Senin, 13 Desember 2021

Tour De Pacitan 2021, Berlibur dan Silaturahmi

Sabtu 11 Desember 2021, menjadi malam bersejarah bagi keluarga besar SMPN 2 Kepil, karena malam itu merupakan edisi pertama kali dalam sejarah sekolah ini berangkat untuk berpergian menuju tempat wisata di tengah malam. Realita tidak mesti sesuai dengan rencana, kuasa manusia membuat rencana tetapi selebihnya apa yang akan terjadi menjadi hak prerogatif Alloh Yang Maha Kuasa. karena yang telah direncanakan bisa saja berubah karena keadaan, dengan berbagai alasan yang melatarbelakangi. Keberangkatan yang rencananya dijadwalkan sekitar pukul 23.00 WIB malam mundur hingga beberapa jam dengan satu penyebab masalah teknis kesiapan kendaraan yang mundur karena perawatan setelah beberapa hari perjalanan non stop.

Sekitar pukul 01.00 WIB malam bis datang, bersandar di pasar Sirandu dan langsung berangkat sambil mengambil penumpang yang menunggu di sepanjang perjalanan menuju beberapa destinasi di Pacitan. Penumpang kloter awal adalah rombongan yang menunggu di basecamp (rumah Bu Ruti) antara lain Bu Ruti, Bu Fajar, Pak Irwan, Bu Isti, Pak Ismain, Bu Prih, Bu Mum. Bergeser sekitar 300 ratus meter ke timur menjemput rombongan Pak Edi, dilanjutkan rombongan Pak Karna, bersama beberapa orang yang mangkal di sekolah yaitu Pak Dwi, Mas Ratno, Bu Laras, Bu Utami dan Bu Siti, lalu bergerak 100 meter menjemput Bu Rini. Selanjutnya melintasi perbatasan kabupaten untuk menjemput rombongan Bu Sri di Kajoran, rombongan Pak Ari di Kaliabu. Setelah menempuh perjalanan sejauh 14 kilometer berhenti di bundaran Salaman untuk menjemput Pak Widodo dan Pak Fauzi. Penulis web ini adalah penumpang terakhir, dijemput di RSUD Sleman setelah perjalanan 53 kilometer. 

Alhamdulillah, malam itu bis melaju dengan kecepatan sedang sehingga perjalanan terasa nyaman, dan qodarulloh diberikan situasi perjalanan yang lancar dan aman. Ketika terdengar kumandang adzan subuh, bis kemudian berhenti di salah satu mushola di wilayah Gunung Kidul untuk melaksanakan sholat subuh secara berjamaah. Perjalanan dilanjutkan lagi dan berhenti di tujuan wisata yang pertama, pemandian air hangat "Banyu Anget", yang berlokasi di desa Karangrejo, Arjosari, Pacitan. Menikmati sajian mandi air panas dari sumber mata air panas yang berasal dari gunung Kelir. Disediakan beberapa kolam besar yang  terbuka untuk digunakan bersama-sama, tersedia juga kolam khusus anak-anak dengan air yang dangkal. Jika menghendaki yang lebih "privacy" disediakan layanan sewa kamar mandi dengan bathup khusus yang tertutup sehingga lebih bebas dan nyaman.

Setelah dirasa cukup di Banyu Anget, acara berikutnya adalah silaturahmi ke kediaman orangtua dari salah satu guru yang berasal dari Pacitan (Pak Irwan SP). Rumah ini berasa di atas awan karena berada di daerah ketinggian (500-1000 mdpl) dan merupakan bagian kawasan pegunungan seribu, tepatnya berada di kecamatan Nawangan. Awalnya bingung ketika bis berhenti di tengah hutan, di lereng pegununung, di jalan sempit, ini bis kok berhenti ada apa, atau mau mampir kemana? Sungguh tidak menyangka ketika semua penumpang diajak turun dan berjalan beberapa meter ke bawah, ternyata ada rumah yang mirip istana, sangat indah, asri dengan taman dan tanaman bunga beraneka warna. Dalam batin mengatakan, pasti ini bukan rumah orang sembarangan. Benar, orangtua Pak Irwan adalah tokoh masyarakat, sang ayah yang telah alamrhum adalah pengawas di dinas pendidikan dan sang ibu adalah kepala sekolah. Acara di rumah ini diisi dengan ramah tamah dilanjut dengan menyantap hidangan makan pagi, menunya luar biasa lengkapnya, seperti di rumah makan padang sederhana yang terkenal itu. Acara ramah tamah dengan keluarga Pak Irwan yang terdiri ibu, adik, istri dan anak serta keponakan. 

Setelah ramah tamah selesai dilanjut sholat Dhuhur berjamaah di masjid Agung Pacitan dan lanjut menuju obyek wisata Sentono Gentong. Sentono Gentong berlokasi di Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku. Jarak dari pusat Kota Pacitan tidak begitu jauh, yakni hanya sekitar 13 kilometer. Waktu tempuhnya kurang-lebih setengah jam karena harus melalui medan perbukitan. Obyek ini berupa tebing yang menjorok keluar dengan kedalaman hingga 200an meter, serasa seperti di ujung burittan kapal. Dari tempat ini akan terlihat pemandangan terbuka ke arah Teluk Pacitan tampak begitu menakjubkan. Terlihat pula pasir putih Pantai Teleng Ria hingga Pantai Pancer Dor bagaikan bulan sabit. Banyak spot instagramable yang sangat indah dan menarik untuk berfoto.

Destinasi terakhir pada wisata Goes To Pacitan ini adalah pantai Klayar yang terkenal dengan  istilah "tanah lot-nya jawa", karena kemiripan bentuk pantai dengan tanah lot di pulau dewata. Luasnya area, indahnya pemandangan dan ketersediaan fasilitas yang cukup memadai membuat pengunjung betah berlama-lama di pantai ini. Permukaan pantai yang landai dengan ombak yang tidak terlalu besar, spot  tanah lot ala pacitan, juga pasirnya yang putih bersih, serta adanya ATV dengan rute yang panjang menjadi daya tarik tersendiri sehingga asyik dan bisa lupa waktu. Stelah hari gelap dan sholat Maghrib selesai ditunaikan bis segera bertolak untuk kembali pulang. Mendekati tengah malam akhirnya bis sampai di basecamp di Kepil Wonosobo.

Tour De Pacitan 2021 walau dalam balutan nuansa kesederhanaan tetapi terasa sangat istimewa. Ada beberapa catatan yang kiranya bisa menjadi bahan renungan dan evaluasi untuk merencanaan kegiatan serupa pada masa yang akan datang. 

  1. Kebersamaan menjadi tujuan utama kegiatan wisata ini. Kebersamaan yang merdeka, yang tidak terkait dengan pekerjaan sekolah. Kebersamaan yang santai dan terlepas dari status, jabatan dan pekerjaan, tidak dibedakan apakah kepala sekolah, guru atau staf. Kebersamaan mengikat erat perasaan sejawat menjadi sahabat di dalam pekerjaan sehari-hari begitupun sepanjang perjalanan dari sekolah ke tempat tujuan wisata hingga kembali ke sekolah.
  2. Silaturahmi menyertai kegiatan wisata ini. Ketika guru dan staf hadir ke rumah keluarga besar Pak Irwan di Nawangan, sangat jelas terlihat aura kebahagiaan dan kebanggaan di wajah mereka. Silaturahmi itu menumbuhkan rasa keakraban, kedekatan dan kebersamaan sebagai satu keluarga. Rasa kekeluargaan itu perlu terus dibangun agar semua anggota keluarga di rumah bisa mengerti, memahami dan menghargai pentingnya kebersamaan. 
  3. Menikmati keindangan dan keagungan alam semesta. MasyaAlloh sudah semestinya menjadi kata pertama yang diucapkan ketika melihat betapa agung, betapa luas, betapa indah dan betapa hebat alam yang Alloh ciptakan. Ombak datang silih berganti dengan gemuruh yang tak pernah berhenti, saat itu kita dapat merasakan betapa dahsyat kuasa Alloh yang menciptakan bumi dan  air sedalam lautan, menebar ombak dan pasir sepanjang pantai.
Demikian sedikit coretan sekedar untuk menuliskan sejarah bahwa pada tanggal 12 Desember 2021 guru dan staf SMP Negeri 2 Kepil pernah hadir dibeberapa spot indah di Pacitan. Walau hanya satu hari berwisata karena keterbatasan waktu dan biaya, kiranya cukuplah menjadi penyegar suasana (refresh) dan pelembut hati menyaksikan keindahan "Pacitan Paradise of Java". Atas nama sekolah kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar Bapak Irwan Susetyo atas semua atensi, akomodasi dan akulturasi (maksudnya oleh-2 berbagai pacit-pacitan, serta banyak karunia lainnya). Alhamdulillah, atas semua rahmat dan karunia-Nya, Nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan.

Sebagai dokumentasi ala kadarnya, berikut beberapa gambar amatiran yang berhasil dikumpulkan dari beberapa kamera HP (karena tidak membawa kamera khusus). Mohon dimaafkan jika sebagian peserta tidak nampak fotonya di web ini, semua atas keterbasan saya. Semoga yang sederhana ini bisa menjadi pengingat bahwa ada pernah ada kebersamaan di Pacitan, dan berharap semoga menjadi akan menjadi kebersamaan selama-lamanya. -226686-