Senin, 17 November 2014

Manajemen -6 : Menjadi Guru Hebat, Jika Ada Kemauan Pasti Ada Jalan - Manajemen SDM, Optimalisasi Potensi Diri

Mengawali tulisan kali ini dengan memberikan ucapan selamat kepada Ibu Ruti Sumarni, S.Pd - (kandidat M.Pd) atas dipilihnya oleh sekolah sebagai GURU HEBAT yang akan diberi tugas untuk mewakili SMPN 2 Kepil sebagai kandidat pemenang dalam ajang pemilihan guru hebat tahun 2014 ini. Beberapa dekade sebelumnya, mantan guru SMPN 2 Kepil - Bpk Drs. H. Wachid Asrori dan Ibu Hj. Fajar Fatimah Winarti, S.Pd. M.Or adalah pribadi yang telah lebih dahulu menjadi orang hebat, dengan sukses berhasil mendapatkan amanah jabatan sebagai kepala sekolah. Hebat dan sukses adalah serangkaian huruf / kata yang penuh makna yang harus diperjuangkan untuk mendapatkannya.

Inspirasi tulisan Manejemen -6 ini adalah fenomena yang terjadi pada sikap suami-istri dalam suatu keluarga. "Beda antara suami dengan istri adalah SUAMI suka kalo dia dihargai, ISTRI suka kalo diperhatikan". Suami akan rela disuruh apa saja kalo dengan bahasa yang santun dan penuh penghargaan. Sebaliknya istri juga akan siap melakukan apa saja kalo dia merasa diperhatikan dengan segenap kasih sayang. Seorang istri paling suka bila diperhatikan, disanjung dan di-istimewakan. Lalu apa hubungannya dengan tema kali ini ? Penjelasan mudahnya adalah bahwa kehebatan seseorang tidak terjadi dengan sendirinya, tidak terjadi begitu saja tanpa campur tangan dan dukungan dari faktor lainnya. Ada saja peran dan dukungan dari pihak lain, baik disadari maupun tidak disadari. Contohnya, Presiden Soeharto yang hebat kala itu karena dukungan istrinya (Bu Tien) yang luar biasa, demikian pula yang terjadi pada RA Kartini bisa menjadi tokoh wanita besar karena cita-citanya didukung oleh suaminya Raden Adipati Joyodiningrat yang menjabat Adipati Rembang kala itu.

Sebelum kami lanjutkan, terlebih dahulu dengan segala kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat kami, kami mohon maaf kepada semua guru / karyawan dan pembaca semuanya apabila pada lima tulisan sebelumnya ada yang kurang/tidak berkenan, atau barangkali bahkan menusuk dan melukai hati, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terutama pada manajemen -4 dan manajemen -5 yang serasa menusuk, mencabik-cabik, mengoyak tubuh dan menyebabkan luka yang sangat terasa. Hal itu ditulis bukan tanpa alasan, namun sarat akan makna, bertujuan untuk membuka sekaligus membedah masalah agar tidak menjadi penyakit / luka yang mendarah daging dan tidak tersembuhkan. Nah, pada tulisan ini kami akan berusaha mendudukkan masalah pada tempatnya sehingga mata, telinga, kaki, tangan, kepala dan hati bisa dengan benar merasakan keberadaannya. Ibarat diagnosa dan pengobatan, pada Manajemen 1-3 adalah anestesi, 4-5 adalah operasi kecil, pada 6-7 adalah pembalutan dan perawatan luka.

