak kantor / instansi / lembaga termasuk sekolah. Tak jauh beda dengan BUMN, sekolah-sekolah pun demikian adanya. Namun ada kenyataan bagus di suatu sekolah di lereng gunung Dieng yang sangat baik pengelolaan toiletnya. Toliet banyak tersedia di beberapa sudut tempat, dengan air persediaan yang memadai (mungkin karena tersedia air alami), kemudian untuk kebersihannya sudah dibagi dan diserahkan kepada kelas-kelas yang sudah ditentukan jadwalnya. Sehingga tidak ditemukan kondisi toilet yang kotor dan bau, apalagi toilet guru dan pegawai yang jauh lebih bersih, rapi dan terawat.

Manajemen Material-Machine, adalah tema tulisan kali ini. Dalam dunia sekolah sering disebut dengan Sarana dan Prasarana. Sarana prasarana sangat terkait dengan tiga hal pokok, yaitu 1. Pengadaan / pembangunan, 2. Penggantian / Perawatan, 3. Pemusnahan / pembuangan. Sepintas mungkin tidak begitu menarik, namun kalau bisa mengambil intinya akan sangat terasa betapa pentingnya pemanfaatan sarana dan prasarana dalam proses pendidikan. Kami tidak akan membahas tentang definisi dan klasifikasinya yang sudah banyak di jumpai di buku, makalah atau website dengan mudah. Namun kami lebih memilih untuk fokus pada sarana-prasarana, pemanfaatan dan pengelolaannya.

Di SMPN 2 Kepil, untuk urusan sarana-prasarana Bpk Edi Wineto, S.Pd adalah pawangnya. Beliau sangat ahli dan berpengalaman untuk urusan ini. Sulit untuk mencari orang yang sekaliber / sekelas beliau, sehebat dan seikhlas beliau untuk mengurusi bidang yang satu ini. Banyak sekali kemajuan dan peningkatan yang sangat signifikan terkait layanan sarana-prasarana. Pembangunan Mushola sekolah yang saat ini telah 80% selesai, pembenahan jaringan listrik di setiap ruangan, perbaikan toilet siswa, dan yang terakhir adalah penyediaan tempat parkir siswa di belakang sekolah disusul dengan banner kata-kata motivasi di dinding depan/luar tiap ruang kelas sekolah.

