Kamis, 28 Mei 2015

Download Proposal Kegiatan OSIS, Persiapan Untuk Kegiatan LDK OSIS SMP

Setiap awal semester, OSIS dan unit kegiatan siswa dianjurkan untuk membuat proposal kegiatan di sekolah. Oleh karena itu diperlukan contoh-contoh yang memudahkan bagi pengurus untuk membuat proposal mereka.

Jika dituliskan disini akan menjadi panjang dan tidak nyaman untuk dilihat, oleh karena itu pembaca bisa langsung mendownload file yang sudah kami simpan di server kami.

Singkat saja, berikut kami sediakan link untuk download. Klik langsung link downloadnya, selamat berkarya, semoga sukses.

Download Proposal OSIS

Kamis, 21 Mei 2015

Lentera Hikmah -3 : Antara Jenang dan Jeneng, Mencari Mana yang Lebih Utama, Falsafah Jawa Yang Ternyata Sangat Adiluhung

Salah satu falsafah yang sering disampaikan oleh orang tua dan bijaksana "Ngunduh wohing pakarti", - tumindak olo lan becik iku sejatine mung kanggo awak'e dewe, manungso bakal ngunduh wohing pakarti, opo seng di tandur yoiku seng bakal thukul lan kang bakal di unduh, di ibaratke nandur pari bakal thukul lan ngunduh pari, nandur telo bakal thukul telo yo ngunduh telo. Secara sederhana falsafah tersebut bisa diartikan "Menuai hasil perbuatan sendiri". Maksudnya perbuatan baik atau buruk pada dasarnya untuk dirinya sendiri. Apa yang kita rasakan saat ini, atau yang akan dikumpulkan dan dirasakan ketika kita tua nanti sebenarnya adalah hasil dari perbuatan kita pada tahun-tahun sebelumnya.

Dalam tatanan jawa tenyata sangat banyak falsafah yang sangat bagus dan menjadi tatanan untuk menjadi manusia utama. Kata-katanya singkat namun sarat dengan makna, apabila kita mau menelaah dan mengambil untuk menjadi salah satu pegangan maka aka menjadi perisai untuk menjaga sikap dan perilaku kita dalam kehidupan sosial menjadi lebih aman dan nyaman. "Becik ketitik, ala ketara", "Sapa sing salah bakal seleh", "Ojo sok rumongso biso nanging bisoho rumongso", "Ajining dhiri gumantung kedaling lathi - Ajining salira saka busana", "Kakehan gludhug kurang udan", "Wani ngalah luhur wekasane", "Sing medhit bakal kejepit", "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah", dan lain-lain.

Alhamdulillah, tulisan seri Lentera Himkah yang ke-3 dapat kami mulai, yang untuk kali ini mengambil tema tentang falsafah jawa "Jenang - Jeneng". Jenang adalah sejenis makanan seperti bubur yang terbuat dari tepung (tepung beras, tepung ketan, ataupun tepung dari singkong yang bernama pathi kerut). Jeneng diartikan nama. Falasafah yang sering ada terkait jenang - jeneng ini antara lain adalah "Golek jeneng nembe golek jenang" dan "Yen ngoyak jeneng kowe mesti bakal entuk jenang. Nanging yen ngoyak jenang kowe bakal kelangan jeneng". Kedua falsafah tersebut semakna, seiring sejalan dan punya kandungan tujuan yang sama yaitu mengutamakan jeneng daripada jenang. Apa maksudnya ?

Falsafah yang kedua secara harafiah dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “Jika kamu mengejar nama, niscaya kamu juga akan mendapat jenang. Tetapi jika mengejar jenang, maka kamu akan kehilangan nama”. Jenang merupakan salah satu jenis makanan, maka jenang dalam falsafah ini digunakan untuk menyebut atau mengasosiasikan “makanan” atau “pangan”. Jaman dulu sekali, jenang bagi orang Jawa adalah makanan yang istimewa yang hanya disajikan untuk momen-momen spesial (pesta pernikahan, syukuran kelahiran anak, upacara ganti nama, dll), maka jenang dalam hal ini merupakan simbol pesta, kemewahan, harta. Sedangkan jeneng yang dimaksud adalah kepercayaan, reputasi, nama baik, kehormatan baik diri maupun keluarga.

Secara keseluruhan falsafah  jenang itu mengandung arti bahwa ketika seseorang berusaha mengumpulkan kepercayaan dari pihak lain dengan jalan bertindak jujur, loyal, dedikasinya baik, maka dengan sendirinya harta itu akan datang dengan sendirinya. Namun ketika seseorang hanya mengejar harta saja, sampai menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan kejujuran, maka justru dia akan kehilangan nama baik yang telah ada padanya.

Mengapa ini penting, karena saat ini bisa kita lihat di kehidupan sosial dari wilayah kecil tempat kita bekerja, di masyarakat hingga di tataran negara, banyak kejadian yang bisa kita ambil pelajaran. Banyak orang yang menjadi pejabat penting dan terhormat - mulai dari menteri, anggota dewan, kepala daerah, kepala instansi, hingga pegawai kecil - akhirnya jatuh terpuruk, namanya hancur lebur karena masalah jenang, masalah harta, masalah uang. Artinya ketika seseorang hanya berorientasi harta atau termotivasi tumpukan uang kemudian  mempertaruhkan kepercayaan, reputasi, nama baik dan kehormatan maka yang dihasilkan justru kehancuran masa depan diri dan keluarganya.

Kesimpulan akhirnya menjadi pegawai dan karyawan yang profesional, memiliki integritas, penuh dedikasi dan bisa memuaskan konsumen, siswa dan masyarakat adalah salah satu bukti telah berbuat untuk sebuah JENENG yang identik dengan kepercayaan, nama baik, reputasi dan kehormatan. Bu Isti dan Pak Bagus menjadi guru terajin, Bu Rini dan Pak Eko menjadi guru ter-ramah, Bu Ruti dan Pak Kardan menjadi guru terbaik, serta predikat-predikat baik lainnya adalah salah satu bentuk penghargaan (award) atas kinerja, sikap profesionalisme, integritas dan dedikasi yang dituangkan dalam bentuk penilaian baik oleh siswa. Hal sejenis perlu dijadikan media koreksi dan instropeksi bagi semua pihak untuk menjadi lebih baik dan lebih maju.

Iklim untuk menjadi yang terbaik sangat perlu ditumbuh-kembangkan. Nuansa pemberian award dan penghargaan sangat baik untuk melahirkan insan-insan terbaik di lingkungan kita, baik untuk guru, karyawan ataupun siswa. Tak perlu banyak pertimbangan terkait pendapatan materi, toh sebenarnya secara resmi kita semua sudah digaji lebih dari cukup, bahkan berlebih bagi yang PNS dan sudah bersertifikasi. Untuk hasil yang bersifat materi, insya-Alloh akan datang mengikuti ikhtiar dan usaha yang telah dilakukan. Takkan lari gunung dikejar, begitu pula dengan rejeki, harta dan uang yang diidentikkan dengan JENANG. Demikian, semoga bermanfaat, selamat beraktifitas, semoga sukses, Amin <30820>

Senin, 18 Mei 2015

Rencana Pembangunan Toilet Ruang Guru Siap Dimulai, Mohon Doa Restu, Dukungan dan Donasinya

Sebulan yang lalu, tepat satu hari sebelum peringatan hari Kartini, berlokasi di ruang guru dilaksanakan pertemuan seluruh guru dan karyawan. Pada hari itu kami mempresentasikan di depan hampir seluruh guru dan pejabat teras di SMPN 2 Kepil tentang rencana pembangunan toilet ruang guru. Dalam durasi waktu sekitar 60 menit kami menyampaikan keluhan dan kebutuhan teman guru yang sebagian besar menghendaki untuk diadakan fasilitas toilet khusus di ruang guru. Ya, selama ini "sudah bertahun-tahun" guru merasa ada yang kurang dan dibuat repot terutama apabila hendak "punya kepentingan" ke kamar kecil, guru harus berjalan ke kantor depan yang memakan waktu dan perjalanan cukup jauh.

Dalam kesempatan tersebut juga kami sampaikan sedikit koreksi terhadap situasi dan kondisi di sekolah. Setelah sekian waktu berjalan semuanya bisa berubah, dan ini sudah menjadi kepastian bahwa "perubahan adalah suatu keniscayaan". Yang penting adalah isi dari perubahan itu, kalau menjadi lebih baik, lebih maju, lebih inovatif, lebih kreatif dan lebih kondusif  itulah yang diharapkan. Namun kalau sebaliknya, harus ada yang berani untuk bangun dan berontak. Memang tidak mudah untuk memulai, mulut serasa bisu, kaki serasa kaku. dan pikiran serasa buntu. Itulah ibarat kata bagi seorang pemula untuk menyampaikan gagasan / ide, memulai sebuah kegiatan walau untuk sebuah cita-cita yang baik, apalagi sesuatu yang besar dan berat terkait dengan pendanaan, yang ujung-ujungnya akan tambah pekerjaan, tambah waktu dan keluar dana.

Alhamdulilah, presentasi itu mendapat tanggapan positif dari sebagian besar guru dan karyawan. Intinya mereka menyambut baik rencana dibuatnya fasilitas toilet khusus di ruang guru. Beberapa guru langsung ikut mendaftar untuk memberikan bantuan donasi-nya berupa kesanggupan untuk mewujudkan pembangunan toilet tersebut. Setelah mendapatkan ijin dari yang bersangkutan, dengan ini kami sampaikan bahwa ada seseorang yang istimewa yang menjadi donatur pertama jauh sebelum kami melakukan presentasi di depan Bpk/Ibu guru. Donatur istimewa tersebut bernama Nanik Riyati, yang merupakan salah satu alumni dari SMPN 2 Kepil yang kini berjuang dan bekerja di Taiwan. Perjuangan dan semangat yang luar biasa telah menjadikan jiwanya dewasa melebihi usianya, kebijaksanaannya melebihi ilmu pengetahuannya, kedermawanannya melebihi pendapatannya. Beliau belajar sambil bekerja, juga bekerja sambil belajar. Setelah lulus SMPN 2 Kepil ia merantau ke luar negeri, ijazah SMA diperoleh dari program Kejar Paket C, dan kini ia sedang menekuni untuk menyelesaikan kuliah S1 di Universitas Terbuka, sungguh perjuangan yang luar biasa, sungguh jiwa yang bermental baja dan sungguh semangat yang membara untuk bisa meraih sukses dalam kondisi yang serba luar biasa di tempat yang nun jauh di sana.

Rancangan desain telah kami sampaikan, berikut rencana anggaran biayanya (RAB). Jikalau tidak ada perubahan lokasi maka biaya untuk pembangunan toliet ini berkisar pada angka Rp. 24.628.500,-. Namun bila bisa bergeser pada ruang sebelah kanan ruang guru yang sudah beratap, maka biaya akan dapat ditekan menjadi jauh dibawahnya. Untuk kelancaran proses pembangunan toilet ini kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait yang kemudian dibentuk tim pembangunan toilet dengan formasi sebagai berikut :
  1. Pelindung, Penasehat dan Penanggung Jawab : Drs. Kardan
  2. KonsultanTeknis dan Mandor : Satiyun, S.Pd
  3. Perencana Desain / Gambar : Maryanto, S.Kom
  4. Administrasi Pendanaan : M. Bagus Panuntun, S.Pd
  5. Peralatan dan Bagian Umum : Yosep Luhvendi, S.Pd
Sampai tanggal tulisan ini kami terbitkan telah masuk beberapa dana dan kesanggupan dari para donatur awal yang siap untuk mendukung mensukseskan pembangunan toilet guru ini. Tulisan terakit donatur ini bukan untuk pamer, riya' atau sejenisnya. Namun dimaksudkan sebagai stimulan / rangsangan bagi teman-teman guru yang lain atau para pembaca semuanya yang ingin turut membantu atau merasa terpanggil untuk memberikan donasi untuk kemajuan sekolah ini. Daftar donatur yang telah menghubungi tim pembangunan toilet sampai tanggal 18 Mei 2015 adalah sebagai berikut :
  1. Nanik Riyati    : Rp. 1.000.000,-
  2. Maryanto        : Rp. 600.000,-
  3. M. Bagus P     : Rp. 600.000,-
  4. Yani Widayati  : Rp. 600.000,-
  5. Agus Yuswantoro : Sementara 2 sak semen
  6. Rini Utami      : Rp. 600.000,-
Sebagai pedoman untuk proses pembangunan, berikut kami sampaikan gambar rancangan desain Toilet Ruang Guru (TRG) yang hanya bersifat sederhana dan ala kadarnya. Gambar ini tidak baku harus persis dalam hal warna, interior maupun bentuknya. Secara garis besar beginilah gambar rencana toilet yang akan dibangun di ruang guru SMPN 2 Kepil, klik gambar untuk meilhat lebih besar.




Demikian tulisan tentang proposal pembangunan toilet ruang guru ini, semoga pembaca semuanya maklum dan berkenan untuk memberikan dukungan, doa restu dan donasinya. Atas segala atensi, partisipasi dan bantuannya, kami haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kami doakan semoga amal jariyah dan menjadi catatan kebaikan di sisi Alloh SWT, amin. Semoga bermanfaat (30758-780).

Selasa, 05 Mei 2015

Lentera Hikmah -2 : Untuk Kebaikan, Mulai Saja, Lakukan Saja, Walau Serasa Kecil dan Tak Seberapa

Sukses adalah cita-cita hampir setiap orang dari sekian banyak manusia yang ada. Oleh karenanya, muncul banyak macam definisi dan pengertiannya, timbul perbedaan satu dengan yang lain ukuran dan standarnya, bervariasi pula cara menyikapi kesuksesan, berikutnya muncul trik dan metode yang berbeda pula tentang cara untuk menggapainya. Dan ini wajar adanya, perbedaan adalah bagian dari kehidupan yang sering disebut sunatulloh. Beragam pendapat, pandangan dan sikap seseorang terhadap suatu hal melambangkan jiwa dan kematangan seseorang terhadap suatu hal yang bersangkutan. Semakin banyak belajar, semakin lama berinteraksi, semakin sering berkontribusi maka akan semakin terbuka wawasan dan cara pandangnya, semakin matang tingkat kedewasaannya dan semakin mapan konsistensi dan aktualisasinya.

Ada sebagian orang (yang merasa besar) yang memandang remeh hasil karya temannya, memandang kecil pekerjaan tetangganya, memandang rendah derajat saudaranya atau memandang sebelah mata sikap baik anak-anak yang menjadi asuhannya. Orang seperti ini hanya akan heran dan merasa kagum dengan sesuatu yang besar dan spektakuler, yang "super wah" dan meledak secara kontemporer. Mereka ini tidak mau menelisik bagaimana sesuatu yang besar itu dimulai, bagaimana sesuatu yang spektakuler itu dirintis, bagaimana keberhasilan itu sangat berat pada awalnya. Mereka terbiasa kurang peduli dan cenderung bersikap "terima bersih, terima jadi". Mereka kurang memahami, tak mau tahu, tak peduli dan kurang menghargai beratnya penderitaan, keprihatinan dan perjuangan seseorang dalam usaha mencapai suksesnya, meniti tangga demi tangga dalam  meraih nama besar dan ketenarannya.

Alhamdulilah, kami bisa meneruskan tulisan bertajuk Lentera Hikmah untuk seri -2. Tulisan kali ini terinspirasi setelah membaca beberapa kisah sukses yang diraih dengan penuh perjuangan, karena penuh keterbatasan terutama dari segi ekonomi. Sukses yang bukan hanya diukur dari banyaknya materi yang diperoleh dari pekerjaannya, bukan hanya diukur dari pangkat yang ada di pundaknya, bukan pula jabatan / posisi yang dipercayakan padanya, juga bukan predikat hebat karena ketenarannya semata. Bahkan suksesnya bukan untuk diri sendiri, namun diimbaskan dan dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang. Kehadiran dirinya, idenya, pemikirannya dan perannya yang mampu menjadi inspirasi banyak orang untuk meraih sukses, yang turun-temurun, menyebar dan menjalar ke segala lapisan. Orang seperti ini mampu mendedikasikan ilmu, ide, pemikiran, waktu dan tenaganya untuk kemajuan peradaban negara, khususnya Indonesia.

Banyak sekali tokoh sukses di dunia ini, ada Bill Gates pendiri dan pemilik Microsoft, ada Mark Zuckerberg pemilik Facebook, yang dalam negeri ada Aburizal Bakrie, Chairil Tanjung, Arifin Panigoro dan masih banyak lagi. Namun untuk ulasan kali ini akan kami ambil tokoh sukses yang sejalan dan seiring dengan dunia kita, dari dunia pendidikan.  Kali ini kami akan mengambil hikmah dari kesuksesan Prof. Dr. M. Suyanto, MM, sosok yang sukses menjadi inspirasi bagi kesuksesan banyak orang. Bagi kalangan IT pasti akan mengenal siapa Prof. Suyanto, yang dikenal sebagai pendidik sekaligus enterpreneur sejati. Beliau adalah pendiri sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika (STMIK) Amikom Yogyakarta, yang sekarang menjadi salah satu perguruan tinggi kelas dunia, Amikom dijadikan contoh oleh UNESCO sebagai Perguruan Tinggi Swasta Dunia Model Private Entrepreneur.

Acara Bincang-bincang Sore di RBTV jam 15.30 - 16.30 adalah sebagian acara yang mengulas dan mengeksplore tentang kiprah dan sukses beliau. Prof Suyanto, begitu panggilan akrabnya adalah sosok yang dianggap sukses di berbagai sisi, terutama di bidang pendidikan dan enterpreneur. Deretan gelar pendidikan dari S1 FMIPA UGM (1987), S2 Magister Managemen UGM (1993) dan Ph.D in Management USA (1998) serta S3 Doctor Ilmu Ekonomi UNAIR (2007) adalah bukti kesuksesan dan kerja kerasnya dalam mengasah kemampuan di bidang keilmuan. Cukup berat perjuangan untuk menyelesaikan pendidikannya, semasa S1 dia harus bekerja keras dengan "nyambi" menjadi pengajar di sekolah, berdagang dan berbagai pekerjaan lainnya. Saat ini berbagai pekerjaan dan posisi penting yang dijalaninya adalah bukti kesuksesan karirnya. Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta, Direktur Primagama Group , Direktur Pusat Pendidikan Komputer dan Manajemen IMKI, Komisaris utama RBTV, Komisaris Utama PT.GIT Solution, Komisaris Utama Time Excellindo, Komisaris Utama Radio SWA FM, Komisaris Utama Mataram Surya Visi, Komisaris Utama Amikom Training Center, Ketua Dewan Pengembangan Program MM STIE "ABI" Surabaya, serta masih banyak lagi.

Beberapa point penting yang kami ambil dari perjalanan sukses Prof Suyanto dan beberapa sumber inspirasi dari kisah perjuangan sukses tokoh yang lain, secara sederhana kami uraikan sebagai berikut :
  1. Banyak cerita orang-orang sukses berawal dari mimpi. Karena itu siapa pun yang ingin sukses, jangan takut bermimpi. Jangan takut bercita-cita besar, sekali pun belum tahu harus dari mana memulai mewujudkannya.
  2. Kesuksesan hanya dapat diraih dengan kerja keras. Dalam kondisi pas-pasan, dalam kondisi yang kurang mendukung-pun kalau dijalani dengan "kerja keras" maka akan berbuah kesuksesan, maka kerja keras adalah kunci pertama bagi siapa saja untuk sukses, untuk tetap bertahan dalam sukses dan untuk meraih sukses-sukses berikutnya.
  3. Semua yang besar dimulai dari yang kecil, begitupun perusahaan top dunia awalnya dari perusahaan kecil, merangkak dari bawah, artinya untuk menjadi besar harus siap berjuang memulai dari yang kecil. Dengan begitu menjadi tahu suka dukanya, tambah ilmu dan kesabarannya, makin matang jiwa dan pemikirannya.
  4. Kegagalan dan hambatan adalah bagian dari kesuksesan. Hambatan adalah tantangan untuk menjadi dewasa, kegagalan adalah ujian untuk menjadi lebih dewasa, lebih bijaksana. Hambatan dan kegagalan yang diratapi hanya akan menutup jalan selanjutnya.
  5. Jangan takut untuk berbuat baik, jangan tunda-tunda untuk memulai, di manapun, kepada siapapun dan kapanpun. Oleh karena itu bila kita punya ide dan pemikiran yang baik - sampaikan, bila ada ide dan pemikiran orang lain yang baik - dukung dan bantu semaksimal mungkin.
  6. Berbagi kesuksesan, berbagi kebahagiaan. Bahwa hal yang baik sebaiknya tidak untuk disembunyikan, tidak hanya untuk dinikmati sendiri. Dengan berbagi kesuksesan dan kebahagiaan tidak akan berkurang, namun semakin bertambah.
Sukses tiap orang berbeda menurut kadar dan kapasitasnya, tidak harus seperti Bill Gates, tidak harus seperti Prof. Suyanto. Namun motivasi dan semangatnya yang harus selalu kita ambil sebagai inspirasi.  Akhirnya semua dikembalikan kepada kita, mau menjadi lebih baik atau tidak, mau lebih sukses atau sebaliknya. Prinsipnya, bahwa "Kebaikan, sampai kapanpun akan tetap menjadi kebaikan dan hanya akan berbuah kebaikan, kapan saatnya cuma masalah waktu. Demikian pula sebaliknya keburukan sampai kapanpun akan menjadi keburukan dan hanya akan berbuah keburukan, kapan menuai cuma masalah waktu". Maka dari itu, mari kita pastikan diri untuk menjadi pejuang kebaikan, mulai saat ini, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini. Untuk setiap kebaikan, mulai saja, lakukan saja, walau sebagian orang menilai kecil dan tak seberapa. Tepat kata ini "Berbuat kebaikan tidak akan pernah rugi", terkait rejeki jangan khawatir "Rejeki tak pernah tertukar".  

Kita bisa belajar dari siapapun, guru, teman, saudara, bahkan murid atau anak kecil sekalipun. Terima kasih Bu Arita Sufa'ati, S.Pd dari SMPN 2 Kalibawang (Kalikarung) atas ceritanya yang panjang dan tak terputus (hampir 2 jam) selama menjadi pengawas ruang UN di Ngropoh, banyak pelajaran dan hikmah yang kami peroleh. Selamat melanjutkan aktifitas, selamat bekerja dan selamat berjuang, semoga sukses. <30580>

Sabtu, 02 Mei 2015

Sekilas Impian, Secuil Asa dan Sejumput Harapan

Tulisan ini kami buat bertepatan 2 Mei 2015, bertepatan dengan tanggal lahir salah satu tokoh pembangkit dan penggerak pendidikan di tanah air, yang hari bisa dirasakan manfaatnya bahwa beliau telah berjasa dan turut membesarkan negara Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Tulisan ini adalah ungkapan keinginan, impian, asa dan harapan yang bersifat pribadi, namun dengan harapan bisa berguna dan bermanfaat bagi banyak orang / pihak lain. Tulisan ini sekedar latihan menulis cerita kehidupan, sebatas wahana untuk mengemukakan ide, gagasan, impian dan harapan - yang apabila terjadi adalah semata-mata kemurahan Alloh SWT,  karena menurut kalkulasi matematika biaya tidak akan terwujud dan kalkulasi nalar akan sangat di luar nalar karena berbagai keterbatasan teknis dan non teknis. Niatan ini semata-mata semangat untuk belajar dan ingin menambah ilmu pengetahuan untuk selanjutnya bisa berbagi manfaat bagi siswa, teman-teman guru, sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya.

Harapan Studi Lanjut
Setelah membaca dan melihat kisah-kisah inspiratif dari tokoh-tokoh yang membesarkan dan memajukan dunia pendidikan di Indonesia, baik dari tulisan dan paparan di web internet atau pun dari tayangan video youtube.com semacam kick andy, satu indonesia dsb. Satu hal yang paling terasa bahwa saya merasa terlambat untuk dapat berbuat banyak untuk ikut sumbang saran bagi kemajuan pendidikan di negeri ini. Kami sedikit berharap, jika suatu saat ada seseorang, lembaga atau perusahaan yang membaca posting ini dan berkenan untuk memberikan sponsor / beasiswa kepada kami, kami akan sangat bersyukur, menerima dengan segenap suka cita dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya - semoga kemurahan dan kebaikan Bpk/Ibu/Sdr pembaca diberi ganjaran dan pahala rejeki yang lebih besar dan berlipat ganda, diberi kesehatan, keselamatan dan kebahagian dunia akhirat, amin. Dan kalaupun tidak, kami pasrah dan tawakal, dengan kondisi saat ini saja sudah merasa jauh lebih baik dari kondisi puluhan tahun silam.

Saat ini saya berprofesi sebagai PNS Guru, golongan III/b - untuk formasi guru TIK SMP yang mulai bertugas sejak awal tahun 2011, yang saat itu diambil 2 orang dari sekitar 20 pendaftar di Wonosobo. Tak banyak yang dapat kami lakukan sebagai guru baru, yah sebatas berbagi kepada siswa-siswa dan membantu teman guru yang menghadapi kesulitan berkaitan dengan komputer. Semenjak gonjang-ganjing akibat Kurtilas (kurikulum 2013) nasib guru TIK terombang-ambing pada posisi yang tidak menentu, yang hingga hari ini walau sudah ada permen tentang guru TIK yang difungsikan sebagai BK-TIK namun dirasakan oleh banyak mantan guru TIK pada sekolah yang menggunakan kurtilas serasa belum pas dan tidak nyaman. Terdorong oleh hal itu, kami pribadi ingin peran kami lebih nyata dan lebih bermakna.

Sejak kecil terbiasa sekolah berpindah-pindah karena mengikuti orang tua yang berpindah-pindah dalam mengadu nasib, bukan berpindah tugas layaknya TNI/Polri atau PNS, namun karena ekonomi - karena orang tua hanya petani dan buruh bangunan. Waktu itu saat kelas 2 SD, kami sekeluarga ikut program transmigrasi ke pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Tenggara, sehingga sekolah dasar saya pindah hingga beberapa kali. SD kelas 1-2 di SDN Keceme (Sleman - DIY), kelas 3-4 di SDN Utama, kelas 5-6 di SDN WPPII DKB4 (Tinanggea - Kendari), SMP di SMPN Andoolo Utama (Tinanggea - Kendari). Lulus SD dan SMP di Kendari - Sulawesi Tenggara, karena mengikuti orang tua transmigrasi. Tempat tinggal sewaktu di daerah transmigrasi berada jauh di pedalaman yang berjarak sekitar 98 km dari pusat kota kabupaten.

Selepas lulus SMP tidak bisa langsung  melanjutkan ke SLTA, karena kendala biaya. Saat itu sempat mendaftar di SMK N 1 Kendari dan dinyatakan DITERIMA jurusan teknik elektro pada urutan Rangking ke-3 dari ratusan pendaftar, namun terpaksa tidak bisa daftar ulang, karena memang tak ada uang sama sekali, mau minta kepada siapa. Waktu itu, oleh orang tua saya dititipkan pada orang kota untuk bantu-bantu pekerjaan rumah, momong putranya, rencananya sambil melanjutkan sekolah di kota. Namun apa daya nasib orang yang baru saja ikut orang, tak mungkin untuk meminta pinjaman uang yang waktu itu berjumlah ratusan ribu. Alhasil akhirnya memilih pulang kampung untuk bekerja membantu orang tua.

Selepas menganggur tidak belajar di bangku sekolah selama 1 tahun rasanya hampa. Alhamdulilah menjelang tahun ajaran baru, saya beserta orang tua bisa pulang kampung ke Jawa lagi (bedol rumah). Ceritanya merasa gagal dalam transmigrasi, membuat kakak tertua saya berusaha untuk meyakinkan orang tua kami untuk kembali ke tanah kelahiran, dan akhirnya kami sekeluarga bisa kembali ke rumah di Sleman Yogyakarta. Selanjutnya saya melanjutkan sekolah di SMA Sulaiman Sleman - sekolah swasta - karena memang tidak bisa mendaftar di sekolah negeri karena terkendala persyaratan administrasi disebabkan beda propinsi. Selama di SMA berbekal semangat mengentaskan diri dari kemiskinan serasa bisa mengikuti pelajaran dengan baik walau telah 1 tahun absen belajar, bahkan alhamdulillah di kelas bisa lulus dengan predikat terbaik.

Prestasi terbaik tidak serta merta membuat orang tua menganjurkan untuk kuliah, ya karena tidak ada biaya sama sekali, dan lagi karena kedua orang tua belum paham apa kuliah, untuk apa dan harus bagaimana. Atas inisiatif sendiri mencoba mendaftar kuliah saat ada tawaran PBUD di perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, atpi tidak lolos. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan tidak serta merta terwujud. Setelah lulus SMA, tahun pertama gagal, tidak diterima pada FMIPA UGM. Untuk mengisi waktu kami belajar komputer di sebuah lembaga pendidikan komputer, waktu itu menggunakan program Under-DOS, Wordstar, Lotus 123 dan Dbase III Plus. Tahun kedua mencoba mendaftar lagi, setelah mengikuti program bimbingan masuk UMPTN, masih mencoba ke UGM, alhamdulilah gagal lagi.

Kesempatan untuk bisa kuliah di perguruan tinggi negeri tinggal 1 kali, terakhir. Maka dengan semangat yang membara saya belajar sendiri (otodidak) dari buku-buku UMPTN. Saat itu saya bekerja apa saja yang ada untuk persiapan biaya jika diterima di UMPTN. Bekerja di sawah orang sudah biasa, mencangkul, merawat tanaman. Menjadi kuli bangunan adalah pekerjaan yang paling sering saya lakukan, karena merasa cocok dan menikmati, juga lama pekerjaan biasanya agak panjang, 1 rumah bisa sampai 1 bulan. Saat itu saya juga memelihara sapi, bantuan dari kakek untuk tabungan kuliah nanti. Alhamdulilah perjuangan untuk kuliah akhirnya dikabulkan oleh Alloh, saya diterima di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang saat itu masih bernama IKIP Yogyakarta - pada jurusan pendidikan teknik mesin. Jadi juga keinginan untuk kuliah di PTN, karena memang untuk di PTS saya pikir tidak mampu biayanya.

