Jumat, 30 Oktober 2015

Inovasi -3 : Membuat Konsep Baru yang Lebih Baik - Pentingnya Sebuah Konsep

Alhamdulillah, tulisan seri inovasi yang ke-3 sudah bisa kami selesaikan. Sedikit kami cuplikkan bahwa pada tulisan seri inovasi yang pertama mengangkat tentang urgensi inovasi bagi pendidikan, kemudian dilanjutkan seri yang ke-2 yang mengambil tema tentang keutamaan memiliki karakater / jiwa yang baik sebagai bekal dasar untuk bisa melakukan inovasi. Sebagai seri lanjutan, maka pada tulisan seri ke-3 ini kami akan menguraikan pentingnya konsep baru dan bagaimana kita harus mempersiapkan konsep dalam proses inovasi, khususnya dalam pembelajaran bagi siswa. Tulisan ini keluar pada saat yang tepat karena bersamaan dengan dikirimnya 5 guru SMPN 2 Kepil dalam pelatihan USAID yang memang bertujuan untuk menjadi guru yang inovatif dan kreatif sehingga sangat mendukung tugas guru mulai dari persiapan hingga dalam proses pembelajaran.

Pertengahan tahun 95-an ketika kami awal-awal belajar di fakultas teknik UNY saat itu ada anekdot (kelakar) tentang sebuah jurusan di perguruan tinggi yang terasa lucu, yaitu jurusan "Sastra Nuklir". Jika jurusan itu bernama Teknik Nuklir, kemungkinan besar menjadi jurusan yang sangat bagus, karena ada kata teknik, yang pada saat itu jurusan teknik adalah salah satu jurusan yang dianggap pavorit, dan kata nuklir, yang merupakan ilmu yang sangat langka dan modern. Namun karena ditempel dengan kata sastra maka kemudian maknanya menjadi berbeda. Anekdot "Sastra Nuklir" lebih mendekati arti sebagai jurusan ilmu nuklir yang banyak mengarang, tanpa laboratorium memadai dan jauh dari teknologi. Inilah gambaran sebuah jurusan yang dibuat tanpa konsep dan persiapan yang memadai, sehingga terkesan asal jalan, asal ada (sangat apa adanya) dan cenderung jauh dari sasaran kualitas. Hal ini yang beberapa waklu lalu marak terjadi di "perguruan tinggi abal-abal" yang kemudian menjadi latar belakang dibekukan operasionalnya oleh kementerian dikti dan riset.

Dalam dunia properti (pembangunan rumah) dikenal berbagai macam jenis dan kategori rumah, yang dalam istilah arsitektur sering dikenal dengan nama model minimalis, klasik, mewah, modern hingga kontemporer. Jika seseorang mau membangun atau membuat rumah, maka yang paling mendasar adalah adanya gambar rencana dalam bentuk desain atau denah. Gambar rencana meliputi ukuran rumah, jumlah lantai, jumlah kamar dan tata letak yang akan menentukan detil gambar rencana pondasi. Gambar rencana harus jelas. Jika gambar rencana tidak jelas, apalagi tidak konsisten maka akan menyusahkan bagi tukang batu, tukang kayu dan pekerja yang terlibat dalam pembangunan rumah tersebut. Tidak boleh merubah ukuran ruang ketika pekerjaan sudah berjalan 50 %, karena akan berdampak pada banyak hal yang lain. Maka di sinilah peran dari sang arsitek, dia harus benar-benar membuat desain atau rencana gambar yang fix, up to date, dan telah dipastikan cocok dengan keinginan yang akan menempati rumah tersebut. Biasanya dalam proses persiapan desain seorang arsitek harus banyak berkomunikasi dengan calon pemilik rumah. Kesiapan konsep yang matang akan menjadi patokan dan menentukan keberhasilan sebuah kegiatan.

Konsep semakna dengan tema, alur dan gambaran singkat tentang rencana suatu kegiatan atau pekerjaan. Konsep dapat menjelaskan secara gamblang sebuah pekerjaan besar dan menguraikan tiap-tiap bagian secara detil. Sebuah konsep bisa diurai dalam bentuk sekuel-sekuel yang terperinci yang walau secara singkat namun dapat menjelaskan hingga bagian terkecil. Bagi guru, mungkin ada yang bertanya "Mengapa, apa perlu membuat konsep sendiri, kan sudah ada RPP, sudah ada silabus. Apa harus mengganti semua RPP, Silabus dan kelengkapannya ? Seperti kurang kerjaan saja. Tentunya bukan seperti itu bentuk inovasinya, mari kita coba urai bersama-sama.

Konsep baru dalam persiapan dan pelaksanaan pendidikan di kelas bukan untuk meniadakan perangkat yang sebelumnya telah ada. RPP, Silabus dan kelengkapan lainnya merupakan administrasi dasar yang tetap harus ada. RPP dan Silabus adalah perangkat administrasi yang sudah baku, bentuk dan hirarkhinya sudah ditentukan dari pusat yang memiliki kewenangan penuh atas kebijakan pendidikan. Namun selebihnya untuk urusan materi, konten (isi), muatan (lokal dan sentral), teknik dan yang berkaitan dengan penerapan di kelas menjadi kebijakan otonomi tiap sekolah, masing-masing individu guru di kelas. Nah, kehadiran sebuah konsep baru merupakan kebutuhan untuk menjadikan  RPP, Silabus dan kelengkapan lainnya menjadi sesuatu yang hidup, sesuatu yang dinamis dan selalu berkembang seiring perjalanan waktu dan perkembangan zaman.

Jangan berfikir terlalu ekstrim, jangan berfikir terlalu tinggi yang tak terjangkau hingga seakan konsep baru ini akan merubah semuanya, sama sekali bukan. Sederhana aja, konsep baru hanyalah bentuk penyegaran dalam pola pembelajaran agar selalu baru, up to date dan tidak kadaluarsa atau ketinggalan zaman. Bagaimana rasanya jika ketika seorang guru mengajar di kelas siswanya banyak yang tidur karena cara mengajarnya monoton (cerus/cerlu = ceramah terus/cerita melulu), atau materi yang diajarkan tidak menarik (karena tidak di update), atau metode CBSA yang tidak pernah berubah (cbsa = catat buku sampai abis). Bisa dibayangkan apa jadinya jika dalam pelajaran yang durasi 2-3 jam hanya diberi pengantar 15 menit, kemudian selebihnya acara bebas tanpa kendali yang terprogram karena kurangnya variasi metode pembelajaran, yang terjadi bisa diamati adanya siswa bosan, siswa belajar sekenanya, semaunya dan hanya menghabiskan waktu yang terasa sangat lama. Hal seperti inilah yang kami maksud dengan pembaharuan konsep. Artinya perlu dibuat dan dirancang sebuah konsep baru terkait berbagai cara, teknik, materi dan metode dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Konsep baru, bisa berbentuk rencana baru, namun bukan berarti keluar dari substansi inti. Pembuatan konsep baru ini sebaiknya dilakukan di awal semester sebelum pembelajaran di mulai, namun demikian bisa juga di sisipkan di tengah semester seiring dengan datangnya "ilham" yang mungkin bisa saja datang di tengah perjalanan. Konsep baru ini bisa dirancang berdasarkan analisis terhadap pola dan pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Apa yang sudah baik, apa yang kurang dan apa yang sama sekali belum sesuai dengan harapan. Perlu juga kiranya dengan bijak dan berbesar hati untuk bersedia melihat, menyaksikan, membaca dan membandingkan dengan tempat lain, sekolah lain, guru lain yang lebih dalam hal kualitas, baik dari sisi prosesnya, inputnya maupun outputnya.

Tidak harus serta merta semua berubah, tidak juga harus frontal, bisa dimulai dari beberapa point penting atau beberapa sekuel utama, atau pada bagian tertentu yang dirasa sudah siap dan paham. Sebagai gambaran mungkin kita bisa memulai untuk memperbarui konsep dalam bentuk sebagai berikut :
  • Metode yang baru, pendekatan langsung kepada bentuk jadi, bentuk nyata dan bentuk yang dikenal sehari-hari. Metode ini yang pernah diterapkan guru matematika asal Purworejo, Bp Juli Eko Sarwono yang ternyata membawa hasil yang luar biasa dalam pembelajaran matematika, hingga membawanya tampil di Kick Andy dan beberapa acara televisi. Pelatihan USAID adalah kesempatan yang sangat bagus bagi guru untuk bisa belajar berbagai metode mengajar yang menarik dan menyenangkan. Saat ini 5 guru SMPN 2 Kepil yang mengikuti pelatihan USAID yaitu ; Bp. Edi Wineto, Bp Agus Yuswantoro, Ibu Ratna Yuli, Ibu Laras dan Ibu Zulaikho.
  • Bahan ajar yang baru, semisal membuat file presentasi. Semangat Bp Edi Wineto, S.Pd yang mau bertanya dan belajar bersama kami dalam membuat file presentasi (power point) perlu diacungi jempol dan bisa ditiru oleh guru yang lain. Bagaimana pun bentuknya, suatu karya hasil buatan sendiri akan lebih mantab dan meyakinkan dalam proses transformasi ilmu. Maka jangan takut berkarya, hasil yang baik hanya bisa diperoleh dengan tekun dalam berproses dan banyaknya pengalaman.
  • Alat yang baru, contohnya LCD Proyektor atau benda kerja. Melalui tayangan video atau gambar siswa akan lebih bisa melihat langsung benda sesungguhnya. Selain itu membawa barang asli, semisal peragaan langsung berbagai alat musik oleh guru mata pelajaran akan menambah khazanah dan kepercayaan siswa terhadap kemampuan dan kapasitas guru dalam proses transformasi ketrampilan seni dan budaya.
  • Teknik baru, semisal pembelajaran di luar kelas. Ibu Prihatin Handayani, S.Pd dan Ibu Rini Utami, S.Pd yang keduanya mengajar mata pelajaran IPA pernah melakukan ini, para siswa di ajak melakukan pengamatan dan penelitian tanaman di halaman adalah suatu langkah baru yang perlu dikembangkan secara lebih intensif dan terprogram.
  • Ide baru (gagasan kegiatan), semisal ide tentang "English Day" - ini yang sempat disampaikan Bu Yani Widayati, S.Pd. Ini ide bagus, konsep baru yang bagus yang harus bisa dimulai kalau ingin terwujud. Ide baru yang tak pernah dimulai akan menjadi ide yang kadaluarsa, dan terlambat dalam membuat perubahan. 
  • Tambahan baru (suplemen), semisal pelajaran gamelan, group band, paskibra, membuat aneka masakan, seni tari dan vocal group. Pemberian tambahan ilmu baru yang diajarkan secara intensif akan sangat memberikan warna dan ruh baru bagi kemajuan sebuah mata pelajaran. Suplemen ini bisa menjadi keunggulan yang merupakan ciri khas sekolah yang pada gilirannya akan mengangkat citra dan nama baik sekolah.
Masih banyak hal baik yang bisa disiapkan dalam membuat konsep baru dalam pembelajaran. Intinya semua berawal dari kemauan untuk memperbarui diri, untuk melakukan inovasi, menjadikan diri sumber inspirasi dalam pembelajaran bagi siswa di Sirandu ini. Kami yakin (kita), bila kita mau, insya-Alloh kita mampu. Sebagai pedoman dasar agar tidak terlalu menjadi bayangan yang menakutkan adalah "Bila sekolah lain bisa, mengapa kita tidak - bila guru lain bisa mengapa kita tidak". Guru-guru di sekolah lain yang sudah lebih maju adalah manusia juga, sama seperti kita. Artinya, mungkin saja kualitasnya juga sama dengan kita (tidak jauh berbeda), hanya masalah kesiapan mental dan kesadaran untuk menempa diri, mengasah visi dan memperbaharui misi untuk bisa menjadi pribadi yang siap memberikan yang terbaik untuk anak-anak negeri. Slogan "mengajar seadanya, sebisanya, semaunya dan ala kadarnya", atau menganggap mengajar sebagai kebiasaan "pekerjaan biasa sekadar memenuhi jam mengajar" alangkah baiknya dengan penuh kesadaran direvisi kembali.

Kuncinya pada kesadaran dan rasa peduli. Kesadaran bahwa guru / pendidik adalah pekerjaan mulia dan hanya akan mulia bila dilaksanakan dengan sepenuh jiwa raga. Peduli, kadang kita sangat peduli dengan anak sendiri, namun kurang peduli dengan anak orang lain yang menjadi anak didik kita. Jika secara pribadi tidak rela jika anak kita belajar di sekolah kurang bagus, kurang inovatif, dan kurang bermutu - maka sebagai guru kita harus berupaya untuk menjadi guru yang bagus, yang inovatif dan bermutu dengan ditandai tumbuh kembangnya semangat inovasi yang terus menerus dalam membangun sekolah untuk menjadi sekolah yang lebih maju. Kita tentu tidak ingin dikenal sebagai guru sastra penjaskes, sastra matematika, sastra IPA, sastra IPS, sastra seni budaya dan sastra lainnya, karena predikat sastra yang paling tepat dan menjadi hak sepenuhnya adalah jurusan bahasa. Sekian, sampai jumpa pada edisi berikutnya, inovasi -4. Selamat mempersiapkan diri untuk lebih maju, selamat beraktifitas, semoga sukses. <34580>

Sabtu, 24 Oktober 2015

Download Contoh Aplikasi Rapot UTS SMP Negeri 2 Kepil

Penerapan Kurikulum 2013 membawa dampak yang bermacam-macam, ada yang pro dan banyak juga yang kontra. Dampak yang paling terasa oleh sekolah yang menerapkan K-13 adalah hilangnya mapel TIK dan KKPI. Selama dua tahun sejak diberlakukan K-13 maka guru TIK, khususnya di SMP yang sampai hari ini masih melaksanakan K-13 maka guru-gurunya kemudian kehilangan pekerjaan utama sebagai guru TIK, akhirnya banyak yang alih profesi menjadi guru mapel baru - Prakarya.

Dua tahun kemudian muncul Permendikbud no 68/2014 yang memberi arahan tugas guru TIK / KKPI yang beralih menjadi guru Bimbingan TIK (B-TIK). Dengan permen ini, maka peran guru TIK berubah menjadi semacam konselor / konsultan bagi siswa, guru dan TU terkait dengan teknologi informasi (TI). Dengan peran baru ini tugas guru TIK, secara implisit menjadi lebih berat, seakan guru TIK adalah sosok luar biasa yang serba bisa, padahal banyak guru TIK (red, khususnya kami) yang merasa masih banyak keterbatasan. Pada tataran kebijakan, regulasi permen ini belum familier di tingkat dinas pendidikan kabupaten/kota. Dan kenyataan yang ada di lapangan, beberapa sekolah pilot belum bisa melaksanakan bimbingan TIK pada tahun ajaran yang berjalan saat ini.

Kami, SMP Negeri 2 Kepil dengan segala keterbatasan tetap mendukung pelaksanaan K-13, termasuk permendikbud no 68/2014. Sebisa yang kami mampu, kami berupaya memberikan layanan minimal di bidang IT baik kepada siswa dan guru. Rasanya bahagia bisa berbagi pengetahuan di bidang IT kepada siswa walau dengan jam pembelajaran minimal yang hanya 1 jam tatap muka dengan siswa. Begitu juga bisa berbagi sedikit informasi kepada rekan sesama guru, walau terkadang sebagian dari mereka (guru non TIK) justru lebih tahu dan lebih terampil dari guru TIK.

Terkait implementasi permen 68/2014 dan hubungannya dengan penilaian kurikulum 2013, beberapa aplikasi telah dimiliki dan dibuat sendiri oleh sekolah, mulai dari aplikasi penilaian untuk tiap guru mata pelajaran hingga aplikasi untuk membuat rapot. Yang paling sederhana adalah aplikasi Rapot UTS yang terintegrasi, yang kali ini akan kami coba share (bagi) kepada pembaca umumnya, karena ada seseorang yang menghendaki kami untuk membagikannya. Dalam aplikasi sederhana ini semua siswa secara otomatis sudah terdaftar, namun masih bisa ditambah atau dikurang atau diedit bila terjadi kesalahan penulisan. Dengan hanya satu file aplikasi, semua wali kelas bisa menggunakan dengan memilih menu kelas yang menjadi tugasnya. Menu tambahan berupa update guru apabila ada perubahan data guru atau guru baru. Menu update kepala sekolah juga dibuat untuk mengantisipasi bila terjadi pergantian kepala sekolah. Secara umum aplikasi ini tidak jauh berbeda, namun yang kami utamakan adalah buatan sendiri. Disana juga terdapat beberapa hal baru yang meruapakan inovasi sebatas kemampuan kami.
Akhirnya, kepada yang "merasa perlu" kami persilahkan untuk mengunduh (download). Barangkali bisa sebagai gambaran, panduan dan pembanding. Bagi sekolah yang sudah maju dan telah memiliki aplikasi yang jauh lebih sempurna maka aplikasi ini bisa diunduh sekedar sebagai tambahan koleksi barang tak berharga.
Download Rapot UTS
Untuk bisa menggunakan aplikasi ini pengguna harus masuk ke aplikasi ini dengan akun dan password. Untuk pengguna umum maka bisa menggunakan akun "coba' dan password "umum". Khusus para pakar IT dan pembuat software yang terbiasa menjadi "hacker" kami harap untuk cukup tersenyum dan tertawa di dalam hati. Demikian, semoga bermanfaat <34370>.

Senin, 19 Oktober 2015

Oase -2: Berharganya Sebuah Proses Untuk Bangkit Menuju Sekolah Maju

Tulisan ini adalah episode oase-2, merupakan jeda atau selingan berupa esai ringan untuk sedikit mencairkan kebekuan yang terjadi di antara beberapa tulisan sebelumnya. Sekaligus dengan tulisan oase ini, kami selaku penulis utama bermaksud menyampaikan permohonan maaf sebagai berikut, "Dengan segala kerendahan hati memohon maaf apabila dalam beberapa tulisan selama ini ada beberapa yang secara serius dianggap menyinggung atau bahkan menusuk dan melukai hati dan perasaan pembaca semua". Tulisan-tulisan kami hanyalah sebuah opini, analisis atau esai bebas, tanpa tendensi kepada siapa pun. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada atasan kami, teman sekerja kami dan sahabat pembaca sekalian, tulisan-tulisan di web ini kami buat sebagai bentuk apresiasi, koreksi dan inovasi terhadap situasi, kondisi dan perkembangan yang terjadi, dengan harapan bisa sedikit berbagi "sesuatu" untuk proses menuju perbaikan, setapak-demi-setapak, tangga-demi-tangga, fase-demi-fase - hingga tanpa sadar terjadi perubahan yang signifikan menjadi sesuatu yang baru yang lebih baik.

Sebagai gambaran singkat pada tulisan seri inovasi selanjutnya, seri ini rencananya akan kami tulis menjadi sekitar 7-9 seri. Dengan target, sasaran atau harapan kami adalah agar suatu saat nanti, - kami (dan rekan guru umumnya) - bisa melakukan sebuah inovasi dalam pembelajaran, mulai dari persiapan, di dalam proses dan pasca proses pembelajaran. Kami berharap suatu saat guru dan pembaca akan merasakan sesuatu yang berbeda, menyadari bahwa sebenarnya kita-kita ini punya kemampuan tersembunyi (istimewa), yang jika di tuangkan dalam karya yang inovatif maka hasilnya adalah sesuatu sangat luar biasa. Kami yakin, sebenarnya guru-guru kita bagus dan memiliki kualifikasi yang memadai, namun hanya kurang motivasi dan "greget" untuk bisa berbuat yang optimal. Berbagai hal yang melatar-belakangi antara lain ; bawaan karakter yang lemah, pengaruh lingkungan kerja yang buruk dan tekanan himpitan kebutuhan yang kadang justru mendomiasi jiwa untuk bekerja ala kadarnya.

Sekedar informasi, di samping web utama ini kami juga menulis di web khusus untuk mapel Prakarya - Kurikulum 2013, pengunjungnya juga luar biasa sudah mencapai lebih 65.000-an. Kami justru tidak merasa jika apa yang kami tuliskan ala kadarnya banyak dibaca dan dijadikan rujukan dan dirasa membantu pembaca. Banyak yang download RPP, Prota-Promes, Silabus dan Perangkat lain dari locker server kami. Begitu pula dengan tulisan di web utama ini, dari tulisan awal hingga yang terbaru inovasi -2, total tulisan sudah mencapai 230-an. Tema tulisan juga berbeda-beda, ada tajuk yang mandiri dan ada tajuk yang ber-seri.  Dari beragam tulisan ini ternyata sedikit banyak telah mampu mengangkat nama sekolah kami SMP Negeri 2 Kepil menjadi sekolah yang cukup dikenal di nusantara setidaknya di dunia maya, dan membuat web ini tergolong kategori sangat aktif. Hal ini banyak disampaikan teman atau pembaca lewat komentar - baik yang bersifat langsung ketika bertemu dengan sesama guru/peserta dalam even pelatihan atau juga lewat komentar dalam website dan sumber server tempat kami menyimpan data-data kami. Untuk wilayah jawa Tengah sebarannya cukup merata, mulai dari Cilacap di ujung barat daya hingga wilayah Rembang di ujung timur laut yang berbatasan dengan Jawa Timur. Hal inilah yang kemudian membuat sebuah sekolah di Kabupaten Magelang mengundang kami untuk memberi pelatihan pembuatan web-blog bagi guru & karyawan, satu harapan mereka agar apabila diketikkan kata kunci di google - maka secara otomatis langsung muncul nama web mereka berikut gambar-gambar terkait sekolah dimaksud.

Alhamdulillah, sekolah ini setapak-demi-setapak telah berubah menjadi jauh lebih maju. Kami ingat 4,5 tahun yang lalu ketika awal-awal kami bergabung di sekolah ini, saat ini jauh berbeda. Saat ini guru dan karyawan SMP Negeri 2 Kepil saat ini sudah memiliki kemampuan di bidang IT yang cukup memadai, bahkan beberapa sangat memadai. Ini sama sekali bukan karena kami, namun memang karena pada dasarnya mereka semua bagus, motivasi dan semangat yang tinggi dalam belajar untuk menguasai IT. Ibaratnya untuk menjadikan rumput, jerami dan daun-daunan di kebun menjadi bentuk yang sama yaitu abu, maka rumput, jerami dan daun ini sudah kering / sudah hangat, hanya butuh sedikit pemantik mereka langsung bisa terbakar dan membara. Dari segi fisik juga sudah banyak mengalami kemajuan, lantai 2 gedung depan sudah jadi dengan bentuk dan tampilan yang bagus, walau baru 1 ruang. Penambahan dua penampungan air yang pada akhirnya menjadi tersedia kran dengan air yang mengalir di tiap depan ruang kelas juga termasuk hal baru dan ini adalah prestasi luar biasa. Sungguh patut diberikan apresiasi dan penghargaan kepada bapak Drs. Kardan dan Bapak Satiyun, S.Pd selaku kepala dan wakil kepala sekolah - yang sangat banyak mengorbankan waktu, tenaga dan pemikiran untuk kemajuan sekolah ini. Dapat diprediksi, jika dilakukan inovasi di berbagai bidang, maka selambatnya 2 - 3 tahun ke depan SMP Negeri 2 Kepil akan menjadi sekolah yang maju, sekolah unggulan dan menjadi pilihan pavorit di masyarakat.

Satu hal yang sebaiknya dijadikan pegangan untuk bisa menjadi guru yang baik, guru yang mampu memberi inspirasi dan membuat inovasi adalah kesadaran bahwa kita adalah guru biasa yang juga manusia biasa. Artinya, sebagai guru biasa tidak serta merta / otomatis kita sudah sangat hebat, sangat luar biasa dan tanpa cela. Kalau mau jujur kita pasti punya kekurangan, apakah itu motivasi dan semangat, entah itu kreatifitas dan inovasi, mungkin juga ketekunan dan ketulusan. Kekurangan adalah hal manusiawi dan itu yang banyak terjadi. Namun yang maksud di sini bukan kemudian pasrah apa adanya, namun justru kesadaran itu haruslah menjadi motivasi untuk selalu belajar, selalu mencari / menambah pengalaman, agar tidak seperti katak dalam tempurung, yang merasa besar di lingkungan kecil dan sempit. Untuk itu, kita harus mengupayakan diri untuk masih selalu berguru pada orang lain, misalnya yang terkait mental / religius kita bisa ikut kajian rutin seminggu sekali, yang gurunya terkadang justru berusia lebih muda dari kami (bahwa ilmu, wawasan dan pengalaman tidak ditentukan oleh usia). Demikian juga pada bidang lain terkait pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan dan disiplin ilmu yang ditekuni. Prinsipnya tanpa berguru maka ilmu, pengetahuan, wawasan dan mental kita akan "stagnan / mandeg", tidak berkembang.  Bahkan yang paling berbahaya adalah jika kemudian muncul indikasi sudah merasa pandai, sudah merasa hebat dan sudah merasa lebih tahu - padahal bila dilihat dan dibandingkan dengan dunia di luar wilayah kita ternyata kita belum memadai, belum seberapa, belum ada apa-apanya dan mungkin saja malah masih jauh tertinggal.

Kiranya demikian edisi oase / jeda kali ini, semoga bisa sedikit menambah wawasan serta semangat untuk berbuat yang terbaik untuk kemajuan-kemajuan berikutnya. Sampai jumpa pada inovasi ke-3 dengan tema inovasi konsep, insya-Alloh. Selamat beraktifitas, semoga sukses. <34262-84>

Selasa, 13 Oktober 2015

Inovasi -2 : Diawali Pembenahan Karakter Pribadi - Kemampuan Memotivasi Diri

"Dibalik siswa yang hebat terdapat guru yang hebat" - inilah kata kuncinya yang menjadi grand topik yang disampaikan mendikbud beberapa waktu yang lalu. Guru yang hebat pasti disenangi muridnya, karena dia bisa membuat suasana belajar menjadi menyenangkan bagi siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus bisa membuat suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Dalam konteks yang lebih besar dan luas bisa dianalogikan menjadi "Dibalik sekolah yang hebat pasti terdapat banyak guru yang hebat".  Inilah yang menjadi konsep dasar pada beberapa sekolah besar, sekolah maju, sekolah yang kaya inovasi yang kemudian menjadi sekolah pavorit.

Alhamdulillah, kami bisa memulai kembali menulis guratan benak di kepala di sela-sela sulitnya mengakses dan menyelesaikan proses entri data pupns.yang akhir-akhir ini sangat menyita waktu para PNS. Tulisan kedua seri inovasi kali ini akan fokus pada pembenahan karakter yang merupakan bagian penting untuk bisa menjadi pribadi yang mampu melakukan inovasi. Tanpa tendensi pada seseorang atau bagian tertentu, namun inilah yang memang harus dilakukan untuk menjadikan diri lebih hebat dari sebelumnya.

Menjadi pribadi hebat tentu sangat diharapkan oleh hampir semua orang. Pribadi hebat bisa terlihat di mana saja, ada guru hebat di sekolah, ada kepala dusun terbaik, ada aparat desa teladan. Dalam bidang strategis dan jabatan penting ada direktur hebat, ada manajer terbaik, ada bupati teladan dan gubernur terpavorit. Hampir bisa dipastikan semua predikat hebat di atas terjadi pada seseorang dengan karakter pribadi yang baik. Karakter, inilah rahasianya. Kenapa musti karakter, apakah yang dimaksud dengan karakter itu, dan apa hubungannya ? Mari sedikit demi sedikit kita urai bersama.

Sejalan dengan teori karakter / kepribadian (Freud : 1920), bahwa kepribadian seseorang digambarkan sebagai gunung es di tengah lautan. Yang nampak di permukaan hanyalah kecil, namun yang tidak nampak justru jauh lebih besar. Itulah hakekatnya kepribadian seseorang. Yang nampak dalam keseharian seseorang sedikit banyak bisa memberikan gambaran kepribadian seseorang, namun sebenarnya yang tidak nampak adalah jauh lebih besar dari yang sebenarnya, apakah itu kepribadian baik ataupun sebaliknya. Dan yang nampak kecil itulah yang pada kenyataannya mampu menghancurkan sesuatu yang besar, inilah yang terjadi seperti cerita film legenda tenggelamnya kapal Titanic.

Karakter semakna dengan pribadi atau kepribadian. Karakter adalah kombinasi yang ada di kepala dengan yang ada di hati. Karakter tidak dapat dirubah hingga terbawa mati, itu kata sebagian orang. Orang yang licik-culas, yang sombong, yang iri-dengki, yang jahat, yang serakah, yang cabul hingga tak senonoh - tak akan berubah sampai mati. Mungkin ini banyak benarnya, banyak kejadian seseorang tak berubah karakter buruknya hingga maut menjemputnya, cukup mengenaskan. Tapi benarkah karakter/pribadi tidak bisa dirubah hingga terbawa mati ? Seandainya tidak bisa dirubah, maka sia-sialah hidup orang macam ini, karena selama ini kehidupannya terlanjur banyak dipenuhi dengan kepribadian yang buruk.

Sebelum membahas hal itu, perlu kami gambarkan lebih dahulu beberapa karakter dasar seseorang terkait tema inovasi kita kali ini. Ada banyak tipe pribadi / karakter manusia dalam karya/pekerjaan, baik yang bersifat individu maupun organisasi. Berbagai karakter/pribadi ini bisa diibaratkan dengan kegiatan produksi pada bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan yang sejenisnya. Untuk lebih mudahnya secara khusus kami contohkan pada tanaman padi mulai dari penyemaian hingga panen.
  1. Tipe penyemai benih/bibit. Ia tahu betul bibit padi yang unggul, sangat paham bagaimana menyiapkan lahan dan cara menyemai benih, serta sangat hafal cara menjaga agar benihnya tumbuh dengan baik, bahkan ada beberapa yang ahli dalam menemukan varietas baru yang lebih unggul. Tipe ini tidak banyak jumlahnya, bahkan cenderung sangat sedikit. Dia berani berani mencoba, berani berkorban, dan berani gagal. Sabar, tekun dan telaten seakan sudah menyatu dengan nafasnya.
  2. Tipe penanam biibit. Mereka tahu bahwa bibit padi yang sudah tumbuh sebaiknya harus sudah ditanam sebelum usia 2 minggu. Mereka juga paham cara menanam yang baik, jumlahnya, dalamnya dan jaraknya antar lubang. Tipe ini lebih banyak dari tipe pertama.
  3. Tipe perawat tanaman. Tipe ini lebih sedikit jumlahnya dari tipe ke-2. Ia paham dan mahir cara merawat tanaman padi, mengairi, menyiangi dan memupuk agar tanaman tumbuh subur dan jauh dari hama yang bisa merusak tanaman.
  4. Tipe pemanen. Tipe ini adalah yang paling banyak jumlahnya. Banyak orang yang dengan senang hati dan siap sedia untuk ikut menjadi pemanen. Pekerjaan mereka cukup mudah, tinggal memetik padi dari batang/tangkainya bila padi sudah menguning. Bila hasil panen bagus mereka ikut bahagia dan merasa bangga, namun bila hasil panen kurang bagus biasanya mereka mencela, mengomel dan menyalahkan tipe yang pertama, ke-2 dan ke-3.
  5. Tipe perusak tanaman. Apa ada, jawabnya ada, dan hampir selalu ada walau jumlahnya tidak banyak. Ada beberapa hama dan gulma, mulai dari tikus, wereng, burung, ulat dan gulma yang mengganggu tanaman padi.
Dari beberapa contoh di atas, kiranya kita bisa koreksi, instropeksi dan membaca diri sendiri - ada di tipe yang mana posisi kita. Berikut ini beberapa kesimpulan yang mungkin bisa dijadikan teropong untuk mencari, melihat dan menentukan langkah terbaik kita :
  • Karakter tertinggi / terbaik tentu tipe pertama, dimana orang tipe ini hanya berfikir bagaimana ia berinovasi untuk menghasilkan karya terbaik tanpa berfikir untung rugi bagi dirinya. Ia tidak terlalu memikirkan keuntungan apa yang akan diperolehnya. Baginya bisa berbuat dan menghasilkan yang terbaik adalah kepuasan dan kebahagiaan tersendiri. Disusul tipe ke-2 dan ke-3 yang juga mampu bertindak nyata untuk segera berbuat, tahu apa yang harus dilakukan, paham bagaimana melakukan dan tidak menunda-nunda untuk melakukan sesuatu yang dianggap baik. Tipe penyemai benih, penanam bibit dan perawat tanaman paham betul bahwa tugasnya adalah menyemai, menanam dan merawat, karena mereka sadar betul bahwa kebaikan yang selama ini dia petik adalah juga berkat peninggalan orang-orang terdahulu yang telah menyemai dan menanam kebaikan.
  • Karakter tengah, merupakan karakter pemanen. Inilah karakter yang paling banyak dimiliki manusia, yang cenderung mencari yang mudah, enggan bersusah payah, cenderung malas berfikir dan tak mau tahu bagaimana susahnya sebuah proses untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas, sesuatu yang berkelas dan hebat. Asalkan urusan diri pribadi beres dan haknya terpenuhi maka tak ambil peduli bagaimana dengan orang lain, tak ambil pusing bagaimana kemajuan sistem yang ada di komunitasnya. Kata gaulnya "Emang Gue Pikirin, Lue-Lue Gue-Gue". Ramai datang berduyun-duyun pada saat sukses, jika susah maka cepat-cepat menjauh. 
  • Karakter terendah adalah  karakter perusak. Sama sekali tak ada baiknya, dia tidak bisa menghargai orang yang berinisitaif dan berbuat baik. Dalam istilah jawa - neng ngarep njegali, neng mburi nggondeli, seakan tidak rela orang lain maju, tidak ikhlas bila ada teman yang sukses. Selalu berburuk sangka pada orang lain, memelihara dendam, menjunjung tinggi iri-dengki, bangga dengan sikap arogannya dan suka merendahkan orang lain serta hobi mengedepankan ego pribadi.
Lalu, bagaimana bila diri kita berada pada karakter tengah atau bahkan karakter terendah, apakah cuek dan dinikmati saja, ataukah ada niatan untuk berubah. Secara alami sangat sulit untuk bisa merubahnya. Hanya ada dua hal yang bisa merubahnya, yaitu 1) Kejadian Luar Biasa, 2) Dipaksa. Kejadian luar biasa yang terjadi di luar nalarnya bisa menyadarkan seseorang tentang karakter buruknya dan menjadi motivasi untuk berubah. Contoh kejadian luar biasa antara lain, bencana, musibah, malapetaka atau mengalami kesakitan yang luar biasa. Adapun yang ke-2, dipaksa artinya memang seseorang harus diposisikan pada lingkungan atau kondisi yang memaksa diri untuk berubah, mau tidak mau harus berubah jika ingin tetap melanjutkan proses selanjutnya. Dalam konsep psikologi dan konsep agama, jelas karakter yang bersentuhan langsung dengan kepribadian ini bisa dirubah, dan inilah yang sejalan dengan cara ke-2, yaitu dengan proses pemaksaan. Proses pemaksaan bisa dilakukan oleh diri sendiri, oleh keluarga, oleh komunitas dan oleh lingkungan. Kehadiran orang yang dipercaya dan dianggap mampu sangat diperlukan dalam proses pembentukan karakter ini.

Sewajarnya kita pasti menginginkan menjadi pribadi yang hebat, menjadi pegawai yang hebat atau jika kita seorang guru maka alangkah baiknya menjadi guru yang hebat. Guru yang hebat akan mampu menginspirasi siswa menjadi murid yang hebat. Bila menjadi kumpulan guru-guru hebat, maka akan semakin banyak muncul murid-murid yang hebat. Pada gilirannya akan berkembang menjadi sekolah yang hebat yang sangat kita harapkan. Untuk itu marilah jangan takut untuk melakukan inovasi, dimulai dari hal yang kecil, mulai dari diri kita dan mulai saar ini. Point pertama untuk bisa melakukan inovasi adalah menumbuhkan kesadaran diri dan membenahi karakter diri untuk bisa berinovasi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kepasrahan, tawakal dan doa yang dimunajatkan dengan penuh kesungguhan untuk mengharap kebaikan adalah cara terindah untuk kembali menjadi pribadi yang hebat. Selamat beraktifitas, selamat ber-inovasi - semoga sukses <34081>