Senada dengan fenomena BUMN di atas, permasalahan terkait sarana dan prasarana di sekolah  ibarat pepatah setali tiga uang, serupa tapi tak sama. Hal itu hampir terjadi di setiap sekolah, dimana saja (kecuali yang sudah berfikir lebih maju). Masih juga dijumpai hal-hal yang dianggap sepele tidak tertangani secara baik, namun justru hal sepele tersebut yang menunjukkan betapa sistem penanganan masalah terasa belum optimal. Tanpa bermaksud mendiskreditkan siapapun, baik pejabat maupun perorangan, tulisan ini berlaku untuk semua. Satu hal yang penting untuk dicatat bahwa pada dasarnya semua sarana dan prasarana sekolah diperuntukkan untuk mendukung pembelajaran bagi siswa. Guru, karyawan dan juga siswa. Intinya untuk siapa saja yang terkait dengan pembelajaran bagi siswa. Terkait dengan itu ada beberapa hal yang mungkin perlu lebih diperhatikan dalam penanganan dan pengambilan keputusan terkait sarana-prasarana sekolah.
  1. Perencanaan waktu. Biasanya perencanaan dibagi menjadi tiga : jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Semuanya harus direncanakan untuk dilaksanakan sesuai tingkat kebutuhan. Untuk merencanakan ini tidak cukup dibuat seorang diri oleh pemangku sar-pras, harus melibatkan banyak pihak sesuai bidangnya masing-masing. Misal kebutuhan Lab IPA, guru olah raga, guru seni dll untuk turut membuat analisa perencanaan kebutuhan mereka. Bahkan sebaiknya setiap guru, setiap karyawan sebaiknya punya ide / gagasan untuk kebutuhan mereka, namun harus realistis dan tidak mengada-ada, dan tidak harus semua minta ke sekolah (misalnya pulpen, pensil atau penghapus ya tidak harus mengajukan proposal untuk pengadaan).
  2. Skala prioritas. Faktor inilah yang akan membedakan hal mana yang harus disegerakan dan mana yang bisa dipending pelaksanaannya. Skala prioritas bisa dilandasi beberapa faktor antara lain : - sesuai rencana, adanya stimulan pembiayaan dan emergensi/darurat. Untuk yang terakhir (darurat) secara otomatis bisa berubah menjadi urutan teratas untuk segera diselesaikan / ditangani, apalagi yang terkait dengan hajat hidup orang banyak.  Hal ini dimaksudkan agar tidak terkesan lamban dan tidak reaktif terhadap keadaan. Contohnya,jalan utama (lalu lintas keluar masuk sekolah) rusak, toilet rusak (tidak memadai, tidak layak), dan contoh lainnya haruslah segera dicarikan solusi untuk membenahi / merenovasi.
  3. Sediakan hak siswa terkait berbagai sarana yang tidak bergerak (misalnya gedung, kelas, ruang, taman, mushola, toilet dan lain-lain. Jangan dibiarkan terbengkalai tidak terurus dan ditunda-tunda penanganannya. Contohnya, toilet yang tidak layak baik dari segi bangunan maupun kelengkapannya, terlebih irigasi dan sanitasinya agar tidak berimbas pada kenyamanan pada saat pemakaian dan juga dampak lingkungan sekitarnya. Alhamdulilah SMPN 2 Kepil memilihi lahan dan tempat yang sangat luas dan memadai. Namun ada suatu sekolah di Kab Magelang yang tak memiliki halaman yang memadai untuk olahraga dan upacara, maka beberapa kebutuhan utama sekaligus tidak terpenuhi, inilah yang dimaksud tidak bisa memberikan kebutuhan dasar siswa.
  4. Berikan sepenuhnya yang menjadi hak siswa terkait sarana pembelajaran di sekolah. Alat peraga, alat laboratorium IPA, alat musik, alat olahraga hingga laboratorium komputer sesuai prosedur yang berlaku. Jangan sampai anak kesulitan untuk memanfaatkan alat tersebut karena kesalahan pemahaman guru. Alat, mesin, sarana yang rusak karena digunakan akan lebih berharga, lebih bermanfaat dan berguna daripada utuh karena tidak pernah dipakai.
  5. Pemanfaatan ruangan dan media. Banyak media / alat sekolah yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pembelajaran. Ruang OSIS, ruang media, ruang musik sampai mushola yang belum digunakan secara optimal. Contoh yang terkait media adalah LCD Proyektor, alat Lab IPA, alat Lab Komputer, alat olah raga yang belum digunakan semestinya, ini sama halnya tidak memberikan hak siswa untuk menggunakan dalam pembelajaran, dan ini sama halnya dengan alat yang tidak tepat sasaran.
Kami memiliki angan dan harapan bahwa beberapa waktu ke depan SMPN 2 Kepil bisa menambah beberapa toilet siswa pada beberapa sudut sekolah, ujung selatan timur dan barat. Untuk mengawali akan dibuat toilet guru dan ruang rehat darurat di ruang guru, agar privacy guru bisa terjaga dan lebih nyaman. Kemudian toilet TU di ruang depan yang sekaligus difungsikan sebagai toilet dan tamu dapat direnovasi dan tampil lebih menarik, rapi, bersih dan nyaman. Sehingga bila ada tamu datang, akan muncul kesan rasa nyaman dan menyenangkan.

Akhirnya, mari kita berbenah tanpa harus membaca siapa yang salah dan siapa yang benar, ini tanggung jawab kita semua. Pak Edi Wineto tak mungkin sanggup sendirian, beliau sangat membutuhkan masukan, bantuan ide dan pemikiran, serta peran serta kita semua dalam mengelola sarana prasarana sekolah ini. Mari benahi kebersamaan, persatuan dan kerjasama. Setiap kita punya andil yang besar untuk bisa membangun, mengelola dan memanfaatkan sarana prasarana sekolah untuk kemajuan dan prestasi siswa, kemajuan dan prestasi sekolah. Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan pemikiran pihak pemangku jabatan dan pengambil keputusan di sekolah kita. Selamat beraktifitas, semoga sukses. Sampai jumpa pada edisi berikutnya, budgeting .... (26630)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar