Senin, 21 Januari 2019

Sambut Mapel Informatika - Ikatan Guru TIK adakan Rakernas di Kemdikbud Jakarta

Pada awal munculnya Kurikulum 2013 menimbulkan dampak paling signifikan bagi guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK), karena hilangnya mata pelajaran TIK dari struktur kurikulum. Dampak yang paling mendasar dengan hilangnya mata pelajaran TIK adalah hilangnya jam tatap muka bagi sekitar 40.000 guru TIK di tanah air. Maka kemudian banyak guru TIK yang beralih fungsi mengajar mapel baru yang bernama Prakarya. Alhamdulillah, kini guru mata pelajaran TIK akhirnya bisa kembali masuk kelas setelah 5 (lima) tahun bingung dengan statusnya. Pemerintah memutuskan menghadirkan kembali mapel TIK tapi dengan konsep dan nama baru yaitu INFORMATIKA. Rencananya mapel Informatika ini akan diterapkan untuk jenjang SMP dan SMA sederajat mulai tahun ajaran baru 2019/2020.

Dalam rangka menyambut mapel baru tersebut sebuah organisasi guru TIK mengadakan pertemuan guru TIK se-tanah air yang dilaksanakan di kantor kementerian pendidikan di Jakarta. Undangan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Guru TIK se-Indonesia yang disebarkan lewat dunia maya oleh Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd selaku pengurus IG TIK PGRI disambut antusias oleh ratusan guru TIK yang tersebar di penjuru tanah air. Antusiasme guru TIK terlihat dari jumlah pendaftar Rakernas sebelum hari H yang mencapai 400-an, dan pada hari pelaksanaan jumlah peserta yang hadir sekitar 100 peserta yang berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa, pulau Sumatera, pulau Kalimantan hingga Papua yang berada di ujung timur nusantara. Acara ini terselenggara berkat kerjasama antara Ikatan Guru TIK PGRI (IG TIK PGRI), Komunitas Guru TIK (KOGTIK), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Kegiatan yang bertempat di Aula Gedung A Kemdikbud Lantai 1, Jln Jenderal Sudirman Jakarta Pusat dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB.

Alhamdulillah, MGMP TIK Kab. Wonosobo bisa mengirimkan 2 orang perwakilan guru untuk mengikuti Rakernas ini, 1) Bpk Sartana, S.Pd.T (Ketua MGMP), 2) Maryanto, S.Kom (penulis blog ini). MGMP mengirimkan perwakilan dengan satu harapan agar kami berdua bisa mengikuti, melihat dan mendengarkan paparan dari nara sumber, bahkan bisa beraudiensi dan mendapatkan penjelasan langsung dari pejabat (dari Pejabat Dirjen GTK) terkait kebijakan bagaimana regulasi dan pengaturan serta penerapan mapel Informatika yang terkait dengan mapel Prakarya yang menempati posisi yang dalam struktur kurikulum terbaru. Setumpuk pertanyaan yang muncul dari teman-teman guru TIK dan juga guru Prakarya terjawab secara jelas dan gamblang, sehingga kehadiran mapel Informatika tidak menjadi beban yang tidak perlu dikhawatirkan. Semoga paparan yang akan kami uraikan nanti akan sedikit mengurangi rasa galau dan bisa membantu membuka wawasan terkait mapel Prakarya dan/atau Informatika.

Sedikit gambaran kegiatan acara Rakernas, dari susunan acara yang dibacakan oleh pembawa acara (Ibu Wiwin Sabayanti) nampak bahwa kegiatan pada itu sangat padat, menarik, akademik dan sarat  wawasan baru terkait dengan pengetahuan ilmu dan teknologi. Hal ini terlihat dari deretan nara sumber yang hadir dalam forum Rapat Kerja Nasional Guru TIK 2019 ini, antara lain PB PGRI, PUSKURBUK, Dirjen GTK, Microsoft Indonesia, Apkomindo, IDL, UPI dan Eduspec. Acara dibagi dalam dua sesi besar yaitu sesi pertama yang berlangsung hingga ishoma, kemudian dilanjutkan di sesi kedua hingga selesai. Diawali dengan laporan kegiatan oleh Bapak Bambang Susetiyanto, S.Kom (Ketua IG TIK PGRI) dan dilanjutkan sambutan Ketua Umum PB PGRI, Ibu Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. yamg sekaligus membuka secara resmi kegiatan Rakernas ini. Ketua Umum PB PGRI dalam sambutannya memberikan banyak motivasi bagi guru untuk terus belajar, berikut diantaranya ”Tantangan guru TIK sekarang adalah murid yang umumnya lebih menguasai bidang informatika. Maka dari itu, guru tidak lagi bisa merasa sebagai pihak yang paling tahu. Kemampuan guru harus terus diperbarui”.

Masuk pada sesi materi pertama dari Microsoft Indonesia tentang Perkembangan Dunia Digital yang disampaikan oleh Bapak Benny Kusuma, sosok pemuda hebat yang sudah sukses menduduki jabatan Education Lead of Microsoft Indonesia. Dalam paparannya membuka wawasan bagi guru, bukan hanya guru TIK, namun untuk semua guru mata pelajaran apapun di sekolah untuk melakukan inovasi pendidikan, Bahwa di era digital guru dituntut kreatif dan harus bisa memanfaatkan TIK, salah satu bentuknya adalah mengajarkan mereka pola pembelajaran yang mengadopsi teknologi pembelajaran yang berkembang saat ini, dimana kita harus mengajarkan sesuatu yang bermanfaat ke depan, bukan sesuatu yang sudah basi, karena sejatinya kita menyiapkan peserta didik untuk bidang pekerjaan yang mungkin saat ini belum ada.

Selanjutnya masuk pada materi yang kedua, yang berbentuk diskusi panel dengan dua orang nara sumber (nara sumber utama) yaitu Bapak Temu Ismail, S.Pd, M.Si (Bagian Hukum, Tata Laksana dan Kepegawaian - Dirjen GTK Kemdikbud) dan Ibu Sri Hidayati, S.Si, M,Si (Kepala Bidang Kurikulum Pusat Kurikulum dan Perbukuan - Kemdidbud). Point utama dalam diskusi ini adalah tentang keputusan final munculnya kembali mata pelajaran TIK yang dihapus pada awal penerapan kurikulum 2013, yang kemudian bertunas kecil dalam bentuk Bimbingan TIK. Kini di tahun ajaran 2019/2020 secara resmi TIK kembali dihadirkan dalam bentuk baru bernama mata pelajaran Informatika yang masuk dalam struktur kurikulum pada kelompok B, dan merupakan mata pelajaran pilihan antara Prakarya dan/atau Informatika.

Menyimak uraian dari nara sumber Kemendikbud dan GTK yang dipaparkan pada Sesi-1 (nara sumber utama), dapat kita tarik beberapa hal pokok yang bisa dijadikan sebagai pedoman terkait implementasi mata pelajaran Informatika pada tahun ajaran baru mendatang, secara ringkas kami tuliskan sebagai berikut;
  • Mapel informatika akan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2019/2020, dimulai dari kelas awal (kelas VII),  dan itupun sudah harus dipertimbangkan kesiapannya, meliputi #-kesiapan gurunya, #-kesiapan sarana prasarananya dan #-kesiapan siswanya. 
  • Mapel informatika ini implemantasinya tidak sama dengan mapel lain, jika mapel lain ketika ada di struktur kurikulum maka serta merta semua harus mengimplemntasikannya, tetapi untuk mapel Informatika ini tidak. Sekolah tidak harus mengimplementasikannya, apalagi bagi sekolah yang sarana prasarana dan guru tidak memadai, agar tidak menjadi "hanya sekedar ada" atau dengan istilah "yang penting diajarkan tapi tidak berorientasi pada mutu".
  • Adapun sekolah yang bisa mengimplementasikan (mengajarkan) mapel informatika adalah sekolah yang memiliki persayaratan khusus, baik sarana prasarana dan gurunya. Bahkan lebih khusus lagi, akan ada persyaratan guru siapa yang boleh mengajar, tidak semua guru boleh mengajar mapel informatika. Terkait dengan hal ini nanti akan ada assesment bagi sekolah dan guru, ada persyaratan dan kualifikasinya.
  • Pengelolaan pembelajaran di sekolah adalah hal yang sangat penting, bagaimana mengelola pembelajaran yang berorientasi pada capaian kompetensi, bukan capaian jam belajarnya, alokasi waktu hanya semacam patokan / perkiraan waktu. Ini bisa menjadi keleluasaan bagi sekolah untuk menentukan pilihan apakah mau menerapkan mata pelajaran Informatika saja, Prakarya saja, atau Informatika dan Prakarya.
  • Pada sekolah yang besar, siswanya (rombel) banyak, sarana prasarana memadai dan jumlah guru TIK ada beberapa, maka bisa dimungkinkan akan ada guru TIK yang berperan sebagai Bim-TIK, ada yang mengajar Informatika dan ada yang melaksanakan TIK dalam bentuk Ekstrakurikuler, dan ini sangat bergantung pada pertimbangan kompetensi guru, pertimbangan pemenuhan jam di dapodik dan pertimbangan kesiapan peserta didik.
  • Terkait dengan pengelolaan manajemen berbasis sekolah (MBS) agar benar-benar pengelolaan kepala sekolah dan perangkatnya betul-betul disiapkan, agar dalam implementasi kebijakan ini  tidak merugikan pihak tertentu (jangan sampai ada yang merasa dirugikan), yaitu; #-merugikan siswa, terkait dengan kompetensi yang diperoleh, #-merugikan guru, terkait hak-hak guru yang terabaikan dalam hibungannya dengan pembagian jam di dapodik yang selanjutnya bermuara pada tunjangan sertifikasi.

Jika menghendaki untuk mendengarkan atau melihat langsung paparan dari beberapa nara sumber yang hadir pada kegiatan Rakernas Guru TIK tersebut, maka pembaca dapat meng-akses dari laman youtube berikut, silahkan klik link di bawah ini.


Demikian beberapa hal mendasar yang dapat kami rangkum (sebatas yang dapat kami tangkap) dari hasil RAKERNAS Guru TIK di Kemendikbud Jakarta. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan dan menjadi dasar bagi teman-teman guru TIK, bagi pengelola sekolah (kepala sekolah) dan bagi pemangku kepentingan dalam membuat perencanaan pendidikan di sekolah/wilayah masing-masing, semoga bermanfaat.

8 komentar:

  1. Semoga TIK, dapat membuat peradaban umat yang lebih religius, melek teknologi tapi religius, dapat membuat perubahan menuju generasi ukhrowi. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ... Bu Hati Nurahayu - dari SMP Plus Al-Amanah Bandung, terima kasih atas kunjungan, doa dan suportnya.
      Semoga suatu saat saya bisa menuliskan sebuah judul tulisan yang terinspirasi dari sosok Guru Berprestasi dari Bandung ini ...

      Hapus
  2. Kearin sempat ditanya orang dinas apa betul diberlakukan semester ini saya jawab tidak mungkin kalau tahun ajaran baru bisa jadi tapi regulasinya belum terbit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Pak Ronto, kayaknya masih ada beberapa yang belum tahu secara rinci tentang adanya mapel baru ini, bagaimana regulasi dan implementasinya.
      Semoga tulisan sederhana ini bisa sedikit membuka wawasan dan memberikan gambaran yang agak memadai terkait regulasi baru ini.

      Hapus
  3. kaitan dng sertifikasi/tunjangan profesi gimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari penjelasan Staf Dirjen GTK ; mapel Informatika dihitung 2 jam tatap muka untuk tiap kelasnya dalam dapodik, jadi persis seperti mapel TIK dulu.
      Insya-Alloh semua sudah dipersiapkan, tinggal monggo diperhitungkan betul-betul kesiapannya, termasuk hitung-hitungan dan pembagian jam jika berkaitan dengan guru lain yang mengampu Prakarya misalnya, karena bersifat pilihan dengan kalimat .... dan/atau ....
      Terima kasih kunjungannya, semoga bisa membantu.

      Hapus
  4. Turut berdoa, semoga pembelajaran informatika sebagai mata pelajaran pilihan dapat terlaksana dengan optimal dan maksimal. Dibekali dengan kesiapan siswa, sarana prasarana serta guru yang kompeten dan profesional. 👍👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu Rini, doa panjenengan merupakan suport bagi siswa dan teman-2 guru untuk terus berupaya mengupayakan pendidikan yang semakin baik ....
      Insya-Alloh ...

      Hapus