Kembali ke pokok bahasan guru hebat. Pada dasarnya setiap orang bisa menjadi hebat, apabila dia paham letak kekuatan dan kelemahan dirinya, mampu memahami peluang dan ancaman, yang dalam bahasa manajemen disebut analisis SWOT. Ibu Ruti Sumarni, S.Pd bisa memiliki kualifikasi dan kinerja yang bagus sehingga dipilih untuk menjadi kandidat guru hebat tidak lepas dari kepahaman beliau akan potensi dan kriteria ini. Secara mudahnya SWOT dapat dirinci sesuai kata pembentuknya S, W, O dan T. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. S, Strength = Kekuatan. Sudah menjadi sunatulloh bahwa siapapun kita pasti dikarunia kekuatan/kelebihan. Oleh karena itu setiap kita harus paham dan mampu untuk mengukur diri di mana kekuatan, kelebihan dan semua hal-hal positif yang ada pada diri kita. Dengan memahami kelebihan dan kekuatan, diharapkan kita akan bisa memaksimalkan potensi, kerja dan kinerja diri kita sesuai dengan kekuatan yang menonjol tersebut. Sebaliknya kalau tidak bisa memahaminya akan biasa-biasa saja dan cenderung stagnan atau bahkan semakin lama semakin menurun.
  2. W, Weakness = Kelemahan. Bagai pedang bermata dua, di samping punya kekuatan maka setiap kita juga mempunyai kelemahan/kekurangan. Secara fitrah, hal ini justru sebagai penyeimbang agar kita tidak menjadi orang yang jumawa, sombong dan merasa serba bisa dan sempurna. Ada yang memiliki kelemahan dalam hal kecerdasan, bidang ketrampilan, komunikasi, sosial dan moral. Kita harus bisa mawas diri, instropeksi diri dimana kelemahan terbesar kita dan kelemahan dominan lainnya, karena bisa jadi kita mengumpulkan beberapa kelemahan sekaligus. Dengan memahami kelemahan kita, selanjutnya diharapkan dapat berupaya dengan berbagai latihan untuk mampu meminimalisir, mengurangi atau bahkan menghilangkan kelemahan tersebut.
  3. O, Opportunities = Peluang. Peluang ini sangat terkait dengan waktu dan kesempatan. Berapa banyak orang sukses karena paham dan bisa memanfaatkan peluang / kesempatan. Sebaliknya berapa banyak orang gagal dalam hidupnya karena salah dalam memanfaatkan peluang yang ada. Setiap kita harus benar-benar mampu membaca peluang dalam arti yang positif. Kapan, di mana, siapa dan bagaimana memanfaatkan peluang untuk kesuksesan kita dalam membangun diri dan membangun sistem, akan kami tuliskan pada Manajemen -7 mendatang.
  4. T, Threats = Ancaman. Ancaman dalam arti positif bisa diartikan tantangan, hambatan. Dalam setiap aktifitas tidak lepas dari tantangan, hambatan dan ancaman. Perlu dipahami ancaman yang mungkin terjadi dari setiap tindakan, keputusan dan sikap yang kita lakukan, agar kita bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dalam kontek manajemen yang lebih luas maka ancaman bersifat lebih kompleks dan beragam dan akan berdampak lebih krusial dan komunal, berkaitan dengan untung rugi dan keberlangsungan sistem manajemen.
Ibu Ruti Sumarni, S.Pd bisa hebat, karena mampu menganalisis diri dan mampu mengoptimalkan potensi, sehingga setiap waktu, setiap kata, setiap perbuatan beliau menjadi lebih bermakna. Tidak menutup kemungkinan bagi yang lain, siapa saja. Dan setiap kita bisa untuk menjadi lebih hebat dari yang telah terjadi selama ini. Pak Agus Yus bisa hebat dengan IPS dan kesiswaannya, Pak Aris dengan seni dan pramukanya, Pak Ismain dengan aritmatika dan BOS-nya, Bu Yuli dan Pak Bagus dengan ekonomi dan analisis kalkulusnya, Pak Widodo dengan MC permadani dan paskibranya, Bu Laras dengan sastra dan pustakanya, demikian juga untuk bapak/ibu yang lain.

Akhirnya, semua tetap kembali pada kita masing-masing. Mau berubah menjadi lebih baik atau sudah merasa cukup dengan karya dan kinerja saat ini. Satu pesan dari sebuah kata motivasi, Jangan bangga dan berhenti dengan apa yang sudah terjadi, kesuksesan yang sudah berlalu, karena hal itu tidak akan merubah apapun. Namun lakukan selalu perubahan untuk sebuah harapan yang lebih baik. Selamat berkarya, semoga sukses. (25715)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar