Tahun 2017 nama SMPN 2 Kepil semakin berkibar dengan diterimanya dua kepercayaan (karunia) sekaligus dari pemerintah pusat, karunia apakah itu? Yah di tahun 2017 ini sekolah kita SMPN 2 Kepil yang beralamat di Margosari Randusari Kepil Wonosobo - kembali mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bahwa SMPN 2 Kepil ditunjuk menjadi sekolah percontohan
(pilot project) penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan juga
Sekolah Ramah Anak (SRA). Alhamdulillah, karunia yang Alloh berikan kepada lembaga SMP Negeri 2 Kepil membuat wajah baru dan semakin berwarna dengan harapan berangsur-angsur dari tahun ke tahun menjadi sekolah yang semakin maju dan menunjukkan kualitasnya. Sampai hari ini sekolah ini masih menyandang beberapa predikat sekaligus ; Sekolah Standar Nasional (SSN), Akreditasi A, Sekolah Percontohan
(Pilot Project) Penerapan Kurikulum 2013. Hal ini semakin menumbuhkan kepercayaan masyarakat akan kredibilitas dan kualitas sekolah.
Pilot Project PPK
Diawali dengan keberangkatan
Ibu Ruti Sumarni, M.Pd mengikuti diklat program PPK di Hotel SHAPIR Jogja pertengahan bulan Juni lalu, yang menandakan SMPN 2 Kepil dipilih sebagai sekolah percontohan penerapan program PPK. Kami warga sekolah juga tidak tahu pasti faktor apa yang menjadi penyebab SMP N 2 Kepil ini menjadi pilot project, satu-satunya sekolah SMP dari sekitar 113 SMP/MTs di wilayah kabupaten Wonosobo. Di satu sisi ada rasa bangga, di sisi lain tentu ada beban berat dengan adanya tugas berat mewakili kabupaten untuk menunjukkan kinerja sebagai sekolah percontohan pendidikan karakter. “Ini jadi kebanggaan sekolah kami terpilih
menjadi salah satu tempat pilot project program nasional. Kami siap
menjalankan program itu sesuai petunjuk kementerian,” kata Kepala SMPN 2 Kepil,
Dra. Dyah Nuryani Praptiningsih, MM.Pd.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Muhadjir Effendy menyampaikan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan poros utama perbaikan pendidikan nasional yang berkaitan erat dengan berbagai program prioritas pemerintah. Ia mengatakan, lima nilai utama karakter yang menjadi prioritas pada PPK, berkaitan erat dengan berbagai program prioritas Kemendikbud di bidang pendidikan dan kebudayaan. Lima nilai utama itu adalah
Religius, Nasionalis, Mandiri, Integritas, dan
Gotong Royong. Program Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan menjadi ruh dari pendidikan nasional. Nilai utama karakter PPK tidak hanya menyasar para siswa, tetapi juga pada pendidik, dan orang tua sebagai pendidik utama dan pertama.
Dibawah komando
Ibu Ruti Sumarni, M.Pd selaku koordinator SKL dan
Ibu Ngaidatul Fitriyah, S.Ag selaku wakil koordinator SKL saat ini kegiatan penguatan pendidikan karakter sudah terlihat di sekolah ini, sejak pagi hari hingga berakhirnya jam belajar di sekolah.
- Pukul 06.45 beberapa guru sudah siap menyambut dan menyalami siswa di depan pintu masuk / gerbang / koridor utama sekolah
- Pukul 07.00 siswa masuk kelas, didampingi wali kelas / pendamping melakukan Doa Pembuka KBM Pagi dan dilanjutkan dengan kegiatan Tadarus
- Selesai tadarus kemudian menyanyikan Lagu Kebangsaan sesuai jadwal yang sudah dipasang di tiap ruang kelas
- Dilanjutkan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) selama 10-15 menit, membaca buku non pelajaran
- Pukul 07.30 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai
- Siang hari Sholat Dhuhur berjamaah
- Setelah jam KBM berakhir ditutup dengan menyanyikan Lagu Daerah (sesuai jadwal/pilihan) dan diakhiri dengan Doa Penutup KBM Siang.
Di tengah kondisi
perubahan dan
pergeseran nilai sikap dan kejiwaan yang terus tergerus yang disebabkan oleh pola kehidupan pribadi dan sosial yang konsumtif akibat tuntutan teknologi, menurunnya pendidikan dan pengamalan agama yang diperburuk oleh lemahnya kontrol sosial, menurunnya nilai sikap dan tata krama akibat pengaruh budaya asing baik lewat media cetak, media elektronik dan internet yang cenderung mudah diakses dan terbuka bebas, maka keberadaan kegiatan program PPK ini akan sangat mendukung pendidikan karakter bagi siswa. Di sisi lain program PPK ini juga
menuntut perubahan pola pikir, sikap dan kinerja guru dan karyawan untuk bisa lebih optimal dalam memberikan pelayan terbaik kepada siswa dan masyarakat.
Program penguatan PPK ini akan sangat berpengaruh dan berdampak positif bagi siswa, diantaranya adalah terkondisinya penumbuhan
karakter utama dan unggul yang meliputi :
- Religius, lebih mengenal dan aktif melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianut, dampaknya adalah lebih mudah menyentuh hati mereka untuk mengarahkan pada perilaku utama kepada Alloh SWT dan kepada sesama.
- Nasionalis, melalui lagu kebangsaan dan kegiatan pengenalan kewarganegaan akan membuka dan menambah kesadaran cinta tanah air dan lebih merasa memiliki jiwa patriot untuk siap berjuang demi kemajuan bangsa dan negara.
- Mandiri, dengan berangkat lebih pagi melatih siswa untuk mandiri dalam mengatur waktu, mengelola berbagai kegiatan di sekolah maupun di rumah agar lebih efektif dan berdaya guna.
- Integritas, kejujuran yang saat ini adalah barang langka karena banyak orang yang cenderung mencari jalan pintas, mudah dan instan, maka pelan namun pasti akan tumbuh kepercayaan untuk menjadi pribadi dengan slogan "Prestasi Yes tapi Jujur yang Utama".
- Gotong royong, inilah ajang menumbuhkan peduli lingkungan, peduli sesama agar terbangun sensitifitas (kepekaan) pada masalah sosial yang terjadi, pribadi yang peduli dan mudah empati serta mampu mengikis rasa egois yang ada dalam setiap pribadi.
Demikian juga bagi pendidik dan tenaga kependidikan (guru/staf) kegiatan ini sangat baik dan mendukung untuk menyadarkan kembali bahwa pembentukan karakter adalah lebih utama dari sekedar ilmu dan angka yang dihasilkan dalam proses pembelajaran yang bukan sekedar "
tranfer of knowledge" namun juga
"transfer of integrity, taste, attitude, sense and morality". Untuk ini semua tidak mungkin tercapai dan diperoleh hasil yang optimal jika guru/staf tidak mau berubah, tidak mau koreksi dan memperbaiki diri. Bagi mereka yang selama ini sudah mempunyai kondite
"BAIK" inilah kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman, bagi yang konditenya masih
"NAIK TURUN" inilah saat membuat strategi agar lebih stabil naiknya, dan bagi yang kondite
"BURUK" inilah saatnya untuk belajar pada mereka yang lebih baik. Kita tidak berfikir hanya sekedar mencari dan mendapat
PREDIKAT BAIK, namun lebih kepada
KEBUTUHAN untuk menjadi baik dalam arti sesungguhnya, karena sebenarnya kita baik atau buruk akan nyata terlihat dan teruji oleh waktu, yang tidak dapat dibuat-buat atau dimanipulasi oleh manisnya kata dan pandainya bersandiwara.
Oleh karena itu mungkin beberapa hal berikut bisa menjadi
landasan untuk memulai, menjaga dan mengoptimalisasi
peran masing-masing pribadi sebagai insan yang bergerak dalam pendidikan baik sebagai pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), diantaranya :
- Disiplin, dengan dimulainya kegiatan sebelum pukul 07.00 (bahkan mulai pukul 06.45 bagi yang bertugas salaman pagi), maka kita harus berupaya untuk bisa hadir lebih pagi dari biasanya. Merubah kebiasaan buruk (tidak disiplin) memang susah pada awalnya, merasa terbebani dan terpaksa, namun jika kita melihat mereka yang rumahnya jauh di Bantul Yogyakarta saja bisa hadir pagi (berangkat dari rumah jam 04.00), maka yang rumahnya tidak terlalu jauh tentu tidak banyak kendala untuk bisa hadir lebih pagi, kuncinya adalah kesadaran diri untuk merubah kebiasaan, mengatur waktu, mengelola kegiatan pagi.
- Perhatian, kehadiran dan keberadaan kita saat menyalami siswa, mendampingi mereka berdoa, menyanyikan lagu kebangsaan bersama-sama serta menemani saat mereka membaca buku literasi akan sangat berdampak pada penumbuhan disiplin, rasa hormat dan rasa aman pada siswa, bahwa guru mereka peduli dan merasa diperhatikan, disambut dan diterima dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
- Keteladanan, inilah yang paling utama, belajar dari guru yang konsisten menjaga diri dan layak diteladani akan jauh lebih berkesan, lebih mendalam dan lebih menyenangkan daripada yang hanya bisa memerintah, menyuruh dan memaksa dengan berbagai ancaman. Inilah kunci pembentukan karakter siswa bahwa mereka belajar pada "keteladanan" dari gurunya.
- Kebersamaan, dengan gotong royong kehidupan sosial di sekolah akan lebih terasa mudah, nyaman dan menyenangkan. Sehebat apapun kita, kita tak bisa hidup sendiri, suatu saat pasti butuh orang lain. Inilah saatnya untuk saling berbagi, bagi yang lebih kita bisa berbagi kepada yang membutuhkan demikian juga sebaliknya.
- Kepedulian, tanpa kepedulian maka tak akan pernah terpanggil hati dan jiwanya untuk sebuah kebaikan yang pasti banyak hambatan dan tantangan. Karena sesungguhnya hanya mereka yang peduli yang bisa diajak kompromi, yang mampu bersinergi dan yang siap berkarya meraih prestasi untuk kemajuan institusi.
Sudah pasti akan ada perbedaan cara pandang dan pola pikir terhadap kegiatan ini, mungkin sebagian besar akan menerima dengan suka cita dan mendukung dengan segenap daya upaya, inilah yang sangat diharapkan. Namun jika ada yang
pesimis, apatis dan skeptis sehingga berat untuk menjalani ini juga wajar adanya sebagai sebuah proses menuju perbaikan.
Akhirnya program PPK yang berfokus pada pembentukan karakter siswa ini akan sangat bergantung pada karakter kita, guru mereka.
Jangan berharap siswa disiplin jika kita tidak disiplin lebih dahulu,
jangan berharap siswa yang jujur berintegritas jika kita tidak menjadikan diri kita jujur berintegritas, dan
jangan heran jika mereka tidak ber-etika, sopan santun dan tata krama jika kita tidak mampu memberi keteladanan dalam bersikap, berperilaku dan berinteraksi dalam dunia sosial mereka.
Mari kita sambut bersama karunia Alloh Yang Maha Kuasa, yang telah mentakdirkan SMPN 2 Kepil sebagai sekolah percontohan (pilot project) program Penguatan Pendidikan Karakter agar bisa menghasilkan siswa-siswi yang berpikir maju, berwawasan luas, prestasi hebat dan berkarakter kuat sebagai calon pemimpin masa depan, insya-Alloh. Selamat bertugas, selamat berkarya, semoga sukses.