Daftar ulang dan administrasi lainnya selesai, seluruh pembiayaan saya bayar dari tabungan sendiri dari hasil kerja menjadi kuli bangunan atau bekerja di sawah orang, tanpa harus merepotkan orang tua.  Begitu hingga semester 4 biaya kuliah tercukupi dari tabungan saat sebelum kuliah dan ditambah dengan cara bekerja di sela-sela libur kuliah, menjadi kuli bangunan. Pernah juga  dibantu biaya bayar SPP 1 semester oleh adik yang saat itu sudah bekerja di pabrik. Pada tahun ke-3, tepatnya semester 5 alhamdulilah ada teman sekampung (kakak 3 angkatan) yang dulu mahasiswa UGM dan sudah bekerja di perusahaan BUMN menawari beasiswa, dan sejak saat itu - hingga lulus biaya SPP dibayar dari beasiswa PT Surveyor Indonesia di Jakarta. Perjalanan pergi-pulang kuliah tanpa biaya, karena jarak sekitar 18 kilometer selalu kami tempuh dengan ber-sepeda ontel.

Alhamdulilah, saat ini saya sudah memiliki pekerjaan tetap sebagai PNS di SMP Negeri 2 Kepil Wonosobo Jawa Tengah. Banyak suka duka selama mengajar di sekolah negeri, banyak pula pengalaman yang diperoleh dari teman-teman senior. Beberapa sangat baik, sangat inspiratif dan sangat berpandangan cukup maju dalam upaya memajukan sekolah. Walau secara umum baik, namun minat dan kemauan belajar rata-rata kurang, bekerja asal jalan dan beberapa kurang kreatif, kurang inovatif dan kurang produktif. Saya sepenuhnya menyadari masih banyak kekurangan dalam segala aspek, baik wawasan, pengetahuan apalagi pengalaman. Namun rasanya akan lebih baik jika mendapat kesempatan untuk belajar lebih lanjut.

Pendidikan dan Latihan
Pernah beberapa kali diberi kesempatan belajar di berbagai pendidikan dan latihan (diklat), terutama saat awal diluncurkannya kurikulum baru tahun 2013(Kurtilas). Bersamaan dengan saat mapel TIK diwacanakan tidak diajarkan lagi di sekolah pilot K-13, maka kami mendapat tugas diklat guru untuk mapel Prakarya, dilanjutkan diklat guru pendamping di mapel yang sama, diklat menjadi anggota tim pengembang kurikulum kabupaten untuk mapel Prakarya juga, dan ujungnya dipanggil untuk diklat instruktur nasional, kemudian ditugaskan menjadi instruktur dan berbagi ilmu bagi guru sasaran untuk mapel prakarya di tingkat kabupaten. Menjelang tahun 2015 muncul wacana TIK kembali dalam bentuk bimbingan TIK, dan tanpa tahu sebabnya dipanggil kembali untuk diklat instruktur untuk bidang bimbingan TIK yang waktu itu hanya di ambil 5 orang dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang akhirnya ditugaskan untuk berbagi hasil diklat kepada teman-teman guru TIK di Kudus.

Dari pengalaman saat berbagi pengalaman di beberapa tempat, rasanya saya yang pernah dilatih kesana kemari justru merasa kurang pengalaman, lebih banyak belajar pada guru sasaran, yang intinya lebih banyak kurangnya walau sekilas dianggap banyak tahu. Rasanya berat dianggap lebih tahu, lebih pandai dan lebih pengalaman namun sejatinya biasa-biasa saja bahkan cenderung banyak kurangnya. Hal inilah yang justru mendorong dan membangkitkan keinginan kuat untuk bisa belajar lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Berkiprah di berbagai kegiatan sekolah dengan kurikulum 2013 membuat diri untuk banyak belajar untuk menjawab tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Kurikulum 2013 yang berfokus pada proses pembelajaran dan penilaian otentik membutuhkan aplikasi penilaian yang dapat mengakomodir kebutuhan guru dan sekolah dalam menghasilkan sebuah produk berupa nilai jadi. Disinilah dibutuhkan kehadiran aplikasi yang siap pakai yang bisa digunakan untuk entri berbagai nilai, mulai dari nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan, kemudian dikomparasikan dengan berbgai aturan yang berlaku untuk selanjutnya diolah menjadi nilai jadi yang bisa cetak dalam bentuk leger dan rapot. Berawal dari iseng-iseng membantu teman akhirnya tertantang untuk membuat aplikasi berbasis excel yang digunakan untuk sekolah sendiri. Akhirnya beberapa sekolah SMP dan SD berminat dan ikut meminta untuk dibuatkan aplikasi yang sejenis.

Kendala
Kendala pertama adalah yang paling besar, biaya. Mengingat saya PNS awal dan belum bersertifikasi.  Kendala kedua umur, yang dengan umur 43 tahun tak mungkin ada lembaga negara yang menyediakan beasiswa untuk golongan tua. Dan kendala ketiga adalah biaya sekolah anak, ketika disuruh memilih maka akhirnya lebih utama fokus pada biaya untuk sekolah anak-anak yang berjumlah 3 orang agar mereka mendapat pendidikan yang baik, pendidikan yang baik haruslah dengan biaya yang tidak murah (kalau tidak boleh dibilang mahal). Saya berharap suatu saat ada lembaga, perusahaan atau perseorangan yang berkenan untuk memberikan bantuan / sponsorship berupa beasiswa untuk menempuh S2.

Akhirnya semua saya serahkan kepada Alloh untuk langkah selanjutnya yang paling baik. Saya sudah sangat bersyukur dengan situasi saat ini, namun begitu jika ada kesempatan untuk bisa belajar banyak, bisa berbuat lebih banyak untuk kemanfaatan orang lain, khususnya pendidikan - maka saya insya-Alloh siap dan akan melaksanakan dengan senang hati.

Semarak Hari Pendidikan Nasional di SMPN 2 Kepil

Hari ini Sabtu 2 Mei 2015 adalah hari yang spesial bagi dunia pendidikan khususnya. Yah, hari ini adalah hari pendidikan nasional yang merupakan tonggak awal bangkitnya kesadaran akan arti pentingnya pendidikan di negeri ini. Begitu juga yang terjadi di SMPN 2 Kepil, yang diperingati dengan rangkaian kegiatan untuk menyemarakkan hari spesial ini.

Diawali dengan upacara bendera dengan petugas khusus dari OSIS, bertindak sebagai pembina upacara kepala sekolah SMPN 2 Kepil, Bpk Drs. Kardan. Dalam amanat pembina upacara disampaikan sambutan dari Menteri Pendidikan Anies Baswedan, yang point utamanya menyampaikan bahwa "Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya". Hal ini menunjukkan bahwa manusialah yang harus diolah dengan baik, dengan sungguh-sungguh untuk bisa menjadikan negara/bangsa tersebut bisa sukses, berhasil dan maju. Berikut kami nukilkan beberapa paragraf dari sambutan menteri pendidikan pada hari pendidikan nasional 2015 yang mengambil tema "Pendidikan sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila".
Pendidikan telah membukakan pintu wawasan, menyalakan cahaya pengetahuan, dan menguatkan pilar ketahanan moral. Persinggungan dengan pendidikanlah yang telah memungkinkan para perintis kemerdekaan untuk memiliki gagasan besar yang melampaui zamannya. Gagasan dan perjuangan yang membuat Indonesia dijadikan sebagai rujukan oleh bangsa-bangsa di Asia dan di Afrika. Dunia terpesona pada Indonesia, bukansaja karena keindahan alamnya, atau keramahan penduduknya, atau keagungan budayanya, tetapi juga karena deretan orang-orang terdidiknya yang berani mengusung ide-ide terobosan dengan ditopang pilar moral dan intelektual.
Indonesia adalah negeri penuh berkah. Di tanah ini, setancapan ranting bisa tumbuh menjadi pohon yang rindang. Alam subur, laut melimpah, apalagi bila melihat mineral, minyak, gas, hutan dan semua deretan kekayaan alam. Indonesia adalah wajah cerah khatulistiwa. Namun kita semua harus sadar bahwa asset terbesar Indonesia bukan tambang, bukan gas, bukan minyak, bukan hutan ataupun segala macam hasil bumi; asset terbesar bangsa ini adalah manusia Indonesia. Tanggung jawab kita sekarang adalah mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Manusia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa <<klik link ini untuk sambutan menteri pendidikan selengkapnya>>
Selepas upacara selesai, dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba bagi siswa, yang acara lombanya dilaksanakan dalam rangka peringatan hari Kartini 21 April lalu. Bebebapa mata lomba yang menjadi ajang unjuk kreasi siswa-siswi SMPN 2 Kepil antara lain, Fashion show, Karaoke dan Stand-up Comedy.
  1. Pemenang kategori Fashion Show = Alma Belinda DT (9D)
  2. Pemenang kategori Karaoke = Rini Ernawati (8D)
  3. Pemenang kategori Stand-Up Comedy = Candra Adita (8B)
Selanjutnya yang tak kalah spesial adalah adanya penilaian untuk guru yang dilakukan oleh siswa yang dibagi dalam beberapa kaegori, secara lengkapnya sebagai berikut :
  1. Guru Terluwes Putra = Yosep Luhvendi, S.Pd
  2. Guru Terluwes Putri = Yani Widayati, S.Pd
  3. Guru Ter-rajin Putra = Bagus Panuntun, S.Pd
  4. Guru Ter-rajin Putri = M I Isti Supriyanti, S.Pd
  5. Guru Ter-ramah Putra = Eko Sutomas, S.Pd
  6. Guru Ter-ramah Putri = Rini Utami, S.Pd 
  7. Guru "The Best" Putra = Drs. Kardan
  8. Guru "The Best" Putri = Ruti Sumarni, S.Pd, M.Pd
Selamat kepada semua pemenang, semoga dengan peringatan hari pendidikan nasional tahun ini bisa menjadi tonggak sejarah untuk kemajuan pendidikan di SMPN 2 Kepil untuk lebih maju dan lebih baik lagi. Selamat beraktifitas, semoga sukses. (30529)