Jumat, 31 Oktober 2014

Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) 2014 - Wahana Penggemblengan Bagi Pengurus OSIS Baru Periode 2014-2015

Setelah pengurus OSIS SMPN 2 Kepil terbentuk, maka pengurus OSIS yang lama bersama pembina OSIS berkepentingan untuk memberi pembekalan mental / spiritual untuk melanjutkan estafet kepemimpinan OSIS SMPN 2 Kepil dalam melaksanakan fungsinya sebagai kepanjangan tangan sekolah untuk mengatur dan mengelola kegiatan siswa di sekolah.

Untuk kepanitiaan LDK tahun 2014 ini yang ditunjuk sebagai ketua panitia adalah beliau Bpk Agus Yuswantoro, S.Pd. Pengurus OSIS lama yang di-ketua-i LAILATUL KHOIRIYAH bersama pengurus lainnya, dengan sigap dan sabar membimbing para juniornya di OSIS dalam mengikuti kegiatan LDK dibawah komando Pak Aris Winarna, S.Pd selaku pembina OSIS. Adapun untuk pengurus OSIS yang baru terbentuk, posisi ketua OSIS dipercayakan kepada Nurul Sofianingrum yang berhasil memenangkan suara terbanyak dalam bursa pemilihan ketua OSIS beberapa hari yang lalu.

Kegiatan LDK rencananya dilaksanakan selama 3 hari, dari tanggal 31-10-2014 hingga 2-11-2014. Para guru yang ditunjuk sebagai pembina / nara sumber adalah Bpk Kardan, Bpk Eko Sutomas, Bpk Aris Winarna, Bpk Agus Yuswantoro, Bpk Widodo, Bpk M. Bagus Panuntun, Ibu Sri Hartati, Ibu Nuraeni Dwi Astuti. Kegiatan dilaksanakan sore hari setelah KBM hari tersebut berakhir, kecuali hari Minggu dimulai dari pagi hari dengan agenda utama berupa kegiatan OUT BOND.

Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membangkitkan semangat berorganisasi, bela negara, cinta almamater, menjalin kerjasama tim dan kesetia-kawanan. Selamat berlatih da belajar kepemimpinan untuk bisa turut memajukan SMPN 2 Kepil dan pendidikan pada umumnya. Selamat berjuang pengusu OSIS baru 2014.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Manajemen -2 : Bagaimana Menjadi Sekolah Maju, Pavorit dan Berkualitas - Manajemen Mimpi, Cita-cita dan Harapan

Suara merdeka. Tim bola volly SMPN 2 Kepil berhasil menjadi juara 1 tingkat kabupaten Wonosobo. Guru pembimbing Bpk Muh. Fauzie, S.Ag beserta seluruh tim dengan bangga membawa pulang piala bergilir dan uang pembinaan sebesar 15 juta rupiah. Seminggu sebelumnya, siswa yang bernama Agus Yusril Mahendra berhasil menjadi juara 1 dalam lomba sains bidang IPS dan Bagus Pandu Dewanata berhasil meraih peringkat 13 dari 1200 peserta dalam lomba IMO (International Mathematics Olimpic) tingkat Jawa Tengah. Benar-benar prestasi yang membanggakan dan membawa nama harum sekolah. Sekolah yang berlokasi di dusun Ndoglek - Randusari - Kepil - Wonosobo ini telah mendedikasikan diri menjadi sekolah unggulan dengan berbagai prestasi akademik maupun non akademik.

Nampak bus rombongan studi banding dari pulau kalimantan terparkir di seberang jalan raya. Terbayang - betapa bangga dan bahagia dirasakan oleh segenap elemen pendidikan, mulai dari siswa, guru, karyawan, masyarakat hingga pejabat terkait dengan situasi sekolah yang daftar prestasinya tak muat dipasang dalam lemari. Begitu berjalan 10 meter dari pintu gerbang nampak papan besar bertuliskan "Selamat Datang di Sekolah Asri Kami". Selanjutnya di kanan-kiri tampak taman dengan bunga warna-warni yang terawat dan tertata rapi. Nampak - pajangan gambar, slogan, visi-misi dan berbagai kata-kata yang menyiratkan semangat dan motivasi menyiratkan nuansa lingkungan berpendidikan - tertata rapi dan dinamis di dinding Hall pintu masuk. Di halaman terpajang kokoh papan basket, lapangan dan net volly dengan garis pembatas yang jelas terlihat. Maju beberapa langkah ke kelas 9A dengan tembok dengan cat warna sejuk, tergantung LCD Proyektor di atas ruangan, hiasan dinding dan berbagai administrasi kelas dan kata-kata mutiara penuh makna terpasang di dinding kelas. Bu Ratna Yuli S, dengan menenteng Laptop LENOVO dengan senyum ramahnya menyapa rombongan pengunjung studi banding yang berjumlah 20 orang pada hari itu.

Einstein, Thomas A Edison, Graham Bell dan ahli terapan lain berhasil menemukan teori dan teknologi melalui proses yang panjang, yang semuanya diawali oleh IMPIAN, CITA-CITA dan HARAPAN. Mencoba - gagal - mencoba lagi - gagal lagi - mencoba lagi, adalah menu harian yang menjadi tantangan dan hambatan dalam setiap tahapan. Ketekunan dan kesabaran menjadi hal pokok bagi mereka hingga sukses menemukan sesuatu yang sangat berharga bagi kemajuan peradaban.


Menjadi sekolah yang berkualitas tidak identik dengan sekolah yang banyak piala-nya saja. Juga tidak cukup ditandai dengan jumlah siswa-nya yang banyak  Namun, memang sekolah maju dan berkualitas sebenarnya bisa dilihat dari beberapa hal yang secara kasat mata terlihat dalam pandangan di lingkungan tersebut, secara administratif tercatat banyak prestasi yang diraih dalam skala kecil maupun besar dan secara kuantitas nampak banyak siswa dengan aktifitas yang menunjukkan proses pendidikan.
Secara mudahnya, untuk menjadi sekolah yang maju akan muncul indikasi / tanda-tanda yang bisa disaksikan dan dirasakan secara langsung sebagai berikut :
  1. Lingkungan yang nyaman, asri dan tertata rapi. Hanya sekolah yang mapan dari sistem manajemen yang mampu berfikir dan berorientasi pada pengelolaan lingkungan dan sadar betapa lingkungan sangat berdampak langsung pada jalannya proses pendidikan.
  2. Status akreditasi, sekolah yang  memenuhi kualifikasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengakuan dan penilaian sebagai sekolah berkualitas, bermutu dan unggul. Hal ini secara jelas akan nampak pada status  yang mengikutinya, apakah terdaftar, diakui atau disamakan (edisi lama). Status edisi terbaru dengan akreditasi A, B atau C. Dilain standar ada klasifikasi SBI, RSBI dan SSN, sekolah plus dan lain-lain. Predikat / status akreditasi ini berkait erat dengan sistem administrasi, artinya kelengkapan dan keteraturan dokumen penunjang sebagai lembaga pendidikan.
  3. Guru yang profesional dengan pengetahuan yang up to date dan memadai. Profesional dalam arti berbasis kerja/kinerja yang dapat dilihat dalam proses melaksanakan tugas sebagai seorang guru. Upto date dalam arti pembaharuan pengetahuan, wawasan dan cara kerja mengikuti perkembangan zaman dan regulasi yang selalu berubah. Setidaknya faktor pengalaman (jam terbang) yang dimliki guru profesional memberi nilai tersendiri dalam pelaksanaan proses pembelajaran hingga evaluasi dan hasil pembelajaran siswa. Guru profesional apakah hanya guru yang sudah bersertifikasi ? Bisa ya, bisa tidak - (akan kami bahas dalam bab tersendiri) pada bab lain.
  4. Kuantitas siswa. Jumlah siswa yang banyak (sesuai kuota/daya tampung) adalah salah satu indikasi bahwa sekolah tersebut maju dan diminati para siswa dan orang tua. Dengan jumlah siswa yang besar siswa akan merasa senang dan bangga dengan banyaknya teman. Akan berbeda dengan sekolah yang jumlah siswanya sangat kecil dan terasa sepi dan kosong.
  5. Kedisiplinan siswa. Akan sangat nampak siswa yang terbimbing dan tidak. Disiplin akan muncul dalam sekolah yang terpola dalam pembinaan kedisiplinan, juga akan berdampak dalam setiap kegiatan baik akademik maupun kokurikuler. Tingkah laku, tutur kata, unggah-ungguh sangat terasa pada sekolah dengan kedisiplinan yang terjaga, tidak urakan, tidak sembarangan dalam bersikap dan bertutur kata.
  6. Kegiatan ekstra-kurikuler. Sekolah yang maju dan memiliki visi yang maju akan sangat memperhatikan pada pemenuhan dan penanganan kegiatan ekstra-kurikuler bagi siswa. Bukan sekedar banyaknya jenis kegiatan ekstra-kurikuler, namun lebih mengacu pada CONTENT (isi) kegiatan tersebut. dan bukan ASAL ADA / ASAL JALAN. Kegiatan yang asal ada / asal jalan biasanya tidak terencana dngan jelas, sehingga kegiatan itu-itu saja - tanpa tambahan / kemajuan yang berarti.
  7. Prestasi ekstrim. Prestasi dari suatu mata pelajaran, lomba atau kegiatan yang luar biasa akan berdampak sangat positif dalam pembangunan brand dan motivasi tersendiri pada lingkungan sekolah untuk bekerja, belajar dan berusaha lebih maju lagi. Di suatu sekolah di Semarang, calon siswa sampai dibidik (diincar) untuk masuk ke sekolah tersebut karena sudah melihat bakat dan prestasinya, kemudian siswa tersebut diolah/di-DIKLAT-kan sehingga menjadi benar-benar BERKELAS dan berhasil EMAS yang berprestasi di tingkat Nasional.
  8. Sarana-Prasarana. Inilah yang terakhir yang secara alami akan mengikuti, sebagai sekolah yang maju maka berbagai usaha akan memunculkan berbagai jalan untuk pembenahan sarana prasarana. Dan jalan untuk membenahi dan melengkapi sarana prasarana terasa begitu mudah datang dari bantuan yang ada di pemerintah.
Mau maju atau tidak, berkualitas atau tidak - semua bergantung pada pelaku utama sekolah tersebut. Guru dan jajaran manajemen dituntut untuk memiliki mimpi, visi dan motivasi untuk berorientasi pada suatu cita-cita, suatu harapan bahkan mimpi untuk sebuah kesuksesan bersama. Mari kita bermimpi, bercita-cita untuk sebuah kondisi yang lebih baik. Pastinya, tidak untuk jangka pendek (setidaknya butuh 2-3 tahun untuk mewujudkannya) karena untuk sebuah kesuksesan butuh usaha yang luar biasa, butuh kesabaran yang eksta dan butuh semangat baja yang tidak mudah putus asa. Semoga.

