Selasa, 14 Mei 2013

Seputar Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 perlu dimatangkan dulu


Jakarta (ANTARA News) - Kurikulum 2013 dinilai tidak disiapkan dengan baik sehingga perlu dimatangkan dulu sebelum dilaksanakan agar memperoleh hasil yang baik.

"Kalau prosesnya tergesa-gesa maka akan jadi prematur," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta Komarudin dalam Seminar Nasional dan Temu Forum Komunikasi Program Studi Pendidika Sosiologi-Antropologi Indonesia di Universitas Negeri Jakarta, Rabu.

Jika kurikulum itu dilaksanakan saat ini, katanya, maka akan banyak kekurangannya sehingga harus dimatangkan terlebih dahulu

Namun Komarudin tidak menolak kurikulum tersebut jika hal itu dalam rangka perbaikan kurikulum, apalagi isi dari kurikulum 2013 belum diuji publik. Ia mengatakan uji publik yang telah dilakukan baru strukturnya saya tapi belum isi kurikulumnya sehingga belum ada tanggapan dari masyarakat.

Sementara itu Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, Robertus Robert mempertanyakan penyatuan pelajaran Sosiologi dan Antropologi. "Pertanyaannya bagaimana pemahaman mengenai disiplin ilmu dalam kurikulum 2013?,"  tanya dia.

Ia mengatakan jika dilihat dari dokumen kurikulum 2013, kurikulum ini membedakan sosiologi dan antropologi.

Sosiogi di ditempatkan dalam disiplin ilmu sosial sedangkan antropologi dalam ilmu humaniora.

"Sayangnya dalam penyusunan kompetensi inti dan kompetensi dasar kedua disiplin ini dicampuradukan," katanya.

"Pencampuran ini menunjukan bahwa khasanah disiplin ilmu tidak diikuti dalam menyusun dan membedakan mata pelajaran," katanya.


Departemen Agama
 
Sindonews.com - Kementerian Agama (Kemenag) akan menerapkan kurikulum 2013 pada 2014 pada sekolah Madrasah Itidaiyah (MI), Madrasah Sanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah (MA). Namun, Kemenang terlebih dahulu akan melakukan perbaikan dalam mempersiapkan tenaga guru dan pengajar.

"Nantinya akan kita buat pelatihan-pelatihan untuk guru agar lebih mantap menjalankan kurikulum 2013 di 2014," ujar Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali saat ditemui di Gedung Kemenag dalam Rapat Pimpinan (Rapimnas) di Jakarta, Rabu (1/4/2013).

Ia melanjutkan, dalam mempersiapkan tenaga guru tentunya harus dihitung juga target 100 persen pencapaian untuk sekolah-sekolah Madrasah negeri dan mencapai Madrasah swasta. Menurutnya, secara teknis hal itu sulit dilaksanakan sehingga dikhawatirkan pada saat diterapkan akan mengalami kegagalan dan hal tersebut pasti akan berdampak pada pelaksanaan pendidikan.

"Saya juga sudah melaporkan kepada Wakil Presiden Boediono semalam dalam pertemuan. Khawatir ada yang tidak terpenuhi di awal ajaran baru sehingga berpengaruh pada penerapannya." Ujarnya.

Dia mengatakan, semula perencanaan pelaksanaan kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara bertahap. Namun, karena akan diterapkan pada 2014, maka kurikulum 2013 akan diterapkan pada MI kelas 1, 2, 4 dan 5. MTs kelas 7 dan 8 serta MA kelas 10 dan 11.

"Semula pada 2013 akan dilakukan bertahap MI kelas 4, MTs kelas 7 dan MA kelas 10 saja namun kita rubah karena mundur 2014," kata dia.

Lanjut Menag, dirinya telah menekankan kepada Dirjen Pendis. Untuk menghitung secara jelas, tajam dan terperinci untuk melaksanakan sampai 100 persen. Karena hal tersebut dapat disebut suatu prestasi jika Dirjen Pendis bisa melaksakan secara keseluruhan.

Suryadharma mengatakan, terkait hal tersebut dia menekankan dalam penggunaan anggran Pendis tentunya diharapkan ada budgeting yang jelas dan bisa diperhitungkan dengan baik.

"Misalnya dalam penggadaan buku haruslah diperhitungkan kegunaanya. Karena kita akan akan menggunakan buku tersebut di 2014," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar