Singkat cerita, di episode terakhir (episode 58) Xing'er baru menyadari bahwa selama ini dirinya salah, ia hanya mengikuti emosi, sakit hati dan rasa percaya diri bahwa ia lebih baik, hingga pada akhirnya semua harapan dan impian yang disemainya justru berubah menjadi kekecewaan dan penyesalan. Ia menyaksikan sendiri dan ikut merasakan berbagai kerusakan dan kehancuran yang diakibatkan oleh ambisi kekuasaan, akibat amarah dan dendam kesumat yang ada di hati Yan Xun yang dipujanya. Saat itulah ia baru menyadari bahwa sesungguhnya ia merasa banyak berhutang kebaikan pada Yuwen Yue, bahwa ia telah banyak dibantu tetapi ia justru berburuk sangka, mencurigai dan memusuhi Yuwen Yue. Ia sangat menyesal telah meninggalkan dan mengabaikan ketulusan Yuwen Yue, akhirnya ia berjanji tidak akan pernah meninggalkannya lagi. Sayangnya semua sudah sangat terlambat, Yan Xun yang hatinya dikuasai emosi, cemburu, amarah, ambisi dan dendam melakukan pembantaian yang menyebabkan kekacauan yang nyaris memisahkan Yuwen Yue dan Xing'er untuk waktu yang belum jelas sampai kapan. Inilah akhir cerita season-1 dari serial Princess Agents yang ditutup dengan hadirnya kesadaran dan penyesalan.
Kesadaran dan penyesalan memang biasanya datang belakangan, sangat jarang dan tidak lazim orang merasa menyesal sebelum berbuat sebuah kesalahan. Ketika sudah ditinggal pergi baru merasakan betapa berharganya seseorang, betapa banyak hal yang belum dilakuan dan betapa banyak kesalahan yang dilakukan, hingga kemudian timbul rasa sangat menyesal. Seperti halnya ketika sebuah kebersamaan yang sudah seperti keluarga dekat, yang situasinya sudah sangat akrab, tetapi kemudian dipisahkan oleh keadaan. Rasa itulah yang dirasakan oleh sebagian besar warga SMP Negeri 2 Kepil ketika dalam beberapa hari terakhir akibat adanya regulasi tentang rotasi dan mutasi terkait pimpinan sekolah. Beberapa hari pekan ini segenap jajaran pimpinan, dewan guru dan karyawan SMP Negeri 2 Kepil nampak sibuk dengan kegiatan terkait adanya rotasi dan mutasi pejabat kepala sekolah di lingkungan Dinas Dikpora Kabupaten Wonosobo. Qodarulloh dua orang penting di SMP Negeri 2 Kepil termasuk yang ikut dalam rotasi dan mutasi tersebut. Yang pertama adalah kepala sekolah, Bapak Hadi Wiyono, S.H., M.Pd., dipindah-tugaskan (rotasi) menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kepil. Yang kedua sosok senior yang juga WKS, Bapak Ismain, S.Pd., mendapat amanah baru, dimutasi ke SMPN Satu Atap 5 Sapuran sebagai kepala sekolah.
Proses serah terima kepala sekolah dilaksanakan secara maraton, tanggal 2-9-2021 serah terima di SMP Negeri 1 Kepil, tanggal 6-9-2021 di SMP Negeri 5 Sapuran, dan tanggal 7-9-2021 di SMP Negeri 2 Kepil. Kepala sekolah SMP Negeri 2 Kepil yang baru adalah Bu Fajar Fatimah Winarti, S.Pd., M.Or. Bu Fajar, bukanlah orang baru di sekolah ini, karena sebenarnya jauh hari sebelumnya (8 tahun lalu) beliau pernah menjadi guru SMPN 2 Kepil hingga kemudian pada Maret 2013 beliau diberi amanat dan diangkat sebagai kepala sekolah di SMPN 4 Sapuran. Selain itu beliau juga pernah duduk dan belajar di bangku sekolah ini, yang artinya beliau alumni SMPN 2 Kepil. Dari rangkaian perjalanan itu bisa diartikan bahwa amanah baru untuk memimpin sekolah ini seakan hanya tugas untuk kembali pulang ke rumah, apalagi rumah tempat tinggal hanya berjarak kurang dari dua kilometer. Secara organisasi, kultur, bahasa, iklim dan budaya lokal semua sudah dikuasai, sehingga tugas beratnya adalah bagaimana mengatur sisi managerial untuk menciptakan iklim sekolah yang memiliki tagline sekolah sejuta impian.
Sekolah sejuta impian, bukanlah slogan asal-asalan, slogan yang kaya makna. Harapannya menjadikan sekolah sebagai taman belajar bagi banyak siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda. Belajar hal-hal mendasar untuk menyemai asa, mengobarkan semangat dan menguatkan motivasi meraih cita-cita untuk menggapai mimpi. Mimpi-mimpi tentang keberhasilan dan kesuksesan itulah yang ingin kami fasilitasi. Karena pada hakikatnya keberhasilan dan kesuksesan siswa-siswi alumni kami adalah kebahagiaan dan kebanggaan bagi kami. Kami mengadopsi dan mengkolaborasi slogan BRI menjadi prinsip pelayanan kami, "Senang Bisa Membantu dan Melayani dengan Setulus Hati". Selain itu kami juga menggunakan "aji mumpung", mumpung masih kuat, masih sehat, masih mampu, masih dipercaya dan masih bisa. Aji mumpung ini merupakan intisari dari pesan dari mereka-mereka yang sudah purna tugas, pesan kebaikan dan rasa penyesalan.
Penyesalan, ada kalanya perlu dibangun untuk melahirkan sikap positif, penyesalan yang muncul ketika tidak bisa melayani dengan optimal saat kesempatan masih ada, saat wewenang ada di tangan dan hak untuk mengakses masih terbuka. Jabatan, posisi dan wewenang di sekolah baik sebagai kepala sekolah, wakil kepala, koordinator standar, guru mapel, guru bimbingan konseling, wali kelas, tata usaha hingga karyawan pastilah memiliki kewenangan dan akses spesial, yang hanya bisa digunakan saat masih aktif dan pada suatu saat akan berakhir. Jika telah berakhir masa jabatan, tergantikan posisinya atau telah dicabut wewenangnya, maka kesempatan untuk melakukan banyak kebaikan melalui jabatan dan posisi itu tertutup sudah, tertutup karena tidak memiliki kewenangan atau hak akses telah dialih-tangankan. Itulah kudratnya, karena sejatinya semua adalah pemberian atau bahkan hanya titipan, pastinya tidak akan lama dan tidak akan selamanya.
Karena tidak akan selamanya, maka pemberian atau titipan itu harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Kedewasaan, kebijaksanaan, kepekaan, kelapangan dan kerendahhatian akan sangat menentukan apa, dimana dan sebagai apa peran yang akan dijalankan. Disinilah letak benang merah antara kisah tiongkok di atas dengan realita kehidupan, dimana kita bisa bercermin dan melihat diri kita berada pada peran yang mana. Apakah seperti Yuwen Yue, yang hati dan fikirannya hanya ingin memberikan yang terbaik, yang walau sempat muncul rasa kecewa tetapi dendam atau tidak sakit hati, serta tidak mau melakukan kecurangan. Atau seperti Xing'er yang belum bisa membuka mata hati dan menyimpan prasangka buruk, sehingga tidak bisa melihat kebaikan orang lain dan menimpakan kesalahan pada orang lain. Atau justru seperti Yan Xun yang bertangan dingin, yang tega menginjak, menyikut dan menjatuhkan orang lain untuk mencapai ambisi kekuasaannya. Sebagai insan pendidikan yang merupakan publik figur di masyarakat sudah tentu akan memilih peran yang baik dan berusaha untuk memantaskan diri untuk menjadi sosok yang baik.
Menjadi sosok yang baik tentu bukan hal yang mudah, bukan hal sepele, akan ada banyak tantangan, akan ditemui banyak godaan dan pastinya penuh perjuangan. Diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk terus menerus belajar mengasah dan menempa diri agar mata menjadi lebih jeli dalam melihat, telinga menjadi lebih peka dalam mendengar, hati menjadi lebih sensitif dalam mengolah rasa serta otak menjadi lebih luas dalam berinovasi. Fokusnya bukan untuk menjadi yang terbaik, tetapi lebih pada berusaha melakukan yang terbaik, yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun setelah berusaha secara optimal melakukan yang terbaik tetapi masih ditemukan beberapa kekurangan atau kesalahan, maka ada toleransi atas sifat kodrat manusia yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Peribahasa "Tak ada gading yang tak retak" menunjukkan bahwa semua gading pasti retak, dan retak itulah tanda gading itu asli. Maka tak seorangpun berani mengklaim diri sempurna tanpa cacat dan cela, kelemahan dan kekurangan pasti ada, dosa dan salah juga tak mungkin dinafikkan. Dari sini seseorang bisa belajar untuk memahami, mengerti dan menerima kekurangan orang lain.
Selain memiliki kekurangan setiap orang pasti dikarunia kelebihan yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Kekurangan, kelebihan dan perbedaan jika disatu-padukan sesungguhnya adalah sumber daya yang hebat dalam membangun sebuah kebersamaan. Pertanyaanya, kekuatan apa yang bisa menyatupadukan semua itu? Jawabannya adalah kekuatan cinta. Benar, cinta yang digambarkan dalam bentuk hati itu memiliki kekuatan yang luar biasa dan mampu merubah segalanya. Cinta bisa menggerakkan hati seseorang bisa menjadi sangat baik perilakunya, tetapi sebaliknya jika salah dalam menyikapi bisa memporak-porandakan hati seseorang. Untuk menggambarkan kekuatan cinta kiranya bisa disimak nukilan puisi dalam sesi film Ketika Cinta Bertasbih 2, yang isinya sebagai berikut;
"cinta adalah kekuatan, yang mampu mengubah duri jadi mawar, mengubah cuka jadi anggur, mengubah malang menjadi untung, mengubah sedih jadi riang, mengubah setan menjadi nabi, mengubah iblis menjadi malaikat, mengubah sakit jadi sehat, mengubah bakhil menjadi dermawan, mengubah kandang menjadi taman, mengubah penjara menjadi istana, mengubah amarah jadi ramah, mengubah musibah jadi muhibbah, itulah cinta".
Itulah cinta yang memiliki kekuatan luar biasa. Karena itulah kami segenap warga SMP Negeri 2 Kepil akan selalu berusaha menyemai cinta di sekolah kami. Cinta yang bisa menerima perbedaan, bisa memaafkan kesalahan, bisa menerima kekurangan. Dan bukti dari semua cinta adalah berani berjuang dan berkorban untuk meraih cintanya. Berjuang dan berkorban, inilah intisari dari cinta yang sesungguhnya. Cinta adalah memberi bukan menerima, cinta adalah membahagiakan bukan menyakiti, dan cinta adalah menjaga bukan mengabaikan. Cinta yang diwujudkan dalam perjuangan dan pengorbanan inilah yang membuat SMPN 2 Kepil memiliki nama besar (walau hanya sekolah kecil), sekolah yang dikenal luas di tingkat kabupaten hingga propinsi, termasuk juga ditunjuk sebagai sekolah piloting dalam berbagai program dari kemendikbud. Kami (pimpinan, guru dan staf) menyadari, bahwa kami bukan siapa-siapa dan tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Sungguh, semua prestasi dan nama besar sekolah ini adalah semata-mata karunia Alloh. Amanah ini akan kami jaga dengan segenap kemampuan dengan berkhidmat kepada jajaran pimpinan sekolah.
Pimpinan sekolah yang lama telah pergi (Pak Hadi), ditambah lagi satu wakil pimpinan juga pergi mengemban amanah baru menjadi kepala sekolah baru (Pak Ismain), dan sekarang telah datang kepala sekolah baru (Bu Fajar). Perubahan pimpinan pasti akan merubah suasana, iklim dan ritme kerja yang baru dan berbeda. Dengan berpegang teguh kepada prinsip positif thinking, positif feeling serta positif motivation, insyaAlloh kami yakin dan optimis untuk menyongsong era baru di SMP Negeri 2 Kepil. Dengan tangan terbuka kami seluruh warga SMP Negeri 2 Kepil menyambut Bu Fajar dengan cinta, dengan cinta pula kami antar Pak Hadi dan Pak Ismain yang pergi meninggalkan kami menuju ke tempat tugas baru. Kepada beliau bertiga kami segenap warga SMP Negeri 2 Kepil mengucapkan "Selamat bertugas, selamat bekerja, selamat berjuang dan selamat mengemban amanat baru, semoga diberikan kemudahan, kelancaran dan kesuksesan". (226020)
Sands Casino Review - SA Casino
BalasHapusSands Casino has ミスティーノ all of the gaming machines 샌즈카지노 you'd expect with slot machines. You can enjoy them in any kind of casino, slot machine, video 카지노사이트 poker, or table