Rabu, 22 Oktober 2014

Aplikasi Rapot UTS Edisi Tahun 2014 - Karya Sederhana SMPN 2 Kepil

Kegiatan UTS semester 1 (satu) tahun pelajaran 2014-2015 telah selesai pada tanggal 16 Oktober 2014. Setelah nilai selesai diproses oleh guru mapel, remidial bagi yang belum tuntas, maka selanjutnya nilai akan disetorkan kepada wali kelas untuk diterbitkan RAPOT UTS dan selanjutnya dibagikan kepada siswa / orang tua siswa.

Di SMPN 2 Kepil, beberapa tahun ini RAPOT UTS dibagikan dalam bentuk print-out berupa kertas ukuran A4 atau F4. Untuk itu perlu disiapkan aplikasi sederhana untuk membantu wali kelas dalam menyatukan-menggabungkan nilai dari para guru mapel sehingga ter-integrasi dalam file yang siap pakai untuk pencetakan / print-out Rapot UTS tersebut. Dengan aplikasi ini diharapkan dapat membantu dan memberikan sedikit kemudahan dalam entri/pengolahan nilai UTS hingga siap cetak - lengkap dengan keterangan yang diperlukan.

Dengan niat untuk belajar, berkarya dan berbagi - kami mencoba berbuat sesuatu yang kami bisa, walau sangat sederhana. Berkarya adalah salah satu bentuk unjuk kerja sebagai bentuk implementasi guru/staf yang produktif - seberapapun kecilnya. Semoga manfaat.

Rabu, 15 Oktober 2014

Manajemen -1 : Membangun Manajemen Menuju Sekolah Lebih Maju

Tulisan ini adalah seri awal dari beberapa tulisan saya yang rencananya akan saya sampaikan (posting) terkait ide/pemikiran untuk sekedar berbagi wawasan dan pengalaman untuk bersama-sama membangun kinerja dan membangun semangat untuk bisa berkarya yang lebih baik untuk melayani anak didik dan masyarakat. Tulisan tentang manajemen sekolah ini akan berseri menjadi sekitar 10 tulisan yang berisi tentang manajemen sekolah sebagai sebuah organisasi dan kaitannya dengan unsur-unsur pendukung manajemen dan optimalisasinya.
Bagi beberapa orang mungkin tulisan ini terkesan terlalu tinggi yang bahkan tak pernah terpikirkan, namun saya merasa perlu untuk menyampaikannya sebagai bentuk kepedulian saya untuk bisa sedikit berbagi - yang semoga bisa bermanfaat.
  
Membaca tulisan kali ini, beberapa orang / banyak orang - mungkin termasuk guru, siswa dan warga di sekitar sekolah ini - pasti ada yang bergumam, bertanya atau bahkan berkata apriori "APAKAH BISA SMPN 2 KEPIL MENJADI SEKOLAH YANG LEBIH MAJU ?" 

Begitu pula dengan sekolah-sekolah lain yang berada di kampung, pedesaan dan pedalaman dengan berbagai keterbatasan yang menjadi tantangan berat untuk bisa maju seperti sekolah-sekolah di kota pada umumnya.

Apa gak ngimpi, apa gak mengigau. Ahhh .... begini saja sudah nyaman, ngapain susah-susah, toh bayaran lancar dan terima sepenuhnya..Apalagi hanya sekolah kampung, gedung yang kurang representatif, lingkungan yang kurang tertata dan beberapa aspek lain yang belum tergarap secara optimal menjadi sekian banyak alasan mereka untuk tidak berani mengambil resiko untuk sekedar bermimpi, berangan dan bercita-cita menjadikan sekolah sebagai tempat MENGABDI, tempat BERKARYA, BERKREASI dan BERBAGI MANFAAT menjadikan sekolah menjadi sekolah yang maju dan berprestasi.

Sebagai gambaran awal, untuk membangunkan kesadaran dan sekedar membuka wawasan, kita menyimak satu informasi ada sekolah di pedalaman Purbalingga yang berhasil menjadi sekolah yang maju dan berprestasi.  Berikut sedikit tulisan yang kami nukil dari situs merdeka.com.

Merdeka.com - SMP 4 Satu Atap yang berada di Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah, kini menjadi kebanggaan warga desanya. Lantaran sekolah tersebut berhasil menunjukkan sederet prestasi dan penghargaan dalam menggunakan teknologi audio visual meski berada di desa terpencil.

Salah satu guru SMP 4 Satu Atap Karangmoncol, Aris Prasetyo mengakui, sekolah tempatnya mengajar jauh dari fasilitas yang memadai. "Kami paham, kalau kami tidak mampu mengejar sekolah lain yang lebih maju dalam hal fasilitas belajar. Karena itulah, kami mengejar prestasi di bidang lain melalui media film pendek yang diajarkan kepada murid kami," ujarnya, Senin (28/10).

Penggunaan teknologi pun akhirnya mendapat dukungan luas, setelah pelajar di sekolah tersebut mampu mengharumkan namanya dengan menjuarai berbagai festival film nasional dan internasional.

"Kami yakin dengan keterbatasan ini, kami bisa berkarya dan berkreativitas untuk menaikkan status dan derajat sekolah kami yang selama ini dianggap sebagai sekolah pinggiran," jelasnya.

Tambahan nama sekolah satu atap sendiri menggambarkan kondisi sekolah yang selama ini masih menumpang, baik ruang kelas maupun perpustakaan kegiatan belajar mengajarnya dengan salah satu sekolah dasar di desa tersebut. Kondisi itu diperparah dengan kondisi masyarakatnya yang rata-rata belum mendapat pendidikan yang tinggi.

"Rata-rata di sini masyarakatnya merupakan buruh tani atau nderes (pemetik kelapa)," ucapnya.
Artinya apa, dalam keterbatasan kita tetap bisa maju dan berprestasi, dan hal ini sangat tergantung  pada sistem manajemen yang diterapkan dalam lembaga tersebut. Oleh karena itu membangun, membenahi dan mengembangkan manajemen adalah sebuah keharusan yang perlu pemikiran dan perhatian khusus oleh segenap pihak terkait dalam lembaga tersebut.

Kata kuncinya KELEMAHAN, KETERBATASAN dan KEKURANGAN itulah yang justru MENJADI KEKUATAN. Kelemahan itulah yang perlu dibangun kembali untuk bisa di-optimalkan dan difungsikan untuk bisa mendukung unsur-unsur lain dalam sistem manajemen. Hal inilah yang diterapkan dalam sistem manajemen ISO yang sudah diuji dan teruji mampu menjadikan perusahaan, lembaga, instansi maupun sekolah-sekolah yang maju untuk bisa eksis dengan prestasi yang secara signifikan mengalami kenaikan secara periodik.

Dari 8 unsur manajemen, unsur yang pertama / tertinggi yang perlu dibangun adalah MAN = manusia. Artinya untuk membawa sebuah sekolah maju dan kualified yang pertama kali harus dibangun adalah manusia-nya. Tentang manajemen manusia ini secara lebih detil akan kami coba uraikan pada tulisan yang selanjutnya <<Manajemen-3 : Manajemen  SDM Sekolah>>.
Semoga bermanfaat. Selamat berkarya.