Selasa, 17 Agustus 2021

HUT RI Ke-76, Satu Episode Metamorfose bagi Sekolah Kami

Jika HUT RI tahun yang lalu terasa istimewa dengan angka 75 yang sering disebut dengan istilah HUT Intan, menjadi agak sedikit berbeda di HUT RI kali ini yang berangka 76. HUT RI ke 76 menjadi istimewa, bukan karena angkanya terasa sangat akrab karena sama dengan merek rokok yang sangat terkenal dalam beberapa dekade itu, tetapi karena pelaksanaannya yang terasa lebih penuh makna walaupun dilaksanakan dalam masa pandemi. Menjadi lebih berasa bagi sekolah negeri atau kantor pemerintah di wilayah Wonosobo, karena ada edaran yang menjadikan kewajiban untuk melaksanakan upacara di tempat kerja. Maka pagi itu banyak orang berseragam Korpri nampak sibuk melaksanakan aktifitas upacara bendera di halaman sekolah / kantor tempat dimana mereka bekerja. 

Situasi itu juga membuat nuansa yang berbeda dari tahun lalu saat mengikuti Detik-detik Proklamasi, dimana jika tahun lalu masing-masing guru/staf mengikuti secara virtual di depan TV dari rumah masing-masing, untuk tahun ini dilaksanakan di depan layar besar  bersama-sama di salah satu ruangan di sekolah. Situasi itulah yang terlihat di Laboratorium Komputer SMP N 2 Kepil dimana segenap guru dan staf SMP N 2 Kepil serempak mengikuti upacara Detik-Detik Proklamasi secara virtual dari tayangan Live TV Nasional yang ditayangkan dengan LCD Proyektor. Dari kegiatan ini terkandung makna bahwa perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan sampai kapanpun tetap akan bernilai sebagai perjuangan. Maka upacara HUT RI sebagai penghormatan dan wujud syukur itu sampai kapanpun juga harus dilaksanakan walau dalam masa Pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 bukan menjadikan alasan bagi jajaran pimpinan, guru dan staf di SMP N 2 Kepil untuk hanya berdiam diri berpangku tangan, atau malah menikmati "hari-hari libur", tetapi sebaliknya selalu berusaha melakukan sesuatu yang berbeda di masa pandemi. Jika ada sekolah lain yang lingkungannya serasa menjadi lebih belukar, kotor dan tak terawat, hal ini berbeda dengan yang terjadi di SMP N 2 Kepil. Dibawah komando Bapak Hadi Wiyono, SH, M.Pd, banyak terobosan program dan perubahan yang dilakukan. Di bidang pembinaan SDM guru sudah pasti dengan breefing rutin pekanan dan pembinaan dari pengawas dalam rangka penguatan motivasi dan hal terbaru terkait tugas pokok abdi pendidikan, juga pelatihan-pelatihan bagi terkait konten pendidikan berbasis internet yang sangat dibutuhkan sebagai variasi dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi, mulai dari google form, google classroom, google meet, hingga pembuatan video pembelajaran yang siap upload di youtube. Di bidang fisik dan lingkungan sekolah juga sangat terasa banyak perubahan, beberapa yang sudah dilakukan antara lain, pembuatan taman sekolah, perluasan pintu gerbang, pemasangan rail pengaman tangga, pembuatan green house, penebangan pohon penutup spot jalan raya, penambahan pengaman luapan air hujan di jalur sentral, penambahan tempat parkir sepeda siswa, blok cor jalur sepeda siswa, pembuatan kolam ikan, serta halte bus (menunggu proses pihak ketiga). 

Bagaikan seekor ulat kecil yang tak berdaya, jika ia ikhlas dalam menjalani perannya, maka ia akan terus istiqomah membangun kepompong, dan proses puasa dalam kepompong itulah yang kelak akan  merubahnya menjadi kupu-kupu. Itulah metamorfose, jika semua proses berhasil dilaksanakan secara sempurna maka akan terbentuklah kupu-kupu, sebuah proses alami yang mengandung filosofi dan sangat kaya makna yang mendalam. Ada usaha, ada ikhlas, ada istiqomah, ada prihatin, ada keyakinan dan ada kepasrahan. Sangat terasa ketika hasil PPDB tahun ini diumumkan, ditengah kondisi yang upnormal dimana banyak sekolah negeri yang kecil di pelosok perbatasan yang hasilnya jauh menurun, Alhamdulillah, proses metamorfose semua unsur sekolah menunjukkan keberhasilan yang dibuktikan dari hasil PPDB masih mampu meraih kuota yang sama dengan tahun sebelumnya.

Kami segenap warga SMPN 2 Kepil mengadopsi filosofi tersebut, melakukan metamorfose dengan berbagai usaha dan terobosan yang sekiranya bisa dilaksanakan. Berusaha yang bukan berorientasi pada hasil, tapi berorientasi kepada proses, terus berproses dan selalu berproses menuju keadaan baru yang berbeda yang lebih baik, sejengkal demi sejengkal, setapak demi setapak, selangkah demi selangkah dalam berbagai hal walau dalam keterbatasan. Adapun hasil bukanlah menjadi kewenangan kami, karena kami menyadari sebagai manusia tidak punya kuasa, tapi manusia punya kuasa untuk terus berusaha, terus berkarya, terus memperbaiki diri menuju keadaan yang lebih baik.

Menuju keadaan yang lebih baik, itulah goal dari metamorfose kami, bukan menuju sempurna seperti halnya ulat menjadi kupu-kupu. Kami sadar, kami hanya sekolah kecil di kampung di wilayah perbatasan yang segala sesuatunya tidak bisa dibandingkan dengan sekolah besar, apalagi sekolah besar yang ada di kota, tetapi kami punya keyakinan tetap bisa melakukan sesuatu. Dengan metamorfose ala kami, kami berharap ada hal-hal positif yang baru yang bisa kami adopsi dari metamorfose ini, semoga usaha kami, keikhlasan kami, keistiqomahan kami, keprihatinan kami serta kepasrahan kami dalam menjalankan peran sebagai abdi pendidikan akan berdampak positif dan membawa manfaat bagi bangsa dan negara. Selamat berjuang, tetap berjuang, tetap merdeka. 

2 